Chapter 4 : Man In The Mask

1.4K 71 5
                                    

*Sean's POV*

"Kau mau ku traktir?"tawarku kepada Rick yang sedang berkutik dengan ponselnya. "Hah?". Aku mendesah pelan, "Traktir.. mau?"tawarku sekali lagi. Apa perlu ku belikan cotton bud untuk Rick? Ia menoleh kearahku, kemudian mengangguk gembira. "Tumben sekali"ujarnya sambil memukul bahuku pelan. Aku terkekeh. "Ayo, ke.. cafe?", kemudian Rick mengangguk, "Jangan pelit ya traktirnya"goda Rick. Aku hanya berdeham menjawab ucapan Rick barusan.

Aku teringat akan Keyline. Ia memutuskan untuk pulang sendiri tadi. Aku melirik arlojiku. Sekarang pukul 11:50pm, ya ampun, ini sudah larut malam. "Uhh, Rick?". "Ya?"sautnya sambil menoleh kearahku. "Mungkin kita bisa tunda acara traktirnya?" kemudian ia mengernyitkan dahinya "Kenapa?".

"Lihat lah arlojimu"kataku sambil menunjuk arloji yang melingkar di tangan Rick. Ia membelalak kaget, "Oh, Crap! Aku harus pulang sekarang! Ini sudah larut! Bye Sean, kita tunda sampai besok ya!"kemudian Rick melesat pergi meninggalkanku. Aku menggelengkan kepalaku.

Semoga saja Keyline selamat sampai di rumah. Rockford memang tidak terlalu aman untuk Keyline. Terkadang terjadi peristiwa perampokan,penculikan, bahkan pembunuhan.

Aku melangkah naik ke lantai dua untuk mengambil backpack yang kubawa tadi. Ku lihat ruang Boss masih terbuka. Di dalamnya, Mr.Bob masih terduduk di atas kursi putarnya sambil berkutik dengan ponselnya. "Boss?"ujarku sambil menyembulkan kepalaku ke dalam ruangan. "Oh, ya Sean?"sautnya. "Aku akan pulang malam ini, sampai jumpa!". "Ya Sean, aku ingin menetap disini sebentar, aku masih ada urusan". Aku mengangguk, kemudian berlalu dari ruangan Boss.

Setelah mengambil backpack, aku turun ke lantai 1. Aku merasakan rasa haus, aku melangkah ke pantry yang terletak di pojok ruangan. Ku raih gelas beling yang terletak di lemari kayu kecil, dan menuangkan air dingin kedalamnya.

Entah mengapa, aku merasa tidak enak. Entah apa yang mengganjal. Seperti ada sesuatu yang tidak beres. Pikiranku berkecamuk, namun entah memikirkan apa. Ada apa sebenarnya?

PRAANG

Secara tidak sengaja, gelas yang kupegang membentur lantai keramik. Aku terkejut bukan main. Mataku membelalak kaget. Sekarang gelas beling itu sudah tidak berbentuk, berubah menjadi serpihan-serpihan kaca. "Sean?! Ada apa disana?!"pekik Boss dari lantai dua. "T-tidak apa! Aku tidak sengaja memecahkan gelas kaca di pantry! Besok akan kuganti"balasku.

Aku tidak tenang, apa yang merasuki pikiranku ini? Ada apa ini?

*Keyline's POV*

Aku memicingkan mataku, mencoba menyesuaikan pupilku dengan cahaya terang yang menyorot mataku. Aku mencoba menggerakkan tanganku untuk mengucek mataku, namun hasilnya nihil. Tanganku terikat ke belakang tubuhku. Kurasakan sesuatu melekat di mulutku. Sebuah lakban hitam. Aku memandang ke sekitar ruangan. Ini seperti sebuah gudang tua, banyak kayu-kayu gelondong di sudut ruangan, juga perabotan-perabotan yang telah rusak. Kemudian aku merasakan nyeri yang luar biasa di bagian perutku. Aku hampir berteriak, namun mulutku yang telah di bungkam ini tidak bisa berteriak. Aku ingin menahan rasa sakitnya, kemudian aku melirik ke bagian perutku. Kausku berdarah dan robek.

Aku ingat sekarang, aku diculik, dan di tembak dengan sebuah pistol di jalan masuk toll. Oh Tuhan! Dimana aku?!

Tak lama kemudian, aku mendengar suara langkah kaki mendekat ke ruangan ini. "Dia sudah disini boss"kata seorang pria di luar sana. "Bagus, ini upah kalian". Siapa disana?

Kemudian, pintu perlahan terbuka. Tiga pria bertopeng memasuki ruangan. Wajah mereka di tutupi dengan topeng konyol yang bisa di beli di semua toko mainan. "Kalian boleh pergi sekarang"ujar seorang pria, kemudian dua pria lainnya pergi meninggalkan ruangan sambil masing-masing dari mereka memegang sebuah amplop coklat tebal.

Runaway [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang