16 | Hujan

47 35 3
                                    

- h a p p y r e a d i n g ✨

"Payung emang ga bisa bikin hujan berhenti, tapi, bisa bikin lo berdiri di tengah hujan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Payung emang ga bisa bikin hujan berhenti, tapi, bisa bikin lo berdiri di tengah hujan."

• • •

Hujan sore itu turun sangat deras, membasahi kota Jogjakarta yang gersang akibat kemarau panjang.

Seorang perempuan berlari kecil menuju halte, menutup kepala dengan telapak tangannya agar terhindar dari rintikan air hujan yang semakin deras.

"Aduhh, tumben banget hujan," keluhnya sambil mengibaskan jaketnya yang basah akibat guyuran hujan. "Kapan coba hujannya reda. Beneran nyusahin banget."

Hening tercipta karena perempuan itu hanya berbicara kepada dirinya sendiri. Lalu, ditengah keheningan itu, suara berat keluar dari mulut seseorang.

"Kadang hujan itu bukan sesuatu yang perlu dikeluhkan, karena ada segelintir orang di luar sana menanti turunnya hujan."

Kala menyerngit heran. Perempuan itu menoleh ke samping mendapati seorang lelaki yang sedang menunggu bus.

"Kenapa liatin? Suka?" katanya dengan pandangan lurus ke depan.

Kala bergidik geli. "Kita ga kenal, ya."

"Kenal. Lo barista di Arborea."

Kala meneliti lebih detail orang dihadapannya ini. Ternyata pelanggan yang barusan ia layani.

"Pasti lo udah kenal," katanya lagi. "Gue Bian."

"Aku ga nanya," jawab Kala.

"Cuman ngasih tau, biar lebih kenal. Apa mau sekalian gue kenalin keluarga?"

"Ga beres!"

"Lo tau ga, katanya, kalau ketemu tiga kali, bisa jodoh."

Kala mengerutkan dahinya. "Kata siapa?"

"Kata gue."

"Berarti aku harus hati-hati."

"Hati-hati?"

"Iya," jawab Kala. "Biar ga ketemu yang ketiga."

Bian tersenyum miring. "Gue bakalan bikin kita ketemu lagi."

"Kita ga kenal ya, gausah maksa gitu," pungkas Kala.

"Kan tadi udah kenalan," jawan Bian dengan enteng.

Tak ada sahutan lagi dari Kala. Perempuan itu mengalihkan pandangannya pada hujan yang turun semakin deras. Entah kenapa, bus sore ini terasa sangat lama dari biasanya. Hingga ia terjebak dengan laki-laki aneh ini.

Netranya melirik ketika menangkap pergerakan Bian dari sudut matanya. Lelaki itu mengeluarkan kamera dan mengambil gambar saat hujan turun.

Kala nampak tertarik dengan itu, hingga perempuan itu menoleh sepenuhnya pada Bian.

Hujan Di Penghujung Kemarau ✓ Where stories live. Discover now