Prolog

11.8K 749 15
                                    

Suara desingan peluru bercampur suara teriakan menggema di telinga Lizz. Dengan gesit, ia menembakkan peluru dari pistol AK-47 tepat menuju tentara musuh. Berperang di garis depan membuat Lizz berhadapan dengan pihak musuh secara langsung. Tidak jarang ia sampai bertatap muka dengan pihak musuh karena base yang berdekatan dengan musuh.

"Arrghh!!" Rekan setim Lizz berteriak saat tertembak di lengan. Darahnya mengucur deras. Lizz melemparkan kotak P3K ke rekan setim-nya itu. Saat perang, mereka tidak punya waktu untuk mengeluh karena sakit. Sesaat saja mereka lengah, nyawa jadi taruhannya.

Lizz kembali menembaki tentara musuh dengan pistol AK-47 dan senapan M16 secara bergantian. Namun, Lizz lebih sering menggunakan AK-47 yang menurut Lizz lebih praktis. Pistol AK-47 dapat dipakai Lizz di kedua tangannya sekaligus tanpa menurunkan tingkat akurasinya.

Peluru pistol AK-47 yang berkaliber 7.62 x 39 mm juga lebih besar dari kaliber peluru senapan M16 yang berkaliber 5.56 x 45 mm.

Satu per satu tentara musuh tumbang di depan Lizz. Kemudian, Lizz bersama tentara lainnya yang masih dapat bergerak maju bersama untuk menumpas tentara musuh. Mereka berlindung di bangunan-bangunan tua sambil mengintai tentara musuh.

Dor

Suara peluru ditembakkan kembali terdengar. Peluru itu melesat menembus tembok di belakang Lizz. Hampir saja peluru itu mengenai Lizz jika dia tidak menggulingkan tubuhnya ke samping dengan cepat.

Dor Dor Dor

Lizz dan rekan tentaranya diberondong peluru. Mereka berusaha berlindung di belakang bangunan walaupun tidak dapat sepenuhnya terlindungi. Satu per satu rekan tentara Lizz tertembak. Tampaknya mereka maju terlalu jauh ke base musuh dan dikepung. Lizz melihat rekan-rekannya yang mengerang kesakitan.

Suara tembakan masih terus terdengar. Sekarang hanya tinggal menunggu waktu sebelum Lizz ikut tertembak. Lizz akhirnya mengeluarkan granat tangan. Granat ini mungkin tidak akan menimbulkan kerusakan besar, namun granat ini dapat menjadi pengalih perhatian sementara agar Lizz dapat membantu rekan-rekannya kabur dari base musuh itu.

Lizz melempar granat itu ke kumpulan tentara musuh yang mengepungnya.

Duarrr

Ledakan granat Lizz membuat tentara musuh berpencar menjauhi granat. Di saat itu, Lizz memberi kode kepada rekan-rekannya untuk kabur secepat mungkin.

"Bagaimana denganmu?" Tanya salah satu rekannya.

"Aku menyusul nanti." Jawab Lizz.

Saat rekan-rekannya lari, Lizz menembaki tentara musuh yang telah berpencar dari formasi karena granat itu.

Rekan-rekan Lizz sepertinya selamat bisa kembali ke base mereka. Tetapi Lizz masih berada di reruntuhan base musuh.

Dor Dor Dor Dor Dor Dor

Lusinan peluru dari machinegun menghujani reruntuhan tempat Lizz berlindung. Kemudian, Lizz merasa semuanya menjadi gelap.

TBC

Ini adalah cerita setelah sekian lama gak on wattpad.

Vote comment share
Thx for reading

HEROIC GIRLWhere stories live. Discover now