Suami Kaku - 12 - Jawaban yang Dinanti

4.9K 639 184
                                    

Dapat 77 vote dalam 24 jam, besoknya langsung up (total 450 vote)

Dapat 77 vote dalam 24 jam, besoknya langsung up (total 450 vote)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

💖 Kisah sebelumnya 💖

"Jawab, Mas! Apa aku sebegitu rendahnya di matamu sekarang karena sudah tidak bisa hamil lagi?!"

"Jawab, Mas! Apa aku sebegitu rendahnya di matamu sekarang karena sudah tidak bisa hamil lagi?!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pertanyaan mendasar yang sejak lama kupendam akhirnya termuntahkan juga. Aku ingin tahu apakah aku serendah itu di matanya setelah rahimku tiada?

Sejenak tak ada suara kecuali desau angin dari pendingin ruangan yang justru membuat semua ketegangan memuncak. Aku benci di saat seperti ini dia tak mau langsung menjawab. Atau memang Mas Radi sengaja ingin membuatku lebih menderita karena rasa ingin tahu?

Tatapan kami bertemu. Mas Radi terlihat mengerutkan kening heran dan mengamati ekspresi wajahku lamat-lamat. Apa Mas Radi menyangka aku sedang bercanda? Apa dia tak menganggapku serius padahal hatiku sudah siap jatuh berkeping-keping!

Mas Radi tiba-tiba mendekat ke arahku. Tatapannya terlihat begitu jemawa. Seolah apa yang baru saja kutanyakan hanyalah perkara remeh yang tak seharusnya dipusingkan. Aku bisa melihat tarikan tipis di sudut bibirnya begitu melecehkan semua keberanianku! Menganggap pertanyaan yang kususun susah payah adalah sebuah kalimat tak masuk akal yang seharusnya diabaikan.

"Ngelantur! Jaga mulutmu! Tidur aja sana!" Mas Radi mengentak-entak dalam kalimatnya yang terdengar kasar dan penuh penghinaan.

Wajahku rasanya seperti ditampar. Kalimatnya yang justru memakiku itu mencabik-cabik semua kesabaran yang sedari tadi kucoba susun susah payah. Aku hanya ingin menjadi istri berbakti. Punya banyak anak juga mimpiku dulu. Namun, apa daya jika Allah memang menakdirkan aku 'hanya' punya lima anak? Apa itu masih belum cukup? Bahkan ketika aku harus nyaris berkorban nyawa dan koma beberapa waktu?

Mimpiku dan Mas Radi juga dulu sama. Sepuluh anak yang jika sedang berkumpul akan bermain bersama dengan begitu ramai dan meriah. Setiap anak akan kurawat penuh cinta hingga mereka pun akan menyayangiku sepenuh jiwa. Namun, ternyata lima pun tak cukup membuat suamiku bahagia.

END Rahim untuk SuamikuWhere stories live. Discover now