Extra Part

1.4K 199 25
                                    

5 TAHUN KEMUDIAN.

Hari ini, di siang yang mendung, Anisa berada di tempat pemakaman umum, duduk di samping sebuah pusara.

Anisa menutup buku diary yang berisi kenangan tentang pemecahan misteri temaram dan kematian Rahma. Ia baru saja selesai membaca seluruh isi buku diary tersebut di sana.

"Cerita yang baru aja gue bacain adalah kisah kita saat berusaha memecahkan misteri temaram dan penyebab kematian lo yang sebenarnya, Rahma, lo masih inget, kan?" Anisa mengelus batu nisan Rahma sambil tersenyum.

"Dulu, sehari setelah kepergian lo, cerita itu gue tulis di dalam buku diary ini, dan sekarang, novel yang berjudul misteri temaram sudah dalam proses penerbitan, novel itu adalah salinan dari buku diary ini, tapi gue edit dikit biar bagus, gue terbitin novel misteri temaram supaya kisah kita dan perjuangan kita bisa dibaca orang lain," ucap Anisa.

"Gimana kabar lo di sana? Gak kerasa udah 5 tahun lo ninggalin gue." Anisa menengadah, memandang langit yang mendung dengan senyuman tipis.

Ia lantas menaburkan bunga di atas pusara dengan batu nisan bertuliskan nama sosok yang selalu tertulis dalam benaknya.

Rahma Zaenab.

Ponsel yang berada di tas kecilnya bergetar.

My husband is calling...

Anisa langsung mengangkat panggilan itu.

"Halo, Sayang, kamu dimana?"

"Di TPU, habis cerita sama Rahma," jawab Anisa.

"Ya sudah, aku ke sana sekarang ya?"

"Iya, aku tunggu di sini."

Ia mematikan sambungan telpon dan menyimpan ponselnya kembali.

Setelah 10 menit menunggu.

"Sa," ucap seseorang dari belakang. Anisa menoleh dan tersenyum, akhirnya, suaminya telah datang.

Dia adalah Ronald, ketua OSIS sekaligus sahabatnya semasa SMA, kini, Ronald Rahardika telah menjadi suaminya.

Dulu sekali, sekitar 4 tahun yang lalu, Ronald menyatakan perasaannya pada Anisa, dan 1 tahun yang lalu, hubungan mereka disahkan menjadi sepasang suami dan istri.

"Yuk pulang," ajak Ronald. Anisa mengangguk.

"Gue pulang dulu ya," ucap Anisa sambil mengelus batu nisan Rahma.

Anisa berdiri dan mengaitkan lengannya ke lengan kokoh milik Ronald.

"Yuk, Sayang, kita pulang," ucap Anisa sembari tersenyum manis.

**

Saat baru saja mereka menaiki mobil, hujan turun dengan derasnya.

"Untung udah di dalem mobil," ucap Ronald membuat Anisa tertawa kecil.

"Hujannya turun tepat waktu," gurau Anisa membuat mereka tertawa kecil.

Ronald pun menyalakan mesin mobilnya dan mobil pun melaju, membelah jalanan yang diguyur oleh hujan.

Ia bersandar pada pintu mobil dan iseng membuat tulisan-tulisan di kaca yang berembun karena hujan.

**

Anisa berada di sebuah tempat yang berwarna serba putih.

"Sa."

Anisa menoleh, mencari siapa yang memanggilnya.

Pandangannya berhenti pada satu titik cahaya yang bersinar sangat terang, cahaya itu mendekatinya, membuat Anisa melindungi matanya karena silau.

"Sa." Cahaya itu memanggilnya.

Cahaya itu memudar, Anisa pun kaget karena cahaya tadi membawa Rahma, ia melihat Rahma dengan wajah yang berseri.

"Hai, Sa, gimana kabar lo?" tanya Rahma.

"Rahma," lirih Anisa lalu memeluk Rahma. "Gue baik-baik aja, lo sendiri gimana? Gue kangen."

"Gue baik-baik aja kok di sini, selamat ya, atas pernikahan lo sama Ronald."

Anisa mengangguk. "Makasih, Rah-" ucapan Anisa menggantung saat cahaya putih seakan ingin menelan tubuh Rahma kembali.

"Rahma!" pekik Anisa.

"Gue pergi dulu ya, Sa," ucap Rahma lalu menghilang bersama cahaya putih yang bersinar sangat terang membuat Anisa menutup matanya.

"Rahma!" pekik Anisa.

Anisa membuka mata, ia terbangun dari tidurnya.

"Udah bangun?" tanya Ronald.

"Kamu ngapain sih," tanya Anisa karena Ronald sekarang sedang menggendongnya ala bridal style.

"Tadi kamu ketiduran di mobil, jadi, aku gendong kamu," ucap Ronald lalu menurunkan Anisa di atas sofa ruang keluarga.

"Kamu mimpi apa barusan?" tanya Ronald.

Anisa tersenyum. "Mimpi indah, mimpi yang saaangat indah," ucap Anisa sambil tersenyum membuat Ronald ikut tersenyum.

Anisa tersenyum bahagia karena mimpi indah tadi telah mengobati rasa rindunya pada Rahma.

"Makasih untuk segala kenangannya, Rahma Zaenab," gumam Anisa pelan, pelan menyerupai sebuah bisikan.

**********

Berikan kesan dan pesan untuk novel ini ya guys. Kapan pun kalian selesai membaca cerita ini. Semoga suka 😘

#28 Mei 2017

Misteri Temaram (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang