29 | Matahari Tenggelam Di Kota

12 6 0
                                    

- h a p p y r e a d i n g ✨

"Gagal itu bukan akhir dari segalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gagal itu bukan akhir dari segalanya. Jangan takut mencoba, Kal. Setiap usaha pasti membawa pembelajaran dan pengalaman."

• • •

Kala terpukau dengan pemandangan yang disajikan oleh kafe ini. Lokasinya sangat dekat dengan kampus UGM.

"Do you... like it? tanya Bian.

Kala berdehem. "Iya, aku suka."

Pemandangan matahari tenggelam ditengah kota yang ditawarkan oleh kafe ini begitu memukau bagi Kala. Ditambah jembatan UGM membuatnya semakin menarik.

"Gih pesan," suruh Bian.

Kala mengangguk. Perempuan itu membaca menu dihadapannya. "Vanilla 1 sama pancake ice cream 1."

Lalu, ia beralih menatap Bian. "Kamu mau apa?"

"Caramel coffee, rice bowl beef black paper."

"Oke kak, adalagi?" tanya barista setelah mencatat pesanan mereka.

kala menggeleng. "Gada, Kak."

"Totalnya, seratus ribu, ya."

Bian mengeluarkan selembar ratusan ribu. Ia memberikan kepada barista itu. Setelah itu, ia mengambil struk dan membawa pesan mereka ke meja.

 Setelah itu, ia mengambil struk dan membawa pesan mereka ke meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kala duduk di sana, dengan pikiran yang melayang ke masa lalu. Meski ia duduk bersama Bian, yang terus mengobrol di samping, pikirannya melayang pada kenangan bersama Adam.

Senja itu selalu membawa kenangan dan memori lama antara dirinya dan Adam. Naik perahu, duduk di tepian danau, bersepeda, dan banyak momen di bawah matahari tenggelam yang mereka bagi bersama.

Hujan Di Penghujung Kemarau ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang