2. The Sugar Mommy

7.6K 714 83
                                    

17++
Happy reading!
Jangan lupa untuk vote, komen dan share ya 💕💕

**
Aku tidak bisa tidur. Biasanya pekerjaanku adalah membuat para pria tak bisa tidur. Entah karena aku menolak mereka mentah-mentah atau karena aku sengaja menghamburkan pesonaku tanpa berniat terikat pada siapapun. Tapi malam ini aku baru saja kena karma. Pertemuan dengan seorang pria berandal di kelab membuatku tak bisa memejamkan mata hingga pukul 2 pagi.

Aku kehausan dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Ternyata di dapur aku melihat mom dan dad sedang duduk dan memakan ramyun berdua. Mereka terlihat sangat serasi dan akur. Mom dan dad seperti pasangan lain yang tentu saja bertengkar dan berselisih pendapat. Tapi, mereka tak pernah sampai meninggalkan rumah hanya karena sebuah pertengkaran. Paling maksimal, mereka akan berdiam selama beberapa jam sebelum saling minta maaf dan bersikap seolah tak pernah ada pertengkaran.

Selain jadi sugar mommy, cita-citaku adalah punya keluarga seperti mom dan dad. Aku bukan anak kandung mereka. Aku tahu fakta ini saat berusia 8 tahun dan dad lah yang memberitahuku. Dia bilang, tidak masalah aku anak kandung siapa, yang jelas dia dan mom akan tetap menyayangiku layaknya anak mereka. Dad bukan pengobral janji. Dia menepatinya sampai hari ini.

Aku memang tidak terlahir dari rahim mom. Dan mom juga memutuskan untuk tidak memiliki anak setelah berdiskusi dengan dad. Tapi mom selalu menyayangiku melebihi ibu kandung manapun di muka bumi. Mom yang selalu mengajarkan supaya aku jadi pribadi tangguh dan mandiri. Alasan aku bekerja keras dan bisa mencapai posisiku sekarang tanpa campur tangan dad.

Yang belum bisa ku contoh dari mom adalah bagaimana bisa mom menjaga harga diri di depan pria yang dia cintai setengah mati? Menurutku, dalam sebuah hubungan, siapa yang mencintai lebih banyak dia lah yang lebih banyak menderita. Atau karena dad mencintai mom lebih banyak?

"Hei.. ku pikir kau sudah tidur." Mom menyapa, memberiku segelas air putih dingin tanpa aku minta.
"Lain kali mom akan taruh satu botol air dingin di kamarmu, ya? Kau tidak perlu ke dapur pagi buta begini."

"Thanks, Mom."

"Kau belum tidur sama sekali." Dad berujar dengan yakin.
"Apa yang menganggumu?"

"Hanya haus." Aku mencoba berbohong, walaupun gagal total karena dad terlalu mengenalku.
"Oke. Aku baru saja bertemu dengan seorang pria. Dan aku terus memikirkannya."

"Kau menyukainya." Itu mom yang memberikan pendapat. Aku hanya mengangkat bahu, masih tak yakin.
"Baru sebatas tertarik rupanya." Mom mengoreksi.

"Kenapa kalian tidak pernah memaksaku untuk menikah? Atau minimal menyindirku karena aku bahkan belum pernah membawa pria ke rumah."

"Tapi kau membawa pria ke apartemenmu." Dad menyindir, yang membuatku menunduk karena malu. Mereka mungkin orang tua moderat yang memberikan kebebasan pada hidupku. Tapi, bukan berarti mereka lalu acuh dan tak memperdulikan hidupku sama sekali.

"Sophia darling...." Mom duduk di sebelahku, menggeser kursi supaya lebih dekat.
"This is your life. You decide either you want to marry or not. You decide to have a kid or not. We are your parents. But it doesn't mean we have a full control of your life."

"Pada akhirnya, kau lah yang harus bertanggung jawab atas pilihan yang kau buat."
Dad menambahkan dengan bijak, tanpa kesan menggurui.

Kami memang tak bertemu setiap hari. Tapi saat kami bisa menghabiskan waktu bersama, aku bisa mendapatkan quality time dan tak pernah merasa kekurangan kasih sayang.

The Sugar Baby (Completed - Sequel)Where stories live. Discover now