Part 11

866 73 3
                                    

Di sebuah rumah kayu sederhana sosok wanita berusia sekitar 48 tahun terlihat tengah serius merawat satu persatu bunga yang menghiasi pekarangan rumahnya. Wanita itu memiliki paras yang anggun di usianya yang mulai senja.. meski keriput perlahan menghiasi wajahnya tapi tak memudarkan kecantikan sejati dari wanita itu.

"Ivanka!" Teriak seorang wanita lain yang kiranya sebaya dengan dirinya. Melambaikan tangan memanggil wanita yang tengah berkebun itu yang kita ketahui namanya sebagai Ivanka dari luar pekarangan.

"Julia! Ada apa? Terjadi sesuatu?" Ivanka segera menghampiri dengan terburu buru. Seraya menepuk kedua tangannya mencoba membersikan sedikit tanah yang menempel di sana.

"Sihir pelindung desa aktif, seseorang menemukan desa ini." Jelas wanita bernama Julia itu. Sontak membuat Ivanka merasa kaget, jantungnya berdetak kencang karena khawatir.

"Bagaimana dengan Dominic? Apa ia pergi?" Rasa gusar tercetak jelas di wajah senja itu.

"Ia dan beberapa penyihir muda pergi melihat situasi, tidak ada peringatan yang di berikan Dominic kurasa itu bukan hal yang penting." Tapi tetap saja berita mengenai sihir pelindung desa mereka yang bereaksi membuat Ivanka gusar. Hanya ada beberapa orang yang mungkin akan mengaktifkan sihir itu. Kedatangan musuh, atau ulah dari seseorang penyihir lain di luar penduduk desa. Kali ini apa? Teringat jelas kilasan gambar mengenai hal buruk yang terjadi beberapa tahun silam kepada penduduk desa ini dan ia tak ingin hal semacam itu kembali terulang.

"Aku mengerti.. tapi tetap saja.. tetap waspada jika itu sesuatu yang kita bayangkan maka bersiaplah." Peringat Ivanka kepada seseorang bernama Julia itu dan wanita itu mengangguk paham. Kemudian pergi dengan sedikit terburu buru.

🐺🐺🐺

"Apa.. yang kau lakukan.. padaku?" Tanya Keitel dengan nada suara dalam dan penuh penekanan, tanda ia mencoba menahan amarahnya yang membludak saat ini.

"Aku tidak melakukan apapun. Itu adalah reaksi dari sihir yang bersemayam dalam tubuhmu. Aura sihir para penyihir sepertiku tidak berwarna biru seperti itu.. tapi bewarna hitam, dan aura sihir biru seperti itu hanya dimiliki para pemilik kekuatan murni kami menyebutnya pure energy. Milik kaum Elf."

Degh! Keitel dan kawanan seketika terdiam. Sihir kaum Elf? Keitel bungkam, dirinya jelas tak paham apa yang dimaksud oleh sang Elder bernama Dominic itu. Ya.. pria paruh baya yang kini bersama Keitel adalah Dominic.

"Aku juga tak tau bagaimana bisa sihir itu ada padamu tapi.. yang ku ketahui kekuatan sihir melingkupi seluruh jiwamu Alpha.. hal yang tak pernah kulihat sebelumnya. Sihir itu bagaikan penopang hidupmu. Aku bisa merasakannya dengan jelas." Dominic menjelaskannya secara lugas. Tak ada kebohongan dari ucapannya. Para kawanan diam dan terlihat sekali mereka mencoba memahami penjelasan Dominic. Ini jelas suatu pembicaraan yang rumit untuk mereka mengerti.

"Berdirilah.. ikuti aku, Ivanka mungkin bisa menjelaskan hal ini juga padamu." Keitel masih terpaku di tempatnya berlutut kini, telapak tangannya mengepal erat. Sementara Dominic beserta rombongan nya mulai melangkah pergi.

Kebingungan dan juga keterkejutan masih menguasai dirinya. Sihir? Bagaimana bisa orang tua sialan itu berkata bahwa Keitel hidup berkat kekuatan Sihir yang nyatanya itu milik kaum Elf?

"Alpha.." Libertus nampak mencoba menyadarkan Alpha nya yang kini terlihat nampak begitu syok. Keitel tersentak dari lamunannya ia menatap sosok Dominic yang kini berjalan mendahului mereka. Entah kenapa ada sesuatu yang tak bisa Keitel sangkal tentang pria tua itu. Dia tidak seperti bedebah pada umumnya yang penuh tipu muslihat dan licik. Entahlah apa mereka berbeda.

"Ayo.." perintah Keitel. Mereka pun berjalan menyusul Dominic.

Sekitar 15 menit mereka berjalan melewati beberapa rumah di desa ini. Semua orang di desa penyihir ini menatap kawanan Keitel penuh selidik. Tatapan tak bersahabat sekaligus penasaran terpancar dari wajah setiap orang yang berpapasan dengan mereka sedangkan Dominic hanya memberikan senyuman dan sapaan ketika beberapa orang menunduk saat berpapasan dengannya atau menyapanya. Dari sikap para penduduk di desa kecil ini bisa di ketahui bahwa Dominic adalah sosok yang di hormati oleh mereka.

The Great LunaWhere stories live. Discover now