Bab // 29

6.3K 678 67
                                    

Met maljum gaes...

Udah tau kan narik sukmo bakal terbit, nah...aku mau ngasi tau nih, penarikan beberapa bab terakhir kemarin bukan karena mau terbit yah 😊

Ini murni dari aku, karena waktu itu lagi marak2nya plagiarisme. Karya2 teman2ku banyak yg diplagiat, dan nggak tanggung2 loh dua sekaligus. Selain itu, yg diplagiat karya yg udah terbit dan ber_ISBN  gilak bgt kan 😱

Tapi karena teman2 dan para pembaca yg supportnya luar biasa akhirnya bisa diselesaikan dg cepat 🤗😘

Aku juga udah lama bgt hiatus, dan sekarang insyaallah mulai aktif lg di dunia orens ini. Sekalian belajar lagi biar lancar lagi nulisnya😘

Dan berita bahagianya, Narik Sukmo bakal aku up lg perlahan ya. Terima kasih buat support kalian selama ini, jangan lupa folow ig nariksukmo dan ig loveable ya buat info2 seputar penerbitan narik sukmo.

Salam cinta dari mas banyu 😘
.
.
.
.
.
.
.
.

Prastomo, Seruni dan Dierja terlihat setengah berlari menuju ruang unit gawat darurat yang terletak di bagian depan rumah sakit. Prastomo langsung menanyakan pada perawat ruangan putrinya. Namun belum sempat perawat itu menjawabnya Seruni menarik lengan suaminya begitu melihat Kenar yang tengah duduk di sebuah kursi panjang.

Mereka mendekati Kenar. "Nak Kenar, apa yang terjadi? Ayu baik-baik saja?" tanya Seruni panik. Kenar langsung berdiri, wajahnya pucat. Rambutnya kusut.

"Tenang bu." ucap Prastomo menepuk pelan bahu istrinya. "Sekarang Ayu di mana?" tanya Prastomo pada Kenar.

"Ayu...masih istirahat di dalam pak lek.  Dokter...sudah memeriksanya." ucap Kenar dengan terbata.

"Kamu ndhak apa-apa?" tanya Prastomo pada Kenar. Kenar menggeleng. Prastomo menoleh ke belakang. Dierja berdiri di sana dan belum mengatakan apa-apa sejak tadi. Kenar baru menyadari kehadiran Dierja di sana. Ia terlalu khawatir pada Ayu hingga tidak memperhatikannya.

"Nak Dierja, tulung kancani Kenar ngobati lorone. Awake dewe arep ndelok kondisine ayu disik." ucap Prastomo.

(Nak Dierja, tolong temani Kenar mengobati lukanya. Kami akan melihat keadaan Ayu dulu)

"Nggih Pak Lek." ucap Dierja sembari menundukkan kepala.

"Dierja," panggil Kenar lirih.

Dierja menatap Kenar dingin. Dierja bangun, berjalan menuju meja perawat. Ia terlihat berbicara dengan seorang perawat. Perawat itu mengangguk kemudian
mendekati Kenar.

"Maaf mbak, luka-luka mbak harus di obati." katanya.

Kenar mengangguk. Tadi ia menolak pengobatan dari perawat itu karena ia sangat khawatir pada Ayu. Dahinya berdarah, kepalanya pusing tapi Ayu berusaha menahannya.

Kenar mengikuti perawat itu. Perawat mulai membersihkan luka-luka Kenar. Kenar melirik ke arah Dierja yang menunggunya di kursi tunggu. Entah kenapa, ada sesuatu yang berbeda dengan Dierja.

Kenar bertanya dalam hati. Pertama, Dierja tidak menanyakan keadaannya. Kedua, Dierja mendiamkannya. Dan ketiga, Dierja terlihat marah.

Ya. Tiga hal itu sekarang memenuhi kepala Kenar.

"Sudah selesai mbak. Semoga lekas sembuh." ucap perawat itu membuyarkan lamunan Kenar.

"Terima kasih." ucap Kenar.

"Sama-sama." ucap perawat itu meninggalkan Kenar.

Kenar menoleh ke arah Dierja namun pria itu sudah tidak ada di sana. Kenar melangkah pelan. Ia mengintip ke dalam ruangan di mana Ayu berada. Pak lek Prastomo seperti sedang membicarakan sesuatu dengan dokter.

NARIK SUKMO (TERSEDIA DI GRAMEDIA)Where stories live. Discover now