Boneka Gadis Belia

175 14 0
                                    

Rita, seorang ibu rumah tangga yang biasa mengawali paginya di dapur, saat ini tidak terlihat sedang berkegiatan di ruangan tersebut. Randu—suaminya—yang setelah bangun tidur langsung duduk di kursi makan, cukup lama menanti secangkir kopi yang seharusnya sudah siap disajikan sang istri. Meja makan bersih, tidak ada minuman hangat maupun sarapan yang menyambut harinya.

Dia mulai tidak sabar, hingga berteriak memanggil istrinya. “Ritaaa ... di mana sih kamu! Kopi mana?!”

Tidak ada jawaban.

“Ritaaa ....” Semakin kencang Randu memanggil.

Masih juga tak ada jawaban. Hingga akhirnya dia beranjak dari kursi, kemudian menyusuri ruang demi ruang untuk mencari istrinya.

“Rita! di mana kamu?!”

Seluruh ruang diperiksa, tapi tidak ada pertanda yang menunjukkan adanya aktivitas manusia selain dirinya. Randu mulai kesal. Alisnya mengernyit, sesekali mulutnya berdecak. Bingung sekaligus kesal mewarnai air mukanya.

Randu membuka pintu depan. Terkejut dia ketika menemukan sebuah benda. Boneka berbahan kain flanel yang menyerupai seorang gadis belia. Dia menoleh ke kanan kiri, tapi tidak terlihat seorang pun. 

Setelah boneka berada dalam genggamannya, dia kembali dikejutkan oleh rangkaian huruf yang membentuk tulisan. ‘Kembalikan nyawaku, Mas ....’

Mata Randu terbelalak. “Apa ini?”

Kembali dia menoleh ke sekeliling. Namun, masih tidak ditemukan pergerakan mencurigakan dari seseorang. Bahkan suasana terasa begitu sepi. Hanya ada beberapa kendaraan berlalu lalang.

Meski penasaran siapa yang menuliskan kalimat itu. Namun, Randu berusaha mengabaikan. Dia kembali mencari keberadaan istrinya. Mencoba menelpon, tapi ternyata handphone berdering di sekitarnya.

Seharian menunggu, tidak juga ada pertanda istrinya kembali. Akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi beberapa orang teman, juga keluarga Rita. Namun, tidak ada seorang pun yang mengetahui keberadaannya.

Dua malam Rita telah menghilang. Merasa ada yang tidak beres, Randu memutuskan untuk lapor polisi. Petugas melontarkan beberapa pertanyaan, kemudian segera melakukan penyelidikan dan pencarian.

Pada malam ke lima Rita menghilang, Randu yang baru saja hendak memejamkan mata, mendengar suara gaduh dari arah dapur. Dia bergegas menuju sumber bunyi. Ternyata ditemukan seekor kucing yang sedang sekarat karena sebuah pisau menancap di lehernya. Randu mendekat untuk menegaskan pandangan.

“Mi-Mini?” Dia mengenali kucing itu.

Memindahkan kornea matanya ke sebelah kucing, dia kembali dikejutkan oleh boneka yang ditemukannya di depan rumah beberapa hari lalu.

“Kenapa boneka ini ada di sini?!” Dia terlihat bingung.

Meski tanda tanya berkaitan dengan boneka berbentuk gadis berambut pendek itu mulai mengganggu. Namun, Randu mencoba mengalihkan pikirannya. Dia mengangkat kucing yang kini telah mati, kemudian segera menguburnya di halaman.

Mulai banyak kejadian aneh menghampiri. Seperti ruangan yang tiba-tiba berantakan, tapi ketika dia hendak menunjukkannya ke seseorang, ruangan yang semula berantakan seketika rapi kembali. Begitu pun dengan coretan di dinding. Beberapa kali tertulis kalimat sama seperti yang tertoreh di keset. Namun, ketika dia menyampaikannya ke seseorang, tulisan itu telah lenyap. Anehnya, tiap kali hal di luar nalar terjadi, boneka yang berkali-kali sudah disimpan rapat dalam lemari, muncul kembali di sekitar kejadian.

Merasa tak tahan dengan gangguan-gangguan yang datang, akhirnya Randu menyampaikan ke polisi yang juga menangani kasus menghilangnya Rita. Polisi pun mulai kembali memeriksa rumah. Namun, tidak ditemukan hal aneh seperti yang diceritakan oleh Randu.

Kumpulan CerpenWhere stories live. Discover now