2 # The Very First Night

61K 2.2K 13
                                    

4 Bulan yang lalu...

-Fathan POV-

Berulang kali aku membaca tulisan-tulisan tangan yang tercetak di buku diary coklat ini. Aku menemukannya di dasar meja belajar, tadi saat aku tak sengaja membukanya. Sepertinya itu tempat persembunyian benda-benda yang tak layak diketahui banyak orang. Hei, bukannya aku lancang, tadi aku tidak sengaja menginjaknya. Karena aku penasaran aku pun memungut, membukanya dan keterusan membaca.

Aku melemparkan tatapan asing ke seluruh penjuru ruangan, asing. Ini adalah kamar istriku. Kami baru menikah 12 jam yang lalu. Dia adalah anak kedua dari keluarga konglomerat pemilik Sindu Group, perusahaan real estate terkemuka di negeri ini bahkan di luar negeri. Kami menikah bukan karena kami saling cinta, kami.. ah bukan! Aku menikah dengannya bukan karena aku mencintainya. Bahkan aku baru mengenalnya sebulan yang lalu, di acara ulang tahun Sindu Group.

Saat itu, Dia yang pertama kali datang menghampiriku setelah aku tanpa sengaja tersenyum samar padanya saat melihatnya. Tanpa ada perasaan khusus, aku mengobrol dengannya selama acara. Dan setelahnya kami tidak pernah bertemu lagi hingga seminggu yang lalu aku harus tersenyum kaku saat melamarnya di hadapan orang tuanya.

Namanya Anjani, dia cantik, pintar, dan ramah. Tipikal gadis idaman semua lelaki, tapi bukan aku. Entah kenapa aku sama sekali tidak memiliki perasaan khusus padanya, sedikitpun tidak ada. Dan apa yang membuatku mau menikahinya kalau aku tidak mencintainya? Karena aku dijodohkan. Ya, aku dijodohkan oleh bosku.

Awalnya aku menolak saat bosku berkata akan melamarkan Anjani untukku. Aku tahu aku memang punya hutang budi yang besar pada bos. Bos telah memberiku izin untuk bekerja di perusahaannya saat aku benar-benar tak punya tujuan hidup, hingga dia mengangkatku sebagai manager dan memberiku fasilitas sedemikian rupa padaku. Tapi bukan berarti aku harus menuruti permintaannya yang satu itu kan? Tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa saat itu. Bos meyakinkanku kalau aku boleh bercerai dari Anjani setelah misi yang dia berikan padaku berjalan lancar.

'Cklek'

Aku menoleh ke arah kamar mandi yang pintunya mulai terbuka. Anjani keluar dengan mengenakan baju tidur berbentuk daster yang membungkus dirinya dengan rapi. Dia berjalan ke arahku.

"Aku udahan." Ujarnya halus. Aku mengangguk seraya berdiri bersiap untuk mandi setelah seharian lelah menyambut tamu yang datang.

***

-Anjani POV-

O.M.G! aku adalah istri hari ini, besok, lusa dan seterusnya! Aku bukan anak kecil lagi! Aku mematut diri di depan cermin selagi suamiku, Fathan, sedang mandi. Aku masih belum sepenuhnya percaya, kalau dia benar-benar suamiku.

Fathan, cowok ganteng yang dulu ketemu denganku di acara ulang tahun perusahaan ayah. Aku tergila-gila setelah itu, aku tidak berlebihan, sungguh! Aku juga tidak tahu kenapa dari berpuluh-puluh cowok kece yang hadir di acara ulang tahun itu, hanya Fathan yang nyantol di hati ini. Apa karena dulu Fathan pakai ilmu pelet? Ah! Nggak mungkin! Atau karena Fathan memang jodohku? Aku akan mengangguk tanpa henti kalau Fathan memang benar-benar jodohku.

Setelah acara itu, aku tidak pernah bertemu dengannya lagi, hingga aku merajuk pada ayahku agar menjalin kerja sama dengan perusahaan tempat Fathan bekerja dan hanya ditanggapi dengan pelototan ayahku yang lumayan seram.

Entah bagaimana ceritanya, suatu hari, mm dua minggu yang lalu tepatnya, Fathan datang ke rumahku. Entah bagaimana ceritanya juga, Fathan bilang kepada orang tuaku kalau dia ingin menikahiku.

Aku awalnya tidak tahu kalau Fathan datang, hingga Bundaku datang menghampiriku dan mengajakku ke ruang tamu. Aku panik seketika saat melihat si tampan Fathan sedang duduk dengan tenang berhadapan denganku dan kedua orang tuaku. Dia tersenyum saat aku baru duduk. Hal itu yang membuatku meleleh, Fathan yang tampan, menjadi semakin tampan berkali-kali lipat saat tersenyum begitu. Ahh aku mau melihat dia tersenyum seperti itu setiap hari.

Izinkan Aku MenyayangimuWhere stories live. Discover now