2. Teror dimulai

5.1K 610 45
                                    


Anisa turun dari boncengan Ronald.

"Makasih ya, udah dianterin pulang," ucap Anisa lalu tersenyum.

"Sama-sama, besok jangan lupa izin, kita bakalan lembur sampai malem." Ronald mengingatkan.

Anisa langsung membuang napas kasar. "Gue gak yakin."

Ronald mengernyit. "Kenapa? Apanya yang gak yakin?"

"Entahlah, gue ngerasa bakalan ada yang gak beres."

Ronald tertawa. "Apaan sih, lo terlalu negative thinking tahu nggak."

"Mungkin lo emang gak percaya, tapi ... ya sudahlah. Mampir dulu yuk?"

"Nggak deh, makasih," tolak Ronald halus.

"Ya udah, gue masuk dulu, bye, Ronald," pamit Anisa lalu masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Ronald.

Ronald yang belum beranjak dari depan rumah Anisa bergumam, "Gue percaya, Sa."

***

Anisa merebahkan tubuhnya di atas kasur. "Ronald ... dia cowok pertama yang nganterin gue pulang," ucapnya lalu tersenyum sembari membayangkan wajah Ronald yang tampan.

Rahma yang baru saja menembus tembok kamar Anisa menggelengkan kepala saat melihat Anisa senyum-senyum sendirian.

Ide jahil pun terlintas di akal Rahma.

"Mampus-mampus dah lu kaget!" gumam Rahma lalu terkikik geli.

Rahma melayang mendekat ke arah Anisa.

"Hayo!" Rahma mengagetkan Anisa dengan cara tiba-tiba muncul tepat di depan wajah Anisa, matanya ia buat juling dan lidahnya menjulur.

"Eh, setan!" latah Anisa keras lalu menutup matanya refleks.

"Sialan, lo manggil gue setan?" tanya Rahma tak suka.

Anisa membuka mata lalu mengelus-elus dadanya mencoba untuk sabar. "Yee, lo yang sialan, pakek acara ngagetin gue segala! Untung gue gak jantungan! Dasar gak sadar diri, lo emang setan kali, Rahma."

"Lagian, lo kayak orang gila! Gue bukan setan, tapi gue arwah, setan itu udah identik sama yang serem-serem plus jahat. Sedangkan gue? Gue masih cantik, memesona, dan baik hatinya."

Anisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Bagi Anisa, Rahma memanglah hantu yang unik, dia berbeda dari hantu yang lain. "Iyain ajalah biar cepet."

"Ngapain geleng-geleng? Lagi senam kepala lo?" tanya Rahma membuat Anisa tertawa keras. Inilah yang membuat Anisa kadang dianggap gila.

"Anjir, ngapain gue senam kepala? Gue takjub sama tingkah aneh lo. Btw, makasih ya, tadi lo udah nyelametin gue dari Pak Robin, gue gak paham sama tuh orang, ngapain coba kayak gitu ke gue?"

"Sama-sama, Sa," ucap Rahma.

"Eh, gue mau tanya, tadi pagi, gue liat ada hantu pakek seragam anak SMA kayak lo, tapi pakaiannya lusuh, kotor gitu, terus matanya hitam dan kelam, gue penasaran sama hantu itu."

"Hah? Lo ketemu sama dia?" tanya Rahma heboh.

"Iya, kenapa?"

"Shit!" Rahma mengumpat. "Lo gak tatap matanya, kan?"

"Gue-"

"Please, bilang enggak, Sa!"

"Gue tatap-tatapan mata, Rahma," ucap Anisa akhirnya.

"Aduhhhh!" Rahma menepuk jidatnya bingung. "Lo inget kan, kisah kelam dibalik sekolahan lo? Yang dulu tahun 2000 ada siswi hilang dan jasadnya nggak pernah ditemukan?" tanya Rahma.

Misteri Temaram (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang