Chapter 5 : PMRF

1.3K 56 0
                                    

*Sean's POV*

"Aku mau memakan omelette mu lagi untuk sarapan esok"ujarku sambil menyantap habis potongan terakhir omelette buatan Mr.Frans. Ia hanya terkekeh pelan, "Memangnya kau tidak bosan? Aku memang hanya bisa memasak beberapa makanan saja"katanya sambil meranjak dari bangku. Aku kalah cepat dengan pria berusia 40 tahun. Ia makan sangat lahap. "Biar aku yang mencuci piringnya"kataku sambil menyambar piring yang dipegang Mr.Frans.

"Sudahlah, biar aku saja"

"Tidak Mr.Frans, kau sudah memasak, dan biarkan aku yang mencucinya"

Entah mengapa, tiba-tiba ku lihat wajah Mr.Frans menautkan sebuah senyum jahil. Aku mengernyit heran, "Kenapa?"tanyaku sambil menaruh piring-piring di atas wastafel. "Kau ini, benar-benar seperti Keyline"katanya sambil menggeleng-geleng. "Hahaha, mungkin hanya kebetulan"jawabku singkat. "Aku akan ke depan, memeriksa koran baru dan mungkin ada sepucuk surat"kata Mr.Frans lalu berlalu dari ruang dapur. Aku mengangguk, kemudian membilas piring-piring berminyak di depanku.

Sesekali, aku mengusap peluh yang perlahan menuruni wajahku. Entah kenapa, pikiranku tidak pernah bisa teralihkan dari Keyline. Aku hanya penasaran, sebenarnya kemana ia? Apakah benar ia menginap di rumah temannya? Terbesit di pikiranku, bahwa ia sedang berbohong, namun untuk apa? Ia sudah mendapatkan pekerjaan yang ia inginkan, rumah yang nyaman, dan omelette favoritnya setiap pagi.

Aku menggelengkan kepalaku cepat. Aku tak ingin berpikiran negative tentang Keyline. Aku tak ingin hal yang buruk benar-benar menimpanya. Entah kenapa, aku benar-benar memikirkannya. Sebenarnya, keyline memang belum siapa-siapa bagiku.

Piring-piring, panci dan gelas yang di pakai untuk sarapan tadi sudah bersih. Aku menaruh kembali semua peralatan makanan itu ke raknya. Tanganku basah karena mencuci peralatan makan, kemudian aku mencari serbet untuk mengelapnya. Namun aku tidak menemukannya di mana-mana.

Aku melangkahkan kakiku menuju ke ruang cuci pakaian yang terletak di bagian belakang rumah. Mungkin saja aku menemukan kain tak terpakai.

Aku membuka pintu kayu yang agak kusam, pintu ini memisahkan ruang dapur dengan ruang cuci pakaian. Perlahan ku buka pintu kayu yang berada tepat di hadapanku.

Mataku menyusuri ruangan cuci, mencoba mencari benda yang kucari.

Tak lama kemudian, mataku menangkap sebuah kain berwarna hitam dengan bordiran putih. Aku meraih kain itu yang terletak di sebuah rak yang penuh dengan pakaian-pakaian yang akan di cuci. Aku memperhatikan bordiran yang terukir diatas kain itu. Bordirannya berwarna putih terang, sehingga sangat terlihat karena kontras dengan warna hitam.

"PMRF"gumamku pelan. Itulah bordiran yang tertera diatas kain hitam. PMRF? Singkatan apa itu? Aku terus mengeluarkan sejuta pertanyaan di benakku, aku tidak bisa menahan rasa penasaranku sejak kecil.

"Sean? Apa yang kau lakukan disini?"tiba-tiba Mr.Frans sudah berdiri di ambang pintu sambil memegang sepucuk surat dengan amplop coklat di genggamannya. Aku mengerdikkan bahuku, "Oh...uhh, aku hanya mencari serbet untuk mengeringkan tanganku."balasku singkat. Mr.Frans hanya ber-oh. "Oh, ya, apakah kau masih memakai ini? Aku tadi hendak menggunakan ini untuk mengeringkan tanganku"kemudian aku menyodorkan sebuah kain kecil hitam dengan bordiran 'PMRF' di ujung kain.

Entah kenapa, tiba-tiba mimik wajah Mr.Frans yang awalnya ku kenal ramah, berubah menjadi wajah yang kesal dan disertai dendam. "Jangan sentuh kain itu lagi"pesannya singkat. Kemudian ia berlalu begitu saja. Aku menautkan kedua alisku, aku bingung. Memangnya, ada apa dengan kain ini? Mengapa ini begitu penting?

Aku memutuskan untuk menaruh kain itu kembali ke tempatnya dan mengeringkan tanganku dengan ujung kausku. "Mr.Frans? Maaf, aku tadi tidak tau apapun tentang kain itu"ujarku kepada Mr.Frans yang sedang membaca sepucuk surat. "Oh, ya tidak apa Sean, hanya saja.."ucapnya menggantungkan kalimatnya. Aku tidak ingin bertanya apa lanjutannya, namun aku hanya akan diam dan menunggunya untuk melanjutkan ucapannya, atau sebaliknya.

Runaway [SELESAI]Where stories live. Discover now