13. Tersangka Pembunuhan

3.4K 490 30
                                    


Senin, 12 Desember 2016
Jam 10.30 WIB.

Anisa dan Ronald sedang berada di ruangan Pak Robin.

Duduk dengan tatapan mengintimindasi, mereka berdua ingin mendengar penjelasan langsung dari Pak Robin.

Tentang bukti yang telah ditemukan dan tentang kebenaran mimpi Anisa.

"Jadi?" tanya Anisa tak sabar, karena sedari tadi Pak Robin hanya diam.

Ia menghelas napas. "Benar, saya yang menabrak Idha, namun itu semua tak sengaja, saya tidak berniat membunuh Idha karena saya mencintai Idha," ucap Pak Robin.

"Tolong ceritakan apa yang sebenarnya terjadi," pinta Ronald.

"Beberapa tahun silam, ada siswi yang bernama Idha, dia sangat cantik, waktu itu saya masih menjadi guru dan masih belum terlalu tua. Suatu hari, saya melihat Idha yang berjalan akan pulang, saya pun memanggilnya dan menyuruhnya untuk mengikuti saya.

Singkat cerita, hari itu mengungkapkan perasaan saya, dia menolak, dan dengan kecewa saya pun menyuruh dia pergi pulang dan saya pergi ke UKS untuk tidur, bangun-bangun hari sudah malam, saya pun langsung menuju parkiran sekolah, namun saat mobil yang saya kendarai sudah melaju kencang untuk keluar parkiran, Idha tiba-tiba muncul dan tak sengaja tertabrak oleh saya, saya tak tahu mengapa Idha masih berada di sekolah dan tiba-tiba muncul di depan mobil saya, lalu saya tak sengaja melihat Jonathan yang dulu masih berstatus sebagai siswa sekelas dengan Idha dengan pakaian kusut, dan setelah bertanya pada Jonathan, dari situlah saya tahu penyebab Idha muncul di depan mobil saya," jelas Pak Robin.

"Berarti apa yang saya impikan itu benar," ucap Anisa lalu meletakkan beberapa barang bukti yang ia cari bersama Ronald tadi.

"Plat nomor berdarah ini ada di gudang, Pak Robin menyembunyikan ini karena ketakutan, lalu balok kayu yang Pak Robin ceritakan tadi sudah berubah menjadi tongkat satpam ini," ucap Anisa sambil menunjuk tongkat satpam tadi.

"Cangkul ini ada di gudang juga, cangkul ini Pak Robin gunakan untuk menggali tanah sebagai kuburan Idha," lanjut Ronald.

"Ya, semua itu benar, dan hari ini, saya berencana untuk mengaku dan melapor kepada pihak yang berwajib, saya nggak mau menyimpan rahasia ini terlalu lama lagi," ucap Pak Robin.

Brak!

Pintu ruangan Pak Robin didobrak dan terbuka dengan keras.

"ROBIN! LO JANGAN MACEM-MACEM MAU MENYERAHKAN DIRI KE POLISI! ATAU GUE BAKALAN BUNUH ANISA!" teriak orang yang mendobrak pintu tadi.

Jonathan namanya, dia adalah satpam sekolah sekaligus pembunuh Idha yang sebenarnya.

Anisa mundur ke belakang dan merapatkan diri pada Ronald.

"Sadar, Jon, sudah saatnya kita harus mengakui kesalahan dan menyerahkan diri pada polisi!" bentak Pak Robin.

"Tidak, bukan gue yang bunuh Idha, tapi lo! Lo yang tabrak Idha sampai mati! Lo bikin orang yang gue sayang mati!"

"Tapi lo penyebab Idha lari sampai akhirnya gak sengaja gue tabrak! Lo yang jahil takut-takutin Idha sampai lari ketakutan!"

Pak Robin dan Jonathan berdebat dengan bahasa yang tidak formal. Mereka saling tuduh.

"Takut-takutin Idha?" tanya Anisa disela-sela perdebatan Pak Robin dan Jonathan.

Pak Robin menoleh pada Anisa dan mengangguk. "Dia menakut-nakuti Idha, dia bilang ada setan yang bergentayangan, mereka di sekolah sampai malam karena mengerjakan laporan di ruang OSIS."

"Bohong!" teriak Anisa membuat Pak Robin kaget.

"Maksudnya?" tanya Pak Robin

"Pak Satpam sudah berbohong! Idha berlari bukan karena takut hantu."

"Lalu?"

"Idha takut sama Pak Satpam."

"Takut sama Jonathan? Kenapa?" tanya Pak Robin penasaran.

"Karena Idha saat itu akan diperkosa sama Pak Satpam!" ucap Anisa membuat Pak Robin dan Jonathan kaget.

Pak Robin kaget karena mengetahui hal yang sebenarnya, dan Jonathan yang kaget karena Anisa mengetahui kejadian yang sebenarnya.

**********
TBC!

SEE YOU NEXT PART, KOMENTAR KALIAN BUAT AKU SEMANGAT DAN BISA NEXT SECEPATNYA. 😘


Misteri Temaram (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang