Kenapa nggak ada yang ingetin kalau belum update Rabu kemariiin?
😭😭😭😭
Sedih aku tuh.....Bantu ingetin, YAAAAA.... Kadang Shirei lupa. 😭😭😭
Ekspresi Mas Radi sangat mencurigakan ketika mendadak mematikan layar gawainya dan gelagapan. Aku berusaha menjaga ekspresiku agar tetap tenang. Namun, tentu saja semua sulit kulakukan kala melihat wajah Mas Radi terlihat mencurigakan.
Sangat!
“Ada apa?” Mas Radi terlihat jelas menyembunyikan gawainya ke belakang tubuh.
Aku berusaha bersabar dan menarik bibirku ke atas membentuk seulas senyum yang berusaha menyiratkan kalau kami tidak perlu berperang. Ini hanya pertemuan biasa sepasang suami-istri yang bisa tersenyum bahagia sesudahnya.
“Enggak apa-apa. Kangen.” Akhirnya kuucapkan kalimat itu. Berat, tapi aku harus mengatakannya. Dia harus tahu perasaanku. Aku tak bisa membiarkannya terus menebak-nebak kerinduan yang terus bertahta di hatiku tanpa dia pernah tahu sedikitpun.
Mas Radi tak menjawab dan hanya menatapku penuh keterkejutan.
“Kenapa? Apa aneh kalau Asiyah kangen?”
“Kamu pengin sesuatu?”
Deg!
Lag-lagi kecurigaan yang dilemparkannya padaku langsung menusuk kalbu. Apa tidak boleh seorang istri mengucap rindu?
“Ya udah, kalau enggak boleh kangen. Asiyah tidur di depan aja.”
Aku berbalik dan meninggalkannya. Sedikit ada harapan dia akan memanggil namaku dan berharap kalau aku akan kembali dan tidur seranjang dengannya malam ini. Namun, harapan tinggal angin lalu yang lenyap ditelan angin. Hingga aku menutup pintu, tak sepatah kata pun terucap dari bibirnya.
Kurasakan kepedihan itu kembali menyayat kalbu. Ya, Allah, sampai kapan semua masalah ini akan berakhir?
Malam ini pun aku tidur bersama Sri dan Mirza saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
END Rahim untuk Suamiku
General Fiction[18+ NOVEL DARK RELIGI] Darah yang membasah tak jua membuatmu peduli. Nyawaku mungkin sudah tak lagi berarti. Kau inginkan keturunan yang akan menyelamatkanmu di dunia dan akhirat. Namun, rahimku tak lagi mampu memenuhi keinginanmu. Ia pergi dituka...