APP - 22

42K 4.6K 2.3K
                                    

"Waktu istirahatnya berapa lama lagi, noona?" tanya Jungkook tanpa membuang waktu.

"Eum—sekitar empat jam? Ah, tiga jam setengah mungkin kalau dihitung-hitung sekarang. Ada apa?"

"Ayo kita ke hotel!" ajak Jungkook langsung menarik tangan Taeri tanpa menunggu jawaban wanita itu.

Mata Taeri membelalak kaget sambil melirik ke sekitar apa ada yang melihat mereka. Jawabannya, tentu mustahil tak ada yang melihat. Beberapa kru menyadari dan menatap bingung bagaimana Jungkook menarik-narik tangan Taeri persis seperti adegan dalam drama, padahal jelas mereka tidak sedang syuting sekarang. Taeri hanya berharap tidak akan ada berita-berita aneh. Tetapi menurutnya semua aman mengingat orang-orang tahu bahwa Jungkook adalah adik iparnya. Mudah membuat alasan jika ada kabar burung terdengar.

Hotel besar tidak jauh dari tempat syuting. Mereka bahkan bisa berjalan kaki, tetapi Jungkook tentu lebih memilih memakai mobil agar tidak terlihat orang lain. Dia tidak ingin membuat Taeri terkena masalah. Sampai di hotel, Jungkook masuk terlebih dahulu untuk memesan kamar, kemudian diikuti Taeri secara terpisah sambil mengendap-endap. Menunduk dan terlihat sok sibuk sendiri tetapi mata melirik ke segala arah. Sungguh tidak ingin esok hari ada surat kabar tentang skandalnya dengan Jungkook. Masalahnya saat ini mereka berdua pergi ke hotel.

Ada beberapa alasan mengapa Taeri ikut saja ;

Pertama, Jungkook mengatakan ingin memberi tahunya rahasia yang sungguh membuatnya penasaran. Membangkitkan jiwa bergosipnya.

Kedua, saat di mobil, Jungkook bilang, rahasia ini tidak bisa dikatakan begitu saja. Mereka berdua perlu berbicara serius di tempat yang nyaman. Taeri sempat mengusulkan di restoran atau kafe dekat sana, tetapi Jungkook menolak. Menurut Jungkook, itu akan membuat mereka terlihat seperti berkencan.

Walaupun ke hotel lebih berbahaya. Jadi pilihannya saat itu ada dua, di restoran dan orang akan berasumsi macam-macam karena banyak yang melihat. Atau di hotel, aman, berhati-hati agar tak ada yang lihat. Jika ada yang menyadari, habislah mereka.

Alasan ketiga, mungkin Jungkook sedang horny. Mungkin bisa menjadi katarsis untuknya mengingat tempo hari Jimin melakukan dengan cukup kasar (dalam keadaan marah). Taeri tahu jelas sekalipun Jungkook melakukan dengan penuh gairah dan tempo cepat. Pria itu selalu memikirkan bagaimana membuatnya nikmat. Sangat lembut dan dalam. Taeri suka bagaimana Jungkook bercinta. Menggairahkan dan manis.

Setelah mereka memasuki kamar, Jungkook langsung melepas kemeja flannel kotak-kotaknya. Taeri harus menahan senyum karena tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Melelahkan memang karena baru saja syuting, tetapi sekali lagi, Taeri tahu bahwa Jungkook sangat ahli memanjakan dengan kenikmatan. Mungkin malahan bisa menjadi sarana charging.

Jungkook itu sangat apik, terlihat bagaimana dia menggantung dulu kemejanya sebelum akhirnya menyisakan kaus putih tipis yang membuat lekuk tubuhnya begitu terlihat. Pinggang kecil yang indah, kaki panjang yang memukau dan bahu yang kokoh. Taeri tahu di luar sana pasti banyak yang memuja-muja tubuh Jungkook dengan sudut pandang lelaki yang begitu jantan.

Sama sepertinya, tetapi kalau boleh jujur, menurut Taeri, Jungkook lebih banyak memiliki sisi manis yang membuat dia nyaman. Bahkan terlihat dari bagaimana gayanya bercinta. Sekalipun mereka jarang berbicara selain bersetubuh, Taeri dapat melihat sisi manis dan menggemaskan Jungkook. Masih teringat jelas bagaimana Jungkook selalu membuatnya nyaman dengan mengucapkan katakata manis atau memposisikan penisnya dengan perlahan. Membuatnya begitu siap sebelum menggempur kencang tetapi tetap dibubuhi kecupan-kecupan.

Jungkook melempar tubuhnya ke kasur seolah dia begitu lelah dan berusaha menemukan kenyamanan. Napasnya menghela berat sampai dadanya naik-turun. Kaus putih tipisnya terangkat sedikit memperlihatkan perut dan v line-nya. "Noona..." panggil Jungkook sambil menepuk-nepuk sisi kasur di sampingnya.

A Perfect Plan ✓Where stories live. Discover now