Patah Arang - 23 - Pernikahan yang Hampir Kandas

2.5K 237 46
                                    

  Terima kasih untuk 80+ Vote kurang dari 24 jam.

Jadinya, Shirei Update lagi! Yaay!!!

Kalau dapat 100 vote sebelum 24 jam, update lagi Minggu.

Kalau enggak, Senin depan, ya! 😍

Ada banyak pertanyaan dan dugaan mengapa aku bisa mendapatkan ujian seperti ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ada banyak pertanyaan dan dugaan mengapa aku bisa mendapatkan ujian seperti ini. Memang jika dibanding Fatimah, aku masih terlalu berpikir panjang untuk beramal. Padahal, Mas Radi memberiku kebebasan menggunakan gajinya. Namun, aku selalu ragu untuk membantu kecuali yang kurasa benar-benar perlu. Mungkin aku terlalu banyak menimbang. Aku takut tidak cukup menabung untuk sekolah anak-anakku.

Rasa-rasanya, aku tidak pernah seterpuruk ini saat menjalani keempat kehamilanku. Memang saat kehamilan keempat, semua kacau balau. 

Ya … sejak itu semua berubah.

Aku menarik napas. Sudah dua hari, aku belum mendapat kabar apa pun dari Mas Radi soal ta'aruf yang sedang dijalaninya. Apa doaku terkabul bahwa tak ada satu pun calon mau dengan pengangguran sepertinya? Sepicik itukah aku? Namun, aku belum mampu dimadu. Di sisi lain, aku juga tak mau menolak aturan yang Allah telah tetapkan. 

Biasanya, aku hanya mendoakan yang terbaik.

Semoga mendapat harta yang terbaik, semoga mendapat jodoh yang terbaik, semoga mendapat anak-anak terbaik. Aku tidak pernah meminta secara khusus akan kriteria tertentu. Akan tetapi, baru kali ini aku sungguh meminta satu hal saja.

Mas Radi tak mendapatkan istri keduanya.

"Asiyah." Suara Ummi menyentak segala pikir yang sedari tadi mengembara entah di mana. 

Aku bangkit dari duduk dan menghampirinya. Anak-anakku tengah tidur siang. Suasana terasa lengang. 

"Apa bener Radi nggolek istri lagi? Ummi denger dia pas lagi ngobrol sama Danang.” 

Aku mengangguk perlahan.

Ummi menatapku dengan pandangan mengasihani. Atau mungkin hanya perasaanku saja?

"Udah ngomong sama dia?"

Lagi-lagi hanya anggukan yang menjawab. 

"Oalah, Nduuuk…." Tiba-tiba tubuhku didekap erat. "InsyaAllah surga, Nduk balasanne. Lek ikhlas, lek kuat."

Yang bisa kulakukan hanya menumpahkan air mata di bahu wanita tua itu.

Yang bisa kulakukan hanya menumpahkan air mata di bahu wanita tua itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
END Rahim untuk SuamikuWhere stories live. Discover now