Attack on Troll

162 25 3
                                    

"Sepertinya aku tepat waktu."

"Yah, hampir saja, Jinan."

Puchi kembali melihat kedepan, berkonsentrasi untuk tetap menahan tekanan dari trol didepannya. Sementara itu Jinan memutar kedua ujung tongkatnya berlawanan arah, seketika muncul mata pisau dari kedua ujung tongkatnya, merubahnya menjadi tombak bermata dua. Dengan gerakan cepat Jinan menarik tombaknya kebawah, ikut manarik gada trol kebawah, lalu dengan cepat menarik ujung lain tombaknya ke atas, gerakan itu membuat mata pisau ditombaknya sukses mengenai jari-jari trol, bahkan memotong beberapa. Trol itu menjatuhkan gada nya dan bergerak mundur sambil mengerang. Jinan menyusul dengan memutar-mutar dan mengayunkan tombaknya sangat cepat, berhasil menyayat beberapa tubuh trol. Jinan berlari kemudian menancapkan tombaknya ke tanah, menjadikannya pegangan untuk berputar dan menendag trol itu dengan kedua kakinya. Trol itu terdorong menabrak pohon, Jinan segera menyusul dan melompat tinggi, mendarat horisontal di batang pohon dan menusukkan tombaknya tepat di ujung kepala trol. Jinan melompat turun sembari kembali mencabut tombaknya, tepat saat itu trol dibelakangnya ambruk dan sudah tidak bernyawa.

Puchi yang melihat perbuatan Jinan melebarkan matanya

"Bagaimana kau melakukannya? Sedari tadi aku sangat kesulitan bahkan hanya untuk melukainya."

Jinan melirik pada Puchi, kemudian menyeringai "Itu mudah, kau saja yang terlalu lemah. Oh, dan jangan lupa rawat pedang berkaratmu itu."

Mendengar ejekan itu Puchi mengerang kesal "Enak saja, aku selalu merawat mereka." seru Puchi tidak terima, sementara Jinan hanya tersenyum sinis. Puchi yang kesal segera memusatkan energi tubuhnya pada kedua pedannya, kemudian dengan sekuat tenaga mendorong trol itu hingga berhasil lepas dari tekanan, lalu ia melompat maju mengayunkan kedua pedangnya. Trol itu mampu menahan keduanya, tapi dengan cepat Puchi bergerak kebawah melewati tangan trol lalu menyerang kaki kanannya dengan pedang kanan, lalu berbalik dan menusukkan pedang kirinya tepat di ketiak kanan trol hingga tembus kepundak.

Puchi berdiri disamping trol yang mengeram dengan tatapan tertuju pada Jinan yang menatapnya balik dengan wajah datar. Puchi lalu menarik pedangnya lepas, seketika trol itu mengerang dan jatuh berlutut, saat itulah Puchi segera mengayunkan pedangnya lagi memotong leher trol. Trol itupun jatuh dan mati tanpa kepala.

Puchi mendekati Jinan, keduanya kini saling tatap dengan wajah dingin mereka. Beberapa saat keduanya masih saling tatap hingga sebuah tembakan mengalihkan perhatian mereka. Salah satu trol berdiri diam disamping mereka setelah mendapatkan sebuah tembakan dari Cindy. Keduanya menusukkan senjata masing-masing pada trol itu tanpa menoleh. Tombak di dada kanan, pedang di dada kiri.

"Apa yang kalian lakukan? Sekarang ini kita sedang menghadapi musuh, bukan ajang saling beradu kemampuan." keduanya menoleh pada Cindy, dengan senjata masih menusuk dada trol. Keduanya menarik senjata masing-masing bersamaan, setelahnya trol itu jatuh sudah tak bernyawa. Tidak menanggapi peringatan Cindy, kedua kembali saling tatap, namun detik kemudian saling tersenyum. Keduanya mengangkat tangan kanan untuk bersalaman.

"Terima kasih, kawan. Kalian sudah datang."

"Yah, Tentu saja aku tidak akan membiarkan sahabatku berjuang sendirian, bukan?" keduanya tersenyum, kemudian Jinan bersuara.

"Ok, Ayo kita habisi Makhluk-makhluk jelek itu." keduanya mulai bersiap membunuh trol yang tersisa.



Sementara itu team lain juga sudah berhadapan dengan para trol. Team 2 yang dipimpin oleh Stefy sedang menghadapi 3 trol, sedangkan team 1 yang dipimpin oleh Rona harus menghadapi 5 trol.

Ditempat lain, team 5 baru saja menyelesaikan pertarungan. Kelima anggota team 5 terlihat masih sedikit terengah-engah setelah trol terakhir tumbang, luka memar dan goresan terlihat di beberapa bagian tubuh mereka.

The HunterWhere stories live. Discover now