20 #The News

34.9K 1.7K 63
                                    


Buat obat kangen ya😉

***

Dua Minggu Kemudian...

Satu setengah bulan berlalu tanpa adanya Fathan di sisi Anjani. Anjani masih berharap Fathan akan segera kembali. Tapi sampai sekarang, tetap tidak ada kabar juga. Apa mungkin Fathan benar-benar memilih meninggalkannya? Atau jangan-jangan ada sesuatu terjadi dengan Fathan sampai dia tidak kunjung kembali. Entah, sehari pun pikirannya tidak pernah terlepas dari Fathan. Nasihat Ema yang galak atau bundanya yang menenangkan kadang mempan kadang tidak.

Dia benar-benar gila! Dunianya dipenuhi dengan Fathan! Fathan yang menghilang tanpa ada kabar sama sekali.

Skripsi lo Anjani! Skripsi lo dipikirin juga dong! Anggep aja Fathan itu Bang Thoyyib! Dia baru balik satu setengah bulan lagi! Iya kalo dia balik langsung nyariin lo, kalo ternyata enggak? Protes akal sehatnya.

Iya Anjani, mikirin Fathannya ntar aja habis sidang skripsi! Toh belum tentu Fathan mikirin lo. Skripsi dulu ya, Jan? Sidang Anjani, demi jadi sarjana! Fokus! Tumben sekali hatinya sekarang berpihak dengan akalnya. 

Tapi benar juga, belum tentu Fathan memikirkannya, anggap saja dia Bang Thoyyib! Oke, mulai sekarang, dia akan fokus revisi untuk persiapan sidang skripsi. 

"Lo masih ngelamunin Fathan, pasti!" Seloroh Ema sambil menoyor kepala Anjani pelan. Dia menarik kursi di sebelah Anjani dan mendudukinya.

Anjani memegangi kepalanya yang sudah pusing mikir skripsi dan Fathan menjadi semakin pusing akibat toyoran Ema. "Nggak! Siapa juga yang ngelamunin Fathan?" Elak Anjani. Tangannya mengulur mengambil gorengan yang dibawa Ema.

Ema mencebik lalu menggigit ujung gorengan bergantian dengan cabai rawit. Melihat ada cabe di tangan Ema, Anjani langsung heboh. "Lo ambil cabenya cuma satu doang, Mak?!"

Ema menatapnya tidak terima. "Eh, kalo mau, sono minta sendiri! Lo ngelamun mulu sih! Jadi pemales, tau nggak lo?" Ema mencebik lagi lalu melanjutkan makan cabe disusul gigitan gorengan.

Anjani mendengus. "Ah, payah lo, Mak!"

"Suka-suka!" Balas Ema asal. "Udah sono, minta sama mbak kantin!" Titah Ema dengan mata mendelik. 

Anjani pun dengan malas beranjak menuju meja kantin dan minta cabe. Sedang Ema masih menikmati gorengannya sambil sesekali menyeruput es teh manis di depannya. Tak lama handphone Anjani yang tergeletak manis di meja berdering.

I'm so lonely, broken angel... I'm so lonely listen to my heart...

Ya elah! Nada panggilannya aja broken angel, pantes aja galau mulu. Batin Ema sambil mengambil hp Anjani dan mengangkatnya. Dari Bima.

"Halo Bima..."

"Anjani, lo di mana?" Suaranya terdengar panik.

"Gue Ema, Bim. Kenapa sih lo? kayaknya panik gitu," tanya Ema penasaran.

"Gue ngos-ngosan, Ema... Anjani mana?"

Ema clingukan ke meja utama kantin. "Lagi nyari cabe-cabean. Kenapa sih?"

"Hah? cabe-cabean?"

"Ih, itu loh, cabe rawit buat makan gorengan. Hehe."

"Oh, kalian di mana sekarang?" Tanya Bima dengan nada tergesa-gesa sekarang.

"Di kampus."

"Di mananya?" Sepertinya nada suara Bima berubah gemas.

"Kantin. Kenapa sih, Bim?"

Izinkan Aku MenyayangimuWhere stories live. Discover now