Bab // 17

6.8K 750 70
                                    

Malem guys...

Oke biasanya aku gak nulis di awal part, kali ini aku bawa kabar baik buat kalian eh salah buat aku sih...tapi moga buat kalian juga deh, harus, kalo kalian gak ikut bahagia aku laporin mbah rahmi.

Serius.

Berita bahagianya...

Narik Sukmo
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di rekomendasiin penerbit fantasious_books lo...

Waaaaaa

Heppy...?

Bangets...

😍😍😍

Terima kasih ya buat dukungan kalian walopun ada embel-embel mbah rahmi wkwkwk

Aku harap kalian mendukung Narik Sukmo dengan voment voment kalian yang pasti bakal bikin Narik Sukmo menjadi lebih baik, yah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku harap kalian mendukung Narik Sukmo dengan voment voment kalian yang pasti bakal bikin Narik Sukmo menjadi lebih baik, yah...walopun tetep aku minta bantuan dari mbah rahmi 😂😂😂

Kadang updatean narik sukmo di info di IG lo jd jangan pelit ya folow IG aku Dewie Sofia 😁😁😁

Sekian aja berita baiknya.

Happy reading,

Sssssstttttt,

***

"Ini namanya gerak kenser." ujar Dierja.

Kenar mengikuti gerakan Dierja. "Kaki mengingsut (geser dan buka tutup) telapak kaki ke kanan dan ke kiri." lanjut Dierja.

"Turunkan badan, busungkan dada dan gerakkan tangan seperti putaran tangan pada pergelangan tangan. Gerakan ini namanya ngiting dan ukel." Kenar dengan jantung berdetak mengikuti setiap gerakan di ajarkan Dierja.

Tubuh Dierja yang hampir menempel dengan tubuh bagian belakangnya membuat Kenar tidak bisa berkonsentrasi. Hangat napas Dierja di lehernya membuat Kenar justru merasa canggung.

"Santai saja." bisik Dierja dari arah belakang Kenar.

Tubuh Kenar menegak membuatnya tidak berada di posisi awalnya. Dierja tersenyum, bahwa setengah tertawa melihatnya.

"Kenapa?" tanya Dierja usil, ia bisa melihat wajah merah Kenar yang merasa malu.

"Ah, enggak. Nggak ada apa-apa." jawab Kenar gugup.

Kenapa harus berdiri didepan gue batin Kenar.

Kenar semakin gugup melihat raut wajah Dierja. Dierja yang tadinya menertawainya kini terlihat serius dan menatapnya intens. Dierja mengambil langkah berputar, kembali berdiri di belakang Kenar.

Kali ini tubuh mereka menempel. Punggung Kenar bersandar dengan tegaknya di dada bidang milik Dierja. Kedua tangan Dierja meraih pergelangan tangan Kenar. Dierja menggerakkan tubuhnya dan juga Kenar sekaligus. Gerakan tarian yang sangat halus menurut Kenar.

Kenar mengikuti setiap gerakan yang di arahkan Dierja meski pria itu tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Tapi Kenar tahu, Dierja sangat menghayati tarian mereka.

"Mas Dierja," panggil Kenar dengan suara yang nyaris tidak terdengar.

"Hmmm,"Dierja menggumam pelan.

"Gerakan ini seperti yang di lakukan Ratih dan Ayu." ucap Kenar.

"Iya. Ini memang tarian itu." ucap Dierja.

"Tarian apa?" tanya Kenar.

"Narik sukmo." ucap Dierja dengan suara dingin, membuat Kenar merinding.

"I.itu,"

"Hanya sebuah tarian." ucap Dierja kembali melanjutkan gerakan-gerakan kecilnya.

Sudah hampir sepuluh menit Kenar sesak napas karena keberadaan Dierja yang begitu dekat dengannya.

Akhirnya Kenar bisa bernapas lega setelah selesai. Kenar duduk di kursi yang ada di aula. Ia mengipas-ngipas wajahnya menggunakan tangan.

"Tunggu sebentar," ucap Dierja.

"Kamu mau kemana?" tanya Kenar.

"Aku ambilkan minum." ucap Dierja. Kenar ingin mencegah Dierja tapi Dierja sudah pergi terlebih dahulu.

Kenar mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang aula. Alat-alat kesenian tradisional nampak berjejer rapi.

Keadaan aula yang sepi membuat Kenar merinding.

"Dierja lama sekali sih." ucap Kenar sembari tetap menatap ke arah pintu aula.

Suasana aula perlahan berubah semakin dingin. Kenar menggosok kedua tangannya. Beberapa saat yang lalu ia kepanasan akibat berlatih menari lalu kenapa sekarang tiba-tiba dingin?

Sret.

Kenar menoleh ke sisi kirinya dengan cepat.

Sret.

Kenar kembali menoleh ke sebelah kanannya. Tidak ada siapa-siapa. Tidak ada apa-apa. Suara-suara aneh mulai terdengar. Saron-saron yang berjejer rapi bergerak sendiri menciptakan melody yang sering Kenar dengar.

Kenar menenggak ludah. Kedua tangannya bertaut. Di tengah aula, di tempatnya berlatih bersama Dierja tadi, terlihat dua orang sedang menari. Keduanya menggunakan pakaian adat jawa yang khas.

Dalam ketidak berdayaannya Kenar menatap ke arah mereka. Tubuh mereka yang membelakangi Kenar membuat Kenar tidak bisa melihat wajah keduanya.

Kenar terus saja terpaku pada mereka, namun saat sang gadis mengambil gerakan memutar, Kenar membelalak terkejut. Kedua matanya membesar. Kedua tangannya menutup mulutnya cepat, meredam keterkejutan yang baru saja ia lihat.

"Tidak mungkin." gumam Kenar tidak percaya.

Itu bukan aku. Bukan.

***

Maafkan typo n gajenya ya,kalo ada bisa info di sini?

Sekali lagi thanks udah voment

Lulh phul 😘

NARIK SUKMO (TERSEDIA DI GRAMEDIA)Where stories live. Discover now