6 #Ahli Gizi

42K 1.7K 38
                                    

        Mata Anjani mengerjap sekali lagi. Dia tidak bermimpi, dia kembali bisa melihat wajah tampan Fathan saat baru bangun tidur. Dia memandangi wajah tampan itu dengan seksama, dia tidak mau melewatkan waktu emas seperti ini. Sebelum Fathan bangun dan melotot padanya karena syaratnya semalam tidak dapat dia penuhi pagi ini, sebelum Fathan menatapnya sinis dan menolak untuk tidur lagi bersamanya. Anjani benar-benar tidak mau kehilangan waktu ini.

*Flashback*

Semalam...

"Sana lo tidur di kamar!" Titah Fathan lagi membuat lamunan Anjani buyar. Ekor matanya kini mengikuti Fathan yang berbaring di singgasananya.

Senyumnya mendadak memudar.

"Jangan bilang selama gue tidur di kamar, lo tidur di sini!" Tuduh Anjani.

Fathan memiringkan badannya menghadap tv flatnya. "Berisik, masuk kamar sana!" Suara Fathan terdengar malas.

"Lo nggak perlu berkorban segitunya kali, Than!" Fathan masih bergeming di mata Anjani, membuatnya mendengus. "Yang nggak boleh jatuh cinta siapa, yang defense mati-matian siapa?" Sindiran Anjani cukup menyentil hati Fathan.

Fathan memutar bola matanya, jengah mendengar sindiran Anjani. Siapa juga yang defense?! Gue cuma- Bisikan hatinya terpotong.

"Apa jangan-jangan lo berusaha banget nggak jatuh cinta sama gue?" Tandas Anjani dengan raut muka berubah sinis.

Sepertinya sangat mudah membuat Fathan lengah. Sedetik kemudian Fathan langsung bangkit dan menarik lengan Anjani masuk ke dalam kamarnya.

            "Jangan ngelihatin gue waktu tidur kalo lo masih mau selamet dari cowok brengsek macam gue!" Kata Fathan sebelum dia membaringkan tubuhnya di sisi kanan kasur.

     Anjani tersenyum melihat Fathan, dia lupa kalau Fathan cowok brengsek yang bisa "menyerangnya" sewaktu-waktu, tanpa rasa suka, dia benar-benar lupa. Yang ada di otaknya hanya dia tidak tega melihat Fathan tidur di ruang tv karena ada dia di kamarnya. 

        *Flashback end*

           Hati Anjani telah mendorong tangannya untuk bergerak menyentuh wajah Fathan seperti saat mereka tidur bersama di malam pertamanya dulu.

               Sekaliii aja, Than! Please jangan bangun dulu! Jeritnya dalam hati.

Jari tangannya mulai mendekati wajah Fathan, semakin dekat dan berhasil mendarat dengan mulus di pipi kanan Fathan yang bersih. Dia mengusapnya perlahan, penuh perasaan.

Gue suka lo, Fathan. Gue nggak yakin rasa suka gue ke lo bisa hilang. Bisa nggak kita abaikan syarat lo?  Bisik Anjani dalam hati, senyumnya kembali tersungging melihat tangannya masih bisa mengusap pipi Fathan tanpa membangunkannya.

***

Anjani POV

Kenapa ya, pagi ini kayanya cerah banget? Aku kembali menghirup nafas dalam-dalam, menikmati udara pagi yang terasa sangat menyegarkan pagi ini. Aku melirik nasi goreng buatanku yang baru saja tersaji dalam piring.

Hehe... Kalian tidak perlu kaget! Hari ini aku memang telah membulatkan tekad untuk membuatkan Fathan sarapan. Aku masih dalam tahap belajar sebenarnya. Jujur, aku lama-lama prihatin pada diriku sendiri juga Fathan jika kami terus-menerus memesan makanan dari luar. Naluri seorang istri yang baik kembali menggelitikku untuk belajar memasak, selain itu juga karena aku lama-lama jengah ketika dipandang remeh oleh Fathan gara-gara tidak bisa memasak. Makanya  pagi ini aku berinisiatif untuk memasak nasi goreng berbekal resep di internet. Dan taraaa... dalam waktu 30 menit aku berhasil membuat seporsi nasi goreng khusus untuk Fathan.

Izinkan Aku MenyayangimuOù les histoires vivent. Découvrez maintenant