Chapter 3 : Kidnapped

2K 82 0
                                    

Suara gemuruh mesin kereta api terdengar. Cahaya matahari menembus kaca jendela. Pagi yang indah. Embun-embun masih menempel di kaca jendela kereta api. Aku melirik arlojiku, sekarang pukul 09:30am. Aku bersandar di kursi, dan memejamkan mata. Membiarkan udara dingin dari AC di kereta menyapu lembut kulitku.

"Kau ngantuk?"kemudian Sean menyenggol bahuku pelan. Kelopak mataku langsung terbuka. "Ah? Oh, hahaha aku hanya.. ya, begitulah"jawabku sambil mengucek kelopak mataku yang berat, seakan dengan menguceknya, bebannya akan hilang. Ia terkekeh. "Harusnya kau tidak usah ikut kalau masih mengantuk"katanya sambil mengambil sebotol air mineral, kemudian memberikannya padaku. "Untuk apa?"tanyaku sambil meraih botol air mineral dari tangan Sean. "Ya, mungkin kau kekurangan cairan, atau apalah.. Habiskan saja Key"jawabnya asal. "Hmm, baiklah, thanks"ujarku sambil membuka tutup botol air mineral itu, kemudian meneguknya. Ia hanya mengangguk dan tersenyum, kemudian menatap lurus ke depan, melihat embun-embun yang masih melekat di kaca jendela.

Pagi ini, aku ingin ikut ke tempat kerja Sean. Ya, siapa tau, aku bisa mendapatkan pekerjaan, dan meringankan beban pamanku. Tempat kerjanya agak jauh, jadi kami harus menaiki kereta agar lebih cepat sampai. Sean bilang, jadwal masuk kerjanya pada pukul 11:00am, jadi, tidak terlalu terburu-buru.

"Nih"kataku sambil menyodorkan botol air mineral yang masih terisi setengah air mineral. "Lho? Gak mau dihabisin?"tanyanya. Aku menggeleng pelan, "Lagipula, aku tidak bisa menghabiskan air sebanyak itu"jelasku singkat. Ia hanya ber 'oh', "Kalau begitu, aku habiskan ya?", aku mengangguk. Kemudian Sean langsung meneguk habis air di dalam botol itu dalam jangka waktu beberapa detik. Aku membelalak. Sean yang menyadari ekspresiku yang berubah, hanya bisa terkekeh pelan, "Kenapa key?"tanyanya seakan-akan tidak tau kenapa ekspresiku berubah cepat. "Gak kenyang?"tanyaku singkat. "Ini hanya air"tuturnya. Aku berdeham untuk menjawab kalimatnya.

Beberapa menit kemudian, akhirnya kami sampai di stasiun tujuan kami. Di sana, kami sempat membeli makanan. Aku memang sudah sarapan sih, tapi Sean belum. Jadi ya, karena aku tidak bisa menolak untuk memakan makanan yang terlihat lezat, jadi aku sarapan untuk yang kedua kalinya, entahlah jika temanku akan mengejekku jika aku terlihat gemuk.

"Mau sarapan apa, Sean?"tanyaku. Ia melirik ke segala arah, mencari restoran yang tepat. "Uhm...entahlah..kau?". Aku mengerdikkan bahuku, disini banyak sekali bermacam-macam restoran, dan kami bingung hendak makan dimana. "Bagaimana kalau disitu?"kemudian Sean menunjuk sebuah restoran cepat saji, aku mengangguk, kami memang butuh yang cepat saji, karena sebentar lagi pukul 11:00am.

"Kau mau sarapan lagi, Key?"tanyanya terkekeh. "Iya. Lho? Memangnya kenapa?"tanyaku bingung, entah apa yang Sean tertawakan. "Kau tidak takut di ejek gemuk?". Seakan-akan Sean tau apa yang baru saja kupikirkan. Aku mendengus, "Persetan dengan itu"sautku sambil terkekeh. "Biarlah, mungkin besok aku akan sedikit berolah raga"lanjutku. Ia hanya mengangguk dan menarik tanganku masuk ke dalam restoran cepat saji.

"Selamat datang di restoran cepat saji kami, silahkan memesan makanan"ujar pelayan yang berdiri di depanku. "Aku memesan kentang dan burger + Milkshake..please?", pelayan itu mencatat pesananku, "Anda?", "Uhh.. sama seperti dia". Pelayan itu mengangguk. Tak lama kemudian, pelayan itu memberikan sebaki yang penuh akan pesanan kami.

"Pesanan mu sangat berkalori"kata Sean sambil membersihkan tangannya dengan tissue basah. "Hmm, biarlah"jawabku sambil ikut mengambil tissue basah yang di bawa Sean. "Bon Appetit!"ucapku. Ia mengangguk dan terkekeh, "Ya.. ya.."

Setelah kami menyelesaikan sarapan kami (sarapan keduaku), kami menaiki taksi menuju ke tempat Sean bekerja. Aku ingin tau, apa pekerjaan pria ini.

"Stop stop"kemudian supir taksi menepikan taksinya. "Terimakasih"kemudian Sean menyerahkan beberapa dollar kepada sang supir. "Jadi, disini?"kataku sambil menunjuk sebuah bangunan yang ada di depanku. Ia mengangguk.

Runaway [SELESAI]Where stories live. Discover now