Jam Tangan Imoo

229 24 1
                                    

Vera telah selesai mengerjakan tugas rumah tangganya. Sekarang waktunya ia menjemput putri pertamanya.

Ia memeriksa handphone untuk mengetahui di mana posisi putrinya melalui GPS. Kebiasaan ini telah dilakukan sebulan belakangan, sejak Via, anak pertamanya itu mendapat hadiah jam tangan Imoo dari ayahnya.

Saat melihat arah GPS yang tertera di handphone-nya. Vera dibuat bingung, GPS menunjukkan arah yang berlawanan dari sekolah Via. Ia pun bergumam, "Hah! Dimana Via? Kenapa bukan di sekolah?"

Jantungnya mulai berdegup kencang. Pikirannya kemana-mana. Ia membayangkan yang tidak-tidak, hingga mengkhawatirkan anaknya diculik.

Tak membuang waktu, bergegas ia menuju sekolah. Dalam perjalanan, pikirannya berkecamuk. Semakin tak tenang hatinya mengingat belakangan sering beredar berita penculikan anak.

Setelah memarkirkan mobil, ia segera menggendong putri bungsunya yang masih berusia satu tahun, kemudian berlari menuju gerbang sekolah. Di sana ia bertemu wali kelas putri sulungnya. Langsung bertanya, "Bu, Via mana?"

"Via? Itu." Wali kelas menunjuk ke arah gadis kecil yang sedang berjalan menghampiri.

Seketika rasa yang semula kacau, mendadak tenang. Ia mengelus dadanya. Segala ketakutan pun sirna.

"Via ... jantung Mamah hampir copot."

"Kenapa, Mah?" tanya Via bingung.

"Jam tangan Immo kamu mana?"

"Kemarin waktu mau direbutin Dede, Kakak umpetin di tas papah. Lupa ambil lagi," jawab Via.

***

Sebelum meninggalkan sekolah. Di dalam mobil, Vera kembali mengecek GPS. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya.

'Kantor Mas Rio kan di Jakarta Pusat, kenapa GPS menunjukkan arah ke Jakarta Selatan?'

Tanda tanya mulai mengisi benaknya. Ia pun memutuskan menelpon sang suami.

"Hallo, Mas. Lagi dimana?"

"Kerja lah, biasa."

"Dimana?"

"Ya, di kantor."

"Oo ...."

"Udah, ya. Aku sibuk."

Telepon pun dimatikan oleh suaminya.

Vera kembali mengamati GPS pada handphone-nya. Beberapa saat terdiam, ia memutuskan pergi menuju arah GPS.

***

'Anda telah tiba di tujuan.'

Satu jam berkendara, penunjuk arah GPS berhenti di sebuah hotel.

Tak lama memarkirkan mobilnya di depan hotel, tiba-tiba Via menunjuk. "Mah, itu papah."

Vera hanya terdiam.

Dengan cekatan, Via pun turun dari mobil dan menghampiri ayahnya. "Papaaah ...."

Pria yang saat itu sedang tersenyum sumringah sambil merangkul seorang gadis berpenampilan sexy, seketika tampak begitu terkejut. Ia pun menoleh kesana-kemari setelah melihat gadis kecil berseragam SD menghampirinya.

"Vi-Via. Sama siapa kamu?"

"Mamah." Menunjuk ke arah mobil."

Dari dalam mobil, Vera hanya menatap tajam ke arah suaminya yang saat itu tampak begitu kebingungan.

Tak lama, ia pun turun.

"Ve-Vera? A-aku." Suaminya tergagap.

Vera menoleh ke arah wanita yang masih berada di samping suaminya.

"Anda siapa?" tanya Vera

"Saya pacar Mas Rio." Percaya diri perempuan yang tak Vera kenal itu berkata.

Memindahkan arah pandangan ke suaminya, dengan tenang Vera bertanya, "Mana jam tangan Immo Via?"

"Apa?"

"Via taruh di tas Papah," Via berucap dengan polosnya.

Vera menarik tas yang dipegang suaminya, kemudian mengambil jam tangan milik putrinya. Ia berucap, "Ini hadiah ulang tahun terakhir darimu untuk Via. Kita bertemu di pengadilan."

Tamat.

Note: Buat mamak-mamak, boleh pake cara ini buat melacak bapake lagi dimana ... 😂

-Momo Shiny-

Kumpulan CerpenWhere stories live. Discover now