Shania vs Vergil

164 25 2
                                    

"Aku adalah orang yang akan mengambil nyawamu." Ucap Shania dengan nada marah.

"Mengambil nyawaku? Hahaha, kau manusia, apa yang bisa kau lakukan?" Vergil bangkit berdiri dengan santainya, aura merah tiba-tiba menyelimuti luka dibahu dan lehernya, membuat luka itu sembuh dengan sendirinya. Hilang tanpa bekas. Hal itu cukup membuat Shania terkejut.

"Aura itu, kau iblis?"

Vergil menggeleng pelan. "Kau setengah benar dan setengah salah. Aku memang memiliki jiwa iblis, tapi aku bukanlah iblis."

"Jangan bilang kau juga Nephilim?"tanya Shania.

"Benar sekali."

"Lalu apa yang kau lakukan pada Beby? Untuk apa kau mengeluarkan para troll. Apa rencanamu?" seru Rachel yang sudah berdiri disamping Shania.

Vergil menaikkan sebelah alisnya, "Troll? Aku tidak mengerti maksudmu itu."

"Jangan membohongi kami, kau yang mengeluarkan mereka, kan?" tanya Shania.

"Dengar ya, aku tidak tahu maksud kalian dan aku tidak peduli dengan troll. Aku datang kesini hanya untuk Beby."

"Lalu kenapa kau melukainya?" tanya Shania lagi.

"Aku hanya mengajaknya bekerja sama tapi dia malah menantangku, jadi jangan salahkan aku jika dia seperti ini." jawab Vergil masih dengan nada santai.

"Dia bermaksud ingin menguasai dunia bawah. Dia ingin menjadi raja iblis dan mengendalikannya semua iblis di dunia." Shania dan Rachel segera menoleh begitu mendengar pernyataan Beby. Beby sudah kembali berdiri meski harus di bantu oleh Vanka.

"Raja iblis?" tanya Shania tidak mengerti.

"Kita harus menghentikan rencananya. Vergil hanya ingin menguasai seluruh dunia untuk keegoisannya sendiri." Ucap Beby.

"Menghentikanku, ya? Aku ingin tahu bagaimana kalian melakukannya, kau saja sudah hampir tidak bisa berdiri, Beby." Vergil menyeringai dengan tatapan remeh pada Beby. Beby pun terdiam, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tiba-tiba sebuah tangan menggenggam tangan kirinya. Beby menoleh, mendapati Shania tengah tersenyum padanya.

"Tenang saja, kita lakukan bersama. Kita partner bukan?" Melihat tatapan teguh dari Shania, Beby perlahan tersenyum dan mengangguk.


"Beby, cobalah ini." Vanka mengulurkan sebuah botol kecil berisi cairan berwarna merah kepada Beby. Beby menatap botol itu sekilas kemudian bertanya. "Apa itu?"

"Ini penelitian terbaru ku, serum pemulih tenaga. Sejak project serum zombie dihentikan, aku mencoba membuat sesuatu yang bermanfaat tapi tidak berbahaya." jelas Vanka.

Beby menerimanya dan mengamati nya. Shania yang penasaran akan sesuatu segera bertanya. "Apa sudah diuji?"

Tanpa disangka Vanka justru tersenyum lalu menggeleng. "Beby orang pertama yang akan mencobanya."

"Jadi kau ingin menjadikan Beby sebagai kelinci percobaan? Bagaimana kalau terjadi efek samping pada Beby." seru Shania tidak terima.

"Maaf untuk itu. Tapi setidaknya Beby bukan manusia, dia memiliki tubuh yang kuat untuk menahan jika terjadi efek samping. Lagipula aku tidak menggunakan bahan yang berbahaya kok." Ucap Vanka berusaha membela diri.

"Sekarang terserah padamu, Beb. Memang ini tidak mengobati lukamu, tapi cukup memberimu tenaga untuk kembali bertarung." Ucapnya pada Beby. Shania akhirnya mengalah dan menoleh pada Beby.


"Apa kalian sudah selesai mengobrolnya? Aku mulai bosan menunggu." seruan Vergil yang tiba-tiba membuat semua melihat padanya. Setelah memantapkan hatinya, Beby menoleh pada Shania.

The HunterWhere stories live. Discover now