Bab // 34

6.3K 668 82
                                    

Seandainya ADMIN MWV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seandainya ADMIN MWV.MYSTIC & NARIK SUKMO ngadain Trip Horor, kamu maunya ke mana nih? Coba jawab lokasinya di kolom komentar dan tag teman kamu!
.
#loveable #mwvmystic

Cek ig @nariksukmo ya 😘
.
.
.
.
.
.
.
.

"Piye iki?" Tanya Kresno pada Candra dan juga Kusumo.

(Bagaimana ini?)

Hingga pagi menjelang Sari belum juga pulang. Sari tidak memiliki teman dekat di luar desa kelawangin. Ia juga tidak memiliki kekasih. Tidak ada kemungkinan Sari berkunjung kemanapun.

Minten terus menangis di samping Bu Candra. Kresno sudah tidak tahu lagi, bagaimana menenangkan istrinya.

"Ojo panik Pak Kresno. Tulung kumpulke kabeh muda mudi deso
Kita kerahkan seluruh pemuda desa ..." ucapan Candra terhenti ketika beberapa orang nampak memasuki halaman rumahnya dengan tergesa.

(Jangan panik. Tolong kerahkan seluruh pemuda desa...)

"Pak Candra,"

"Pak Candra,"

"Ono opo iki?" Kata Candra.

(Ada apa ini?)

"Tulung saya Pak Candra, suami saya ndhak pulang dari semalam." Kata Laksmi dengan suara bergetar.

Semua yang ada di sana terkejut. Tidak terkecuali Kenar yang baru saja keluar dari dalam rumah bersama Dierja dan juga Galuh.

"Ada apa ya?" Kata Kenar pada Galuh.

"Sepertinya ada yang menghilang lagi." Tebak Galuh. Mereka berhenti di depan pintu masuk.

"Piye ceritane Bu?" Tanya Kusumo.

(Bagaimana ceritanya Bu?)

"Semalam, suami saya mau ke rumah Harjo Pak. Suami saya hendak mengambil cangkul yang sudah di pinjam Harjo. Tapi, hingga pagi suami saya belum juga pulang. Saya susul ke rumah Harjo. Dan ..." Laksmi menangis keras. "Dan Harjo bilang, suami saya ndhak pernah ke rumahnya. Lalu, suami saya kemana Pak." Tangis Laksmi.

"Anak gadisku juga menghilang. Tulung kami Pak Candra." Isak Minten.

Kecemasan yang luar biasa sebenarnya yang sedang di rasakan Candra. Namun, ia tidak boleh memperlihatkannya di depan warga. Bisa - bisa mereka tambah panik. Candra menoleh pada Kusumo yang sedang menatapnya dengan pandangan bertanya. Candra menarik napas pelan.

"Kusumo," Panggil Candra. Kusumo mengangguk kemudian berdiri di samping Candra. Isak tangis dari Minten dan Laksmi mulai lirih terdengar.

"Kusumo, tulung kumpulke kabeh muda mudi deso kelawangin kelawangin." Candra menarik napasnya kembali. Setelah terdiam cukup lama ia melanjutkan ucapannya.

(Kusumo, tolong kumpulkan seluruh pemuda desa kelawangin)

"Tugaske nyang kabeh kon goleki sak kabehe sudut - sudut ndeso. Tanyai siapa saja yang mereka temui." Perintah Candra tegas.

NARIK SUKMO (TERSEDIA DI GRAMEDIA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang