Part 2

2K 158 11
                                    

Author pov~

Eletha jatuh pingsan selama 4 hari lamanya, dan tiada waktu terlewat setiap saatnya tanpa sang Alpha sesekali di sela kesibukannya menengok gadisnya yang masih telelap. Tanpa bicara, tanpa menyentuhnya, hanya memandanginya saja. Entah apa yang dipikirkan pria itu setiap kali melihat Eletha seperti itu.

Paramedis bilang tak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai gadis Elf ini tapi tetap saja melihatnya terbaring dengan mata tertutup seperti itu membuat sang Alpha merasa resah sendiri, ia tak ingin mata itu terus menutup. Dan ini adalah malam kelimanya sejak dia menemukan Gadis Elf ini tapi tak ada tanda-tanda bahwa mata itu akan segera membuka. Sedangkan aroma memabukan memenuhi indra penciumannya.. begitu setia menggelitik hidung dan nalurinya sebagai seorang werewolf.

Dan seperti biasa.. setelah cukup puas dengan memandangi gadis Elf-nya... Alpha itu pergi meninggalkan ruangannya dan gadis itu... membuat Para kawanan merasa heran, Sebenarnrya siapa Elf  itu sebenarnya. Sang Alpha tak mengizinkan siapapun mendekati ruangannya itu kecuali hanya satu dua omega dan juga beberapa orang kepercayaannya. Sudah bukan rahasia lagi.. seluruh kawanan tau bahwa yang berada di ruangan itu adalah seorang Elf dan dia seorang wanita.

Mengingat kejadian malam itu, dimana Alpha mereka pulang dengan seorang gadis dalam gendongannya.. raut wajah sang Alpha yang menunjukan raut wajah begitu khawatir dan penuh kasih membuat mereka berspekulasi.. mungkinkah itu calon Luna mereka? Apalagi sang Alpha yang dikenal selalu bersikap begitu dingin terhadap wanita manapun dan juga berhati batu itu sampai mengendong seorang wanita asing dalam dekapannya dengan begitu sarat akan perasaan..... cinta? Ini jelas menjadi berita hangat seantero kawanan.

Namun bukan itu hal yang membuat mereka merasa terkaget dan resah tetapi Gadis itu adalah seorang Elf! Dengan telinga runcing dan rambut nya bewarna perak begitu mencolok itu---

---Mereka semua hanya bisa berharap bahwa hal itu bukanlah seperti apa yang mereka khawatirkan.. telebih lagi bagi seorang wanita berambut hitam ikal sebahu.. semua orang dikawanan juga sangat mengenalnya sebagai orang yang cukup gencar mendekati sang Alpha meski sang Alpha tak mengubris sama sekali keberadaan wanita itu.. Victoria. menatap dengki pintu ruangan sang Alpha. Bukan benci pada ruangannya atau bentuk dan motif pintu tua itu tapi apa yang ada di dalam ruangan itu kini.

"Jangan coba-coba Victoria." Libertus.. Beta dari Cresent Claws pack tiba-tiba muncul entah dari mana. Libertus tau betul arti dari sorot mata yang terpancar dari wanita itu.. hasrat untuk menjadi Luna dari pack ini terpampang jelas di sana, dan melihat kedatangan seorang wanita asing yang berhasil menarik perhatian pria incarannya sampai seperti ini.. dia tahu betul seseorang itu akan menjadi penghalang besar bagi ambisinya tersebut.

"Atau kau akan mati di tangan Alpha jika kau berani mengambil satu langkah saja mendekati pintu itu. Kau tau sendiri apa yang akan Alpha lakukan padamu." Lanjut Libertus mengintimidasinya.. sorot mata penuh permusuhan jelas terpancar dari keduanya.

Sekali lagi wanita itu menatap pintu tertutup tersebut, kemudian membuang nafasnya kasar lalu berjalan menjauh. Libertus terus menatap tajam sosok itu hingga akhirnya sosok itu hilang di ujung koridor. Sang Beta  lalu memijit pelipisnya mencoba meredakan ketegangan yang ada di sana. Sementara wolf nya sedari tadi terus memaki Victoria.. merasa jijik dengan keberadaan wanita itu.

"Dia benar-benar jalang tak tau diri." Mindlink Tall.. sosok jiwa wolf dari Libertus. Dan yahh Libertus setuju dengan wolf-nya.. wanita itu sebelumnya adalah rogue.. namun ia melarikan diri dari kawanannya lalu meminta perlindungan dari pack ini.. Victoria mengaku saat itu matenya dibunuh oleh pemimpin kawanannya sendiri.. kondisinya sangat menyedihkan saat itu, masih jelas di ingatan kepala sang Beta raut wajah putus asa she-wolf satu itu.

The Great LunaWhere stories live. Discover now