11. The Sugar Mommy

3.2K 342 88
                                    

Guys, semalem itu eror jadi aku posting ulang. Semoga ini bisa kebaca semua partnya ya.
Kalo gak lengkap coba login logout lagi.
Happy reading, ditunggu vote dan komennya 🌸🌸🌸

**
I wish love was perfect as love itself
I wish all my weaknesses could be hidden
I grew a flower that can't be bloomed in a dream that can't come true

I'm so sick of this Fake Love Fake Love Fake Love
I'm so sorry but it's Fake Love Fake Love Fake Love

Fake Love by BTS

**

Aku pikir aku ada pada fase bisa bahagia selamanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku pikir aku ada pada fase bisa bahagia selamanya. Hidup dilimpahi harta, orang tua penyayang, dan sekarang aku punya suami idaman. Harusnya ini adalah definisi bahagia selamanya. Tapi, cerita dongeng betulan memanipulasiku. Pantas saja dulu mom tak pernah membacakan kisah dongeng untukku. Mom bilang bahwa cerita di dalamnya hanyalah hayalan semu, bahwa dunia lebih kejam dari kelihatannya.

Saat itu aku baru berusia 6 tahun, mana paham aku tentang kekejaman dunia? Masalah paling beratku adalah PR Matematika yang membuatku sakit kepala, belum lagi guru ku di sekolah yang merupakan definisi nenek sihir yang jahat.

Sekarang aku sudah tumbuh dewasa. Aku benci sekali untuk mengakui bahwa perkataan mom dulu sangat lah benar. Hidup kian rumit, masalahku kian menggunung. Tadi siang seorang klien baru saja menyemprotku karena ada kekeliruan di rumah yang dia bangun dengan menggunakan jasa arsitek perusahaanku. Ah ya, dad memberiku sebuah perusahaan properti sebagai hadiah pernikahan. Hari pertama dan aku sudah dapat caci maki.

Hal berikutnya yang membuatku ingin mencekik leher sendiri adalah fakta bahwa aku tak menemukan Sean Willis di mana-mana. Dimitri bahkan sudah mengerahkan segala cara dan hasilnya nihil. Aku memang posesif, tapi sikapku berlebihan begini tak lebih karena fakta bahwa suami ku itu buronan yakuza. Hal yang membuatku nyaris tak bisa memejamkan di malam hari.

Jam menunjukkan pukul 4 pagi saat aku mendapatkan sebuah telepon dari nomor yang dirahasiakan. Biasanya aku tak pernah menggubris nomor yang tidak ku kenal. Tapi berhubung Sean menghilang semalaman, aku membuat pengecualian dan mengangkatnya. Di seberang aku mendengar seorang pria dengan suara berat berbicara dengan nada dingin.

"Sophia..." Ini suara Sean, tapi kenapa mendadak dia bertingkah begini? Maksudku, biasanya dia akan memanggilku dengan gaya slengean. Suaranya yang bergetar begini jelas bukan gayanya.
"Aku ada urusan mendadak, mungkin tidak akan kembali dalam waktu dekat."

"Berapa lama?" Tanyaku dengan nada ketakutan. Aku menyalakan speaker di ponsel, berjalan ke arah lemari dan menarik asal sebuah kaus serta celana jin untuk ku kenakan. "Di mana ponselmu? Kenapa pakai nomor baru?"

Aku sengaja mengulur waktu, dan aku mendengar suara ketukan di ponsel. Aku mengambil notepad di meja rias, mencatat ketukan tadi dengan cepat. Itu sebuah kode morse. Sean mengirimiku satu kata yang membuat aliran darahku seolah berhenti di kepala, SOS.

The Sugar Baby (Completed - Sequel)Where stories live. Discover now