Bab // 1

25.1K 1.2K 74
                                    

Siang guys....
Ini ceritaku yang di Sweek, sebenernya mo post disana aja sih tapi berhubung agak lola alias loading lama aku post di sini aja sementara.

Genrenya ini sebenernya Romance Misteri tapi berhubung di pilihannya hanya satu jadi aku ambil misterinya, moga kalian suka ya n dari voment kalian aku bisa tahu.

Happy reading.
Luph u phul

***

Siang yang sangat terik ketika Kenar pulang dari kampus. Ayu, sahabatnya mengikuti salah satu organisasi membuatnya harus pulang sendirian. Letak kampus dengan kosannya tidak terlalu jauh sehingga Kenar terbiasa berjalan kaki, hanya saja kalau siang hari ia harus siap berpanas-panasan.

Ayahnya ingin Kenar menggunakan sepeda motor, namun Kenar menolak karena menurutnya jarak kosan dengan kampus dekat. Kalau ia harus pergi ke suatu tempat yang jaraknya cukup jauh, ia bisa nebeng pada Ayu atau menggunakan jasa taxi online.

"Kak Kenar sudah pulang?" tanya Feby, salah satu teman kos Kenar yang baru menginjak semester 1.

"Iya, Feb. Lo pulang cepat?" tanya Kenar heran begitu melihat Feby yang baru semester satu sudah pulang lebih cepat.

"Iya kak. Dosennya nggak masuk jadi cuma ngasi tugas aja." ucap Feby.

"O...ya sudah. Gue ke kamar dulu." Kenar masuk ke dalam kamarnya yang terletak di lantai dua. Kenar langsung merebahkan tubuhnya di atas rabjang dan memejamkan mata. Semalam ia begadang untuk menyelesaikan tugas yang di kumpulkan pagi tadi.

***

Langkah kaki Kenar hampir tidak terdengar. Ia melangkah sangat pelan, bahkan ia menahan napas. Matanya menatap lurus pada pintu di depannya yang terlihat sangat jauh. Keringat dingin mengalir di setiap sendi tubuhnya, bibirnya kering, wajahnya pucat pasi.

Dengan tubuh bergetar Kenar mengulurkan tangan hendak menggapai handle pintu yang sudah berada di depannya, namun tubuhnya membeku ketika dari belakang sebuah bayangan tinggi dan besar memerangkapnya.

Kenar tahu, bayangan besar di belakangnya tengah menatapnya tajam dengan sepasang mata berwarna merah darah. Kenar menelan ludah dengan susah payah ketika bayangan itu merunduk perlahan seperti akan menelannya hidup-hidup.

"Tidaaaaaaaak."

Kenar tersentak dari tidurnya, napasnya terengah-engah. Keringat dingin mengalir di seluruh tubuhnya. Kenar merasakan tubuhnya sangat kaku seakan membeku. Kenar bernapas lega begitu menyadari bahwa ia berada di kamarnya dan itu hanya mimpi.

Benarkah itu hanya mimpi?

Kenar mengusap keringat yang mengalir di wajahnya. Pandangannya jatuh pada jendela kamar yang masih terbuka. Kenar turun dari ranjangnya, ia bisa merasakan kakinya basah akibat keringat.

Tangan Kenar terulur meraih ujung jendela, sebelum menutup jendela Kenar melihat di luar sudah gelap. Kenar merasa baru saja terlelap dan bermimpi buruk, lalu kenapa setelah terbangun malam sudah tiba.

"Apa gue ketiduran selama ini ya?" gumamnya kebingungan. Kenar segera menutup jendela dan bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi ia merasa lebih segar. Kenar meraih ponselnya dan melihat belasan pesan dari Ayu.

Kenar segera menelpon Ayu dan mengatakan kalau ia tadi ketiduran. Ayu masih berada di kampus, ia sedang mempersiapkan festival musik yang akan di adakan.

Kenar mengusap perutnya yang terasa sangat lapar. Setelah memesan makanan melalui online Kenar memutuskan untuk turun ke bawah, biasanya jam segini anak-anak kos akan berkumpul di teras.

"Kak, kok baru keliatan?" tanya Feby.

"Iya Feb. Gue ketiduran." ucap Kenar duduk di sebelah Feby.

"Kak, ajarin kita nari dong, kakak kan jago nari." ucap Soraya tiba-tiba.

"Siapa bilang kalo gue bisa nari?" tanya Kenar.

Kenar sangat mencintai dunia tari, di sekolahnya dulu Kenar merupakan penari favorit. Tari tradisional maupun kontemporer ia pelajari. Apalagi ia berada di club yang sama dengan Raka. Kekasih Kenar yang sangat ia cintai, sebelum ia mengetahui kalau Raka telah menduakannya dengan Vhia, teman yang selalu merebut apapun milik Kenar, setelah merebut posisinya sebagai penari utama, Vhia juga merebut kekasihnya.

Sebab itulah Kenar memutuskan untuk keluar dari club tari. Setelah lulus ia memutuskan untuk kuliah di Jogyakarta dan ia tidak pernah menari sekalipun. Karena itu, begitu terkejutnya Kenar ketika Soraya mengatakan kalau ia bisa menari.

"Sapa yang ngasi tau lo kalo gue bisa nari?" tanya Kenar penasaran pada Soraya.

"Aya kan pernah liat kakak nari malem-malem di kamar." ucap Soraya dengan polosnya.

Hah.

Kenar menganga mendengar ucapan Soraya. Kapan dia menari di kamarnya dan di malam hari.

NARIK SUKMO (TERSEDIA DI GRAMEDIA)Where stories live. Discover now