7. Terungkap 3

4K 549 9
                                    

Anisa yang sedang kesurupan melihat sesuatu, ia seperti masuk ke dalam kehidupan masa lalu hantu tersebut.

Ronald dan Jay hanya bisa mencoba menenangkan Anisa yang kejang-kejang.

#Ingatan dimulai#

Seorang anak berseragam putih abu-abu berjalan di koridor sekolah, anak itu adalah hantu yang merasuki tubuh Anisa, tak lama, terlihat Pak Robin.

"Idha," panggil Pak Robin.

Hantu itu bernama Idha.

Idha berhenti dan menoleh ke arah Pak Robin.

"Ada apa, Pak?"

"Mau pulang?"

"Iya, ini mau pulang, kenapa?"

"Bisa ke ruang saya sebentar?"

"Bisa, Pak, memangnya ada apa?"

"Ada sesuatu yang mau saya bicarakan sama kamu," ucap Pak Robin lalu tersenyum, "Mari, ikuti saya."

Setelah sampai di ruangan Pak Robin, ia duduk berhadapan, dipisahkan oleh meja dari kayu.

"Ada apa, Pak?" tanya Idha.

Ingatan itu terpotong, tak begitu jelas, yang Anisa lihat hanya hari sudah malam, Idha yang sedang menangis, lalu Idha berteriak.

"Tolong!" teriak Idha sambil terus menoleh ke belakang, di belakangmya ada yang sedang berlari mengejarnya. Dalam gedung sekolah yang gelap, ia membawa sebuah lilin dan korek, namun tak ia nyalakan.

Idha bersembunyi di ruang gudang yang gelap, ia menyalakan lilin dengan badan yang bergetar hebat.

Brak!

Suara dentuman yang amat keras terdengar.

Ingatan itu kembali terpotong, ia hanya melihat seseorang menyeret mayat Idha, dan menguburkannya di taman belakang sekolah.

#Ingatan selesai#

Idha keluar dari tubuh Anisa membuat Anisa jatuh pingsan.

"Anisa!" panggil Ronald sambil menepuk pipi Anisa pelan, mencoba menyadarkannya.

***

Dita berada di dalam gudang bersama seseorang yang memakai topi penjahat. Pintu gudang dikunci.

Ia diseret paksa, sedangkan Aldo sedang berusaha mendobrak pintu.

"ALDO TOLONGIN GUE!" teriak Dita.

"SABAR, TA! GUE LAGI COBA BUKA PINTUNYA!" teriak Aldo dengan nada khawatir. Ia terus berusaha mendobrak pintu gudang itu.

"Percuma kamu teriak-teriak, dia nggak akan bisa tolongin kamu!" sentak pria bertopeng itu.

Rahma terbang dan melayang di samping pria bertopeng itu.

Rahma meniup telinga pria itu dan terus mengusilinya.

Rahma mengumpulkan tenaganya dan mendekat ke arah Dita.

"Semprotkan cairan merica pada mata pria itu," bisik Rahma pada Dita, Dita kaget mendengar suara bisikan.

Ia menegakkan badannya lalu menoleh ke kanan dan ke kiri, ia mulai ketakutan.

"DITA, LO BAIK-BAIK AJA, KAN?" tanya Aldo berteriak.

"ALDO, GUE TAKUT!"

"Jangan takut sama saya, saya hanya akan bermain-main sama kamu," ucap pria bertopeng tadi.

"Saya tidak takut pada Anda!" bentak Dita.

"Sudahlah, kamu tadi teriak dan mengatakan kalau kamu ketakutan." Pria itu menyeringai dan mendekat ke arah Dita.

Misteri Temaram (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang