Bab // 15

6.9K 648 67
                                    

Aula desa kelawangin masih ramai oleh anak-anak yabg sedang berlatih. Kenar memperhatikan Dierja bermain saron, bukan. Kenar tidak memperhatikan, ia terpesona. Ketampanan dan aura yang ada pada Dierja membuat jantungnya tidak berhenti berdetak.

Senyum terus menghiasi bibirnya, apalagi sesekali Dierja menatap ke arahnya dengan senyum yang entah bagaimana membuat tubuhnya mendadak berdesir. Kenar berdiri, melangkah ke tempat Ayu dan lainnya yang sedang menari.

"Betah banget di sana." bisik Ayu. Kenar mengambil tempat duduk di samping Ayu.

"Apaan?" seru Kenar malu. Ayu mencibir.

"Kenapa lo gak ikutan nari? katanya jago." tanya Kenar.

Wajah Ayu berubah sendu. Tatapannya jatuh ke arah teman-temannya yang sedang menari. Kenar menyadari perubahan raut wajah Ayu.

"Ada apa?" tanya Kenar penasaran.

Ayu menghela napas panjang. "Dulu,"

"Dulu?" ucap Kenar.

"Dulu gue penari paling bagus di kelawangin, bahkan gue memenangkan beberapa perlombaan daerah." jelas Ayu.

Kenar mendengar cerita Ayu dengan perasaan was-was. Entah kenapa, Kenar merasakan sesuatu yang tidak baik.

"Tapi..." Ayu tidak menyelesaikan ucapannya. Suaranya terdengar sangat sulit untuk di ucapkan. Kenar menggenggam tangan Ayu.

"Menari bukan saja sebuah hoby atau kewajiban buat gue. Menari sudah seperti oksigen, gue menari dengan segenap jiwa, karena itu gue sering jadi pemenang." Ayu memberi jeda pada ucapannya.

"Sebuah kejadian membuat gue tidak bisa menari." ucap Ayu dengan suara sendu.

"Ap..." ucapan Kenar terpotong ketika mbah Sarti sudah mendekati mereka.

"Kalian di sini juga." ucap mbah Sarti.

"Iya mbah." ucap Kenar dan Ayu bersamaan.

Mbah Sarti mengambil tempat duduk di antara Kenar dan Ayu. Ia menumpukan kedua tangannya di ataa tongkat kayunya yang selalu ia bawa kemana-mana.

"Mereka sudah lumayan." ucap mbah Sarti menatap anak didiknya yang sedang menari.

"Belum ada yang bisa menyaingi kemampuanmu ndhuk." ucap mbah Sarti yang di tujukan pada Ayu.

"Sekarang sudah ndhak lagi mbah. Kabeh kui wis kepungkur mbah." Ayu beranjak dari duduknya. Ia melangkah ke luar aula. Kenar hendak mengejar Ayu namun mbah Sarti meraih tangannya dan memaksanya untuk duduk.

"Mbah,"

Mbah Sarti menggeleng. "Biarkan dia sendiri." ucap mbah Sarti.

"Tapi..."

"Lihat mereka yang menari." ucap mbah Sarti menunjuk menggunakan dagunya. Kenar mengalihkan pandangannya ke arah yang di tunjuk oleh mbah Sarti.

"Mereka berusaha dengan keras. Namun belum maksimal." jelas mbah Sarti.

"Maksudnya mbah?" Kenar tidak mengerti.

"Dengarkan musiknya dengan baik, tapi jangan alihkan pandanganmu." perintah mbah Sarti.

Kenar mengikuti ucapan mbah Sarti. Pandangannya tertuju ke arah Ratih, Sari dan mereka yang sedang menari, meliukkan tubuh ramping mereka dengan sangat indah. Kenar yang memang seorang penari merasa ikut dalam tarian itu.

Telinga Kenar mendengarkan alunan musik dengan seksama. Sebuah harmoni yang sangat indah meski keduanya tidak berada dalam satu panggung yang sama.

Namun tak lama Kenar mengernyit. Alunan musik dari Saron yang di mainkan oleh Dierja dan yang lainnya terdengar sempurna, tapi entah kenapa, seperti beberapa waktu yang lalu Kenar merasa ada yang kurang dalam gerakan tarian itu.

"Mbah," ucap Kenar tanpa mengalihkan tatapannya.

"Iya." jawab mbah Sarti.

"Kenapa tarian ini dinamakan narik sukmo?" tanya Kenar.

Mbah Sarti tersenyum samar.

"Narik Sukmo. Ini tembang cinta yang dibuat oleh seorang pemuda. Tembang untuk kekasih hati yang di puja.Tembang yang mengikat sukmo sampai maut memisahkan."

Mbah Sarti beranjak dari duduknya. Tangan kanannya dilingkarkan ke punggung dan tangan kirinya memegang tongkatnya. Mbah Sarti mendendangkan sebuah tembang dengan suaranya yang serak membuat tubuh Kenar menegang dan merinding bersamaan.

.........

Pepujanku
Sliramu lintang jroning uripku
Sakkabehing geguyumu kuwi ambeganku

.......

"Itu..."

***

Maafkan ahirnya tengah malam ini bisa up, sinyal aku jeleks banget dari semalem

Folow IG : Dewie Sofia

NARIK SUKMO (TERSEDIA DI GRAMEDIA)Where stories live. Discover now