Dapat 70 vote dalam 24 jam, besoknya langsung up (total 450 vote)
💖 Kisah sebelumnya 💖
"MAS JAHAT!"
Aku membalikkan badan dan berlari keluar ruangan. Tak kupedulikan lagi reaksi yang akan diberikannya.
Aku lelah ... aku hanya ingin menangis sepuasnya dalam luka yang terus tercipta setiap kami berdua berbicara.
Setelah meraung mengatakan bahwa Mas Radi jahat, aku pun berlari keluar. Aku tak mengerti kenapa Mas Radi tak mengejar ataupun berusaha menghibur setelah aku menangis di hadapannya. Atau dia tidak melihat air mata yang tumpah karena aku terlanjur pergi? Namun, bukankah seharusnya dia lebih memikirkan perasaanku ketimbang perasaannya sendiri? Bukankah menjadi suami adalah untuk mengayomi istrinya?
Aku sudah malas rasanya. Semua usahaku sia-sia. Betapapun aku berusaha untuk mendekati Mas Radi, bicara baik-baik dengannya, dia tetap tak acuh. Semuanya seperti menabrak tembok terjal yang tidak akan pernah berakhir meski apa pun usaha yang kulakukan untuk merobohkannya.
“Gagal piye, Nduk?” Ummi terbeliak ketika mendengar penjelasanku.
Aku menarik napas. Rasanya ingin berteriak sambil mengungkapkan semua sesak di dalam dada. Namun, Ummi adalah ibu dari suamiku. Aku juga tak boleh meninggikan suara di hadapan beliau, meski sejujurnya, aku bukan marah padanya. Hanya sekadar ingin melampiaskan kesal pada suamiku sendiri. Aku tak punya katarsis untuk meluapkan semua sesak di dada.
YOU ARE READING
END Rahim untuk Suamiku
General Fiction[18+ NOVEL DARK RELIGI] Darah yang membasah tak jua membuatmu peduli. Nyawaku mungkin sudah tak lagi berarti. Kau inginkan keturunan yang akan menyelamatkanmu di dunia dan akhirat. Namun, rahimku tak lagi mampu memenuhi keinginanmu. Ia pergi dituka...