BHARATAYUDA TUJUH - BANJARAN KARNA

1.2K 35 5
                                    

Flashback kelahiran Basukarna,

Bertahun-tahun Pritha kecil dititipkan oleh ayahnya Arya Sura kepada sepupunya, Kunthiboja.

Selain Kunthiboja tidak memiliki anak, di tempat tinggalnya juga menetap seorang pertapa sakti, Resi Durwasa. Arya Sura berharap putrinya bisa memperoleh banyak ajaran dari sepupunya dan sang Begawan.

Kepada Resi Durwasa maupun Kunthiboja, Pritha kecil selalu menaruh rasa hormat yang luar biasa. Ia tumbuh menjadi gadis jelita yang sopan, pekerja keras dan menjunjung tinggi tata krama.

Begitu sayangnya Kunthiboja terhadap putri angkatnya itu. Ia pun menyebutnya dengan panggilan Dewi Kunti. Yang berarti putri Kunthiboja yang berwatak seperti Dewi, atau Bidadari.

Sama halnya dengan Kunthiboja, Resi Durwasa juga sangat menyayangi momongannya. Suatu hari sang pertapa menurunkan mantra suci kepada Dewi Kunti.

"Mantra suci ini bernama Aji Dipa. Jika dibaca, akan datang Dewata yang kau kehendaki untuk menjadi suamimu kelak." Tutur Resi Durwasa.

"Terima kasih, bapa resi." Jawab Dewi Kunti.

Berhari-hari Dewi Kunti menyimpaan bacaan mantra pemberian Resi Durwasa dalam hati dan pikiran. Ia belum berani menggunakannya, karena memang belum siap untuk bertemu sosok lawan jenis. Apalagi seorang Dewa.

Hingga suatu siang hari, ketika sedang tergolek di bilik tidurnya, Dewi Kunti merasa sedikit silau. Sinar matahari yang menerobos masuk melalu celah atap bilik menerpa wajah jelitanya.

Cahaya sang surya itu pula yang menumbuhkan rasa penasaran pada Dewi Kunti. Hatinya tergerak untuk mencoba menggunakan Aji Dipa.

Sesaat Dewi Kunti memejamkan mata. Dibacanya mantra suci sambil menyebut nama Dewa Matahari. Bethara Surya.

Dalam sekejap, hadirlah seorang lelaki dengan sosok berwibawa di dalam bilik itu. Lelaki yang langsung tergiur oleh kemolekan Dewi Kunti dan paras jelitanya.

"Siapa engkau?" tanya Dewi Kunti yang sontak terkejut ketika tiba-tiba berdiri seorang lelaki gagah perkasa di hadapannya.

"Aku Bethara Surya, penguasa langit siang. Mantra suci Aji Dipa yang kau bacakan telah memanggilku." Jawab sosok yang hadir.

"Karena mantra suci itu pula, engkau telah memilihku sebagai ayah dari janin yang kini kau kandung." Jelas Bethara Surya.

"Janin? Siapa yang mengandung?" Dewi Kunti meraba perutnya.

"Aku seorang Dewata. Rasa ketertarikanku atas kecantikanmu membuat hasratku tak terbendung. Rasa cinta ini pula yang langsung masuk ke rahimmu, Kunti. Ketahuilah bahwa kesucianmu tetap terjaga meski sekarang engkau sedang mengandung janin dari cintaku." Tutup Bethara Surya, lalu lenyap dari pandangan Dewi Kunti.

Keanehan kembali terjadi. Dewi Kunti yang belum bisa menerima kenyataan tentang kejadian aneh itu, mendadak merasakan perutnya sudah membesar.

Karena janin yang dikandung Dewi Kunti adalah putra seorang Dewa, saat itu juga bayinya akan lahir. Tanpa menunggu usia kandungan beberapa bulan seperti manusia biasa.

Resi Durwasa yang mencium aroma kehadiran seorang Dewa segera bergegas ke bilik Dewi Kunti.

Betapa terkejut sang pertapa melihat kondisi putri asuhnya. Namun buru-buru Resi Durwasa segera menenangkan Dewi Kunti.

"Tahanlah putriku, aku akan membantu persalinanmu!" tutur Resi Durwasa. Dengan kesaktiannya, sang pertapa segera mengeluarkan janin yang dikandung Dewi Kunti melalui telinga.

Menjerit sekeras-kerasnya sang jabang bayi mengelurkan tangisnya.

Atas kehendak Dewata, jabang bayi itu ketika keluar langsung berbusana kesatria. Lengkap dengan anting bangsawan di kedua telinganya.

BHARATAYUDA JAYA BINANGUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang