14. Heal The Heart

15.7K 1.2K 226
                                    

Ku sedeh ngapa komen di part sebelumnya jadi menurun drastis wei?

huhu

yaudah selamat membaca

**

If your heart is as stupid as your brain, then what to follow?

Lee Na Ra

**

16 January 2020
01.30 PM

Seoul National Hospital, 101 Daehak-ro, Jongno-gu, Seoul

Aku tertidur dalam waktu yang lama, mungkin selama 48 jam penuh karena pengaruh obat bius. Tapi aku masih ingat sakitnya jarum suntik yang menembus permukaan kulitku saat melakukan tes alergi, tajamnya jarum infus yang kesusahan mencari pembuluh venaku, juga dinginnya kamar operasi. Opsi terakhir adalah yang paling mengerikan. Aku memakai pakaian operasi tipis di mana bagian punggungnya terbuka, lalu ditempatkan pada meja besi super dingin yang membuatku mengigil. Entah karena hawa dingin atau karena aku sebenarnya ketakutan setengah mati. Yang terakhir aku ingat adalah... wajah Yoo Yeon Seok yang menatap lurus ke arahku dengan pakaian operasinya yang sudah lengkap. Dia berbisik padaku bahwa semua akan baik-baik saja.

Yeon Seok menepati janjinya, semua baik-baik saja. Operasi berjalan lancar dan aku sudah dipindahkan ke ruang rawat inap sejak kemarin. Yang tidak baik-baik saja adalah.. hatiku. Bagaimana bisa detak jantungku berdentum begini cepat hanya karena saat aku membuka mata ada Yeon Seok yang tengah menungguiku. Pria tersebut tertidur dengan posisi duduk, pasti sangat tidak nyaman.

Aku mengulurkan tangan, mengusap rambutnya. Dia seketika terjaga, membuatku merasa bersalah karena wajahnya nampak begitu lelah.

"Hei

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hei.. kau sudah bangun." Dia tersenyum cerah, mengabaikan kantuk yang menggelayuti matanya. Lalu dengan cekatan memeriksa suhu tubuh, detak jantung dan denyut nadiku. Aku bergerak sedikit, meringis karena bagian perut ke bawah tubuhku terasa sangat nyeri.

"Ini akan sangat sakit selama beberapa hari ke depan. Jangan banyak bergerak dulu ya?"

Aku mengangguk, kerongkonganku kering bukan main. Yeon Seok paham, dia mendekat dan mengelus rambutku.

"Kau harus bersabar. Kau belum boleh makan atau minum apapun sampai kau bisa buang angin."

Aku merengut. Aku sih tidak masalah kalau aku belum bisa makan, karena aku bisa tahan lapar, tapi aku betulan tidak bisa tahan jika tidak minum. Apalagi sudah 2 hari tenggorokanku kering kerontang.

Aku baru akan membuka suara untuk menanggapi Yeon Seok saat ibuku datang dengan wajah bersimbah air mata. Dia lalu memelukku erat, yang membuatku menjerit karena siku ibu tanpa sengaja menyentuh perban, menggarami lukaku yang masih basah.

"Ibu, jangan berlebihan."

"Kau pasti kesakitan." Ibu menimpali dengan penuh drama, menangis tersedu-sedu. "Untung Yeon Seok adalah dokter yang sangat ahli. Ibu tidak bisa membayangkan kalau terjadi apa-apa denganmu dan kau pergi lebih dulu dari ibu. Ibu akan sebatang kara."

The Sugar Baby (Completed - Sequel)Where stories live. Discover now