MAMAK-MAMAK GOWES

86 7 4
                                    

Sejak pandemi, sepeda mulai naik daun. Alasan kebanyakan pengguna yaitu untuk menjaga pola hidup sehat. Mereka berpikir, dengan memperbanyak olah raga, maka tubuh pun lebih bugar dan bisa terhindar dari Covid-19.

Mak Onah, salah seorang wanita paruh baya tak mau kalah. Pagi itu, ia telah bersiap. Mengenakan celana ketat yang membungkus paha besarnya, dipadukan dengan kaus yang juga lumayan menonjolkan lekuk tubuh bagian atasnya.

Mak Onah pamit kepada suaminya yang baru saja bangun tidur. "Pergi dulu, Pah."

"Sepedaan lagi? Entar keram lagi kakinya." Suaminya sebenarnya enggan membiarkan Mak Onah hampir tiap hari bersepeda.

Sambil mendorong sepedanya, Mak Onah berkata, "Enggaklah. Oya, Pah, aku ngambil duit di dompet Papah. Buat jajan-jajan."

"Olah ragaaa ... tapi bikin boros." Suaminya pun tampak kesal.

Dengan nada ketus, Mak Onah menimpali, "Papah ni ga bisa liat istri seneng. Sepedaan kan sehat, Pah. Daripada Papah tidur mulu."

"Jajannya jangan banyak-banyak. Irit. Itu sepeda masih cicilan." Sang suami mengikuti Mak Onah yang mendorong sepedanya keluar.

Sekitar lima menit mengayuh sepedanya, Mak Onah berjumpa dengan geng
mamak-mamak gowes. Mereka pun saling menyapa dan berbasa-basi.

"Ke mana ni kita? Makan dulu yuk makan. Sarapan."

"Yuk ... ayo sarapan dulu."

Geng mamak-mamak gowes pun memenuhi kedai bubur ayam. Semangkuk penuh mereka habiskan. Tidak terkecuali Mak Onah. Bahkan ia menambah.

Ratna, salah seorang mamak berbadan ramping berkomentar. "Makannya jangan banyak-banyak. Olahraga sama aja bohong, dong. Numpuk lagi itu lemak-lemak."

Mak Onah menyahut, "Ah, biarin. Yang penting eksis sepedaan."

Setelah sarapan, tidak lupa mereka berfoto. Selfi bersama dengan berbagai gaya. Lalu meng-upload-nya di sosial media dengan caption, 'Geng Mamah Muda Sebelum Gowes'

Mamak-mamak lain penampilan fisiknya tak jauh berbeda dengan Mak Onah. Lumayan bahenol dengan lemak-lemak menggelambir di pinggang. Mereka mengenakan pakaian beraneka warna. Bila beriringan, terlihat seperti parade fashion show ala mamak-mamak milenial.

Mereka mulai menggowes sepeda. Menyusuri jalan-jalan perumahan, hingga jalan raya.

Tiba di jalan raya, lampu kuning sedang menyala. Setelah berganti merah, mereka bukannya berhenti. Namun, tetap menerobos saja.

TIIINNN ....

Hampir saja Mak Onah tertabrak mobil yang sedang melaju. Mak Onah pun berhenti dan langsung marah-marah. "Hei, ga liat orang sepedaan apa?! Mata tu ke mana?!

Pengendara mobil melongok dari jendela. "Ibu yang salah. Lampu merah tu. Berenti!"

Mak Onah tetap tak mau kalah. "Eh, kita sepedaan, ya. Bukan naik mobil, bukan naik motor."

Teman-temannya pun membantu. "Iya, orang kita tim gowes, kok. Gapapalah nerobos lampu merah."

"Iya, bener ... Bapak aja yang nyetir mobilnya ga bener!"

Bruk ... bruk ....

Mak Onah menggebrak-gebrak mobil Bapak yang hampir menabraknya. Terlihat malas menanggapi, Bapak itu pun melaju begitu saja.

"Wooo ... dasar! Ga bisa nyetir ya, Pak!" Geng gowes Mak Onah pun menyoraki bapak itu.

Setelah satu jam mengayuh sepedanya, kembali mereka berhenti di warung camilan. Mereka melahap tahu goreng, bakwan goreng, risol, lontong sambil menyeruput es teh manis.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang