Chapter 2 : Memories

2.2K 94 1
                                    

Udara hangat seketika menyentuh lembut kulitku yang terbalut selimut. Perlahan, aku  membuka mataku, aku terbangun di dalam sebuah kamar berdinding kayu yang sangat nyaman. Lantainya kayu, lemari kayu, meja kayu, dan hampir semua yang ada di rumah ini terbuat dari kayu.

Seketika itu pula, aku ingat bahwa aku tidak sengaja tertidur di halaman depan rumah paman frans. Apakah ini tandanya... Aku di dalam rumah paman frans? Tapi, dimana dia sekarang? Meskipun terlihat kusam dari halaman depan, ternyata rumah ini sangat nyaman. Buktinya? Kamar tempatku berada ini memiliki AC yang sekarang suhunya 24 derajat celcius, dengan kasur empuk bagaikan kasur hotel bintang 5, dan bedcover putih yang sangat lembut.

Di depan kasur, terdapat sebuah Flat TV dilengkapi dengan parabolanya. Wow, aku tak menyangka! Rumah paman frans senyaman ini.

Tok Tok Tok...

Sebuah ketukan menghantam pelan pintu kayu kamar ini. Aku pijakkan kakiku di atas lantai kayu yang berderik di setiap langkahku. Ku buka perlahan pintu itu.

"Paman Frans? Benarkah?"ujarku. Ia tersenyum ramah, kemudian dilanjutkan dengan anggukan. Tanpa berpikir panjang, aku segera memeluk nya. Ia membalas pelukanku. "Aku menemukanmu tertidur di bangku teras rumahku"tuturnya lembut. Aku mengangguk. "Maafkan aku paman, aku benar-benar membutuhkanmu kali ini"balasku murung. Ia memperhatikan wajahku, "Keyline? Ada apa? Apa yang terjadi?"tanyanya sambil membawaku ke sofa di depan kamar.

Perlukah aku menceritakan semua kejadian yang telah kualami kemarin pada paman frans? Perlukah ku ceritakan pada saudara kandung ayah tiriku yang keji itu? Tapi aku tau, tidak selalu sikap kakak dan adik itu sama. Jika ibuku mempercayakanku pada paman frans, berarti ia adalah orang yang menurut ibuku bisa di percaya. Baiklah...

Aku menarik nafas dalam-dalam. "Ayah tiriku terus menerus memperlakukan ibuku semena-mena, dan terus memaksaku untuk bekerja di sebuah club malam, dan... dan-"ucapanku terputus. Seketika aku terisak-isak karena mengingat kejadian kemarin yang memilukan. Paman frans membelalak kaget, raut wajahnya berubah sedih.

"Tak perlu dipaksakan, key"ujarnya sambil menyentuh pundakku tanda simpati. Namun, aku juga perlu mengungkapkan semua beban yang ada di fikiranku. Jika terlalu lama kupendam, mungkin suatu saat... Kenangan buruk ini akan membludak dan menghancurkanku berkeping-keping. Paling tidak, jika aku mengungkapkan sedikit pengalaman pilu itu pada paman frans, bebanku berkurang sedikit.

"Aku.. Akan melanjutkannya"ujarku sambil mengusap air mataku. Ia mengangguk. "Berhentilah jika kau tidak bisa melanjutkannya, key"

"Setelah ku di paksa bekerja di tempat sialan itu, ibuku menabrak ayah tiriku sampai terjerembab, dan menyuruhku untuk menemuimu. Dan, disinilah aku sekarang. Terimakasih sudah mau menerimaku"tuturku. Ia mengangguk. "Tentu, ngomong-ngomong, masih ingat kah kau padaku? Hehe, ketika kita bertemu pertama kali pada saat ibumu,  mengantarmu untuk les?"ujarnya mengalihkan pembicaraan. Aku mengangguk pasti "Ya ya! Aku bersembunyi di balik ibu ku, aku memang pemalu paman"jawabku sambil terkekeh.

"Kau mau sarapan keyline?"tanyanya sambil beranjak dari tempat duduknya. "Sepertinya... iya"jawabku. Ia mengangguk, kemudian melesat ke dapur. Aku mengikuti langkahnya menuju dapur. "Mau omelette, atau sereal saja?"ujarnya sambil mengangkat panci dan sekotak sereal Fruity Loops. "Mungkin omelette"ujarku sambil mengambil panci yang di pegang di tangan kanan paman frans, kemudian meletakkan panci itu diatas kompor gas. "Aku akan ambil telurnya, kau boleh duduk disana"ujarnya sambil menunjuk salah satu kursi makan. Aku pun lekas menempatkan diriku diatas kursi makan yang nyaman itu.

Makanan kesukaan ku di saat sarapan sejak kecil memang omelette. Ibu ku selalu memasak omelette tiap pagi untukku dan ayahku. Biasanya, ayahku selalu memberi setengah dari omelettenya untukku."I miss you daddy..."  tanpa sadar, kalimat itu terucap begitu saja dari mulutku. "Kau bilang apa tadi key?"tanya pamanku yang masih membolak-balik omelette. Suasana di dapur memang sedikit berisik dikarenakan suara dari letupan minyak yang panas di atas panci berisi omelette. "Uh.. ti-tidak paman"sergap ku.

Runaway [SELESAI]Where stories live. Discover now