APP - 8

66.2K 5.4K 1.5K
                                    


Paginya Kim Taeri disambut dengan samar-samar rasa nyeri karena semalam. Kepalanya pusing karena kelelahan sekaligus masih harus membiasakan diri atas apa yang sudah terjadi. Jimin masih tertidur pulas terlihat begitu kelelahan—sama seerti dirinya—bisa dibayangkan malam seperti apa yang mereka lewati. Liar dan penuh gairah. Harus diakui Jimin itu teman tidur yang luar biasa. Taeri ragu namun Jimin mengontrol dengan baik hingga sampai pada puncak kenikmatan mereka berdua.

Suara dengung pendingin ruangan yang lembut tak mengganggu sama sekali tidur Jimin. Sebenarnya sejak dulu Jimin memang kerap tidur paling larut—sama sepertinya—kemudian mereka berakhir mengirim chat sampai pagi atau sekadar menelpon sambil belajar bersama. Jadi tidak heran setelah semalam mereka bercinta, Jimin tidak langsung tidur namun keluar dan berdiri di balkon sambil menatap langit malam dan mencekik gelas berisi alkohol. Taeri tentu saja lebih memilih untuk tidur. Persis seperti Jimin, tidur adalah hal sulit untuk Taeri, tetapi malam ini menjadi lebih mudah karena kelelahan. Taeri yakin Jimin juga merasakan hal yang sama, entah apa yang membuat pria itu berdiri di luar. Mungkin sedang memilirkan jalan hidup yang dia pilih. Mungkin memikirkan bagaimana dia dan sahabatnya sendiri bisa berakhir di atas kasur.

Perut Taeri berbunyi menandakan bahwa butuh diisi. Lapar. Selain beraksi pada tubuh yang menjadi pegal, perut juga mendapatkan efeknya. Maka Kim Taeri melangkah keluar kamar menuju dapur untuk memakan apapun yang ada di sana. Tentu saja yang bisa dikonsumsi, makanan yang ada di tempat Jimin dipastikan mahal dan lezat. Jimin itu kaya raya dan sekarang dia sudah menjadi istrinya, lalu sebentar lagi akan memiliki sahamnya. Pagi hari Taeri sudah dihadapkan dengan bayangan masa depan yang membuatnya senyum-senyum.

Bukannya dia lupa apa yang Jimin katakan semalam, tetapi tidak mau terlalu memikirkannya. Pun dia tahu jelas bahwa yang dimaksud Jimin tentang 'selalu ingin meniduri' atau 'suka menyentuhmu' adalah fantasi liar tersendiri. Selama ini Jimin selalu bersikap baik dan sopan padanya. Dan ketika sekarang mereka memiliki kesempatan untuk itu tanpa memikirkan status 'teman', maka dia melakukannya.

Memikirkan ini dan itu semakin membuat dirinya lapar. Cacing dalam perut sedang melakukan demo besar-besaran untuk diberi kesejahteraan. Sayangnya dia mungkin harus menunda dan membiarkan perutnya membuat bunyi mengganggu karena harus putar balik ke dalam kamar karena menemukan Jungkook di dapur. Hampir saja dia melupakan bahwa di rumah ini tak hanya tinggal berdua dengan Jimin tetapi juga ada adik tiri Park Jimin yang tidak dengan kebetulan bercinta dengannya. Iya, tidak mungkin kebetulan berlangsung berkali-kali disertai niat karena jelas mereka bisa tidak melakukannya.

"Apa aku ini hantu?" tanya Jungkook yang jelas sedang menyindir ketika Taeri barbalik, tetapi berhasil menghentikan gadis itu. Jungkook hanya duduk manis di kursi makan yang berada di dapur, menyantap sereal yang terendam susu putih. Kelihatan lezat sekali untuk perut Taeri yang butuh diisi. Sama-sama lezatn seperti pria yang sedang duduk sambil melipat kedua lengan di depan dada sekarang. Rambutnya teracak berantakan karena habis bangun tidur.

"Kenapa kau kabur begitu melihatku?" tambah Jungkook yang kali ini benar-benar melempar pertanyaan. Sayangnya tak akan ada jawaban yang dilontarkan.

Jelas dia melihat kecanggungan dari wajah Taeri. Tetapi rasa canggung dan gugup itu kalah dari visualisasi Taeri dengan kaus kebesaran milik Jimin yang membuat lekuk tubuhnya semakin terlihat. Jangan lupakan kaki jenjang itu. Mata Jungkook jadi jelalatan melihat seluruh—sepenuhnya—menilai-nila dan berakhir tidak begitu nyaman pada kedua pangkal kaki. Serius, kakak tirinya itu jago sekali memilih wanita. Masih penasaran bagaimana dia bisa membuat seorang Kim Taeri mau jatuh kepelukan kakaknya (menikah). Jungkook tahu jelas Kim Taeri bukan tipe yang seperti itu walaupun tidak kenal dekat, tetapi wanita itu bisa dibilang selalu mencuri perhatiannya. Taeri adalah salah satu yang masuk dalam kualfikasi tipenya. Bahkan dulu Taeri sempat mampir di dalam mimpi dan mengawali kedewasaannya. Itulah mengapa sekarang dia kelewat nekat ingin merasakan bagaimana sebenarnya wanita itu yang memang sunggu luar biasa. Selebihnya tidak ada apa-apa.

A Perfect Plan ✓Where stories live. Discover now