22. Berlin

12K 1.1K 166
                                    

Cepat dan tidaknya update tergantung jumlah vote dan komen. Semlekum yok.. jangan jadi siders....

Selamat membaca 😊

**
Semakin banyak kau bahagia, akan semakin banyak kau menderita.

**

Aku dan Sehun tiba di Berlin pada pukul 11 siang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku dan Sehun tiba di Berlin pada pukul 11 siang. Masih menderita jet lag dan kantuk luar biasa setelah penerbangan selama 13 jam. Beruntung bagi mereka yang bisa tidur di kendaraan entah itu mobil, kereta, atau pesawat. Nyatanya aku tidak seberuntung kebanyakan orang, karena aku akan terjaga sepanjang perjalanan, dan merasa lelah luar biasa setelah betulan sampai. Ini sudah kesepuluh kalinya aku menguap. Kini aku bersandar pada lengan Sehun saat mobil yang dikemudikan oleh supir keluarga Oh melaju membelah jalanan Berlin yang lengang. Tadi aku dengar dia memperkenalkan diri dan bernama Mr Dornan, seorang pria British dengan wajah tampan luar biasa. Mr Dornan mengingatkanku pada sosok Christian Grey, idola para wanita penggemar BDSM. Tapi rasa lelahku bahkan jauh lebih banyak daripada keinginan untuk terus memandangi Mr Dornan. Lagipula, aku cari mati jika masih jelalatan sementara Sehun ada di sebelahku.

"Sebentar lagi kita sampai." Ujar Sehun selang 5 menit. Dia memegang segelas Asia Dolce yang tadi kami beli di Starbucks bandara. Biasanya racikan satu ini sangat ampuh mengusir kantukku. Tapi hari ini jadi pengecualian, karena segelas kopi itu malah seperti obat tidur. Mataku kian berat dan aku tidak sabar untuk bertemu dengan kasur.

"Apa tidak bisa kita bertemu dengan ayah dan ibumu nanti malam?" Aku mencoba menawar. "Maksudku, aku jelek sekali sekarang. Rambutku lepek dan wajahku kusam. Aku betulan tidak tidur semalaman."

"Ayah dan Ibu tidak akan mempermasalahkannya."

"Tapi aku masih punya rasa malu, Oh Sehun."

Sehun nampak mendenguskan napas.

"Baiklah. Kita bisa beristirahat di lantai bawah. Kau bisa tidur sampai...." Sehun mengangkat lengannya yang berbalut jam Patek Phillipe, mengerling jahil padaku. "Besok pagi."

"Aku betulan mencintaimu, Oh Sehun." Aku tak tahan untuk tak berteriak, lalu memberikan ciuman bertubi-tubi pada bibir Sehun yang kini terkekeh geli. Mr Dornan di depan hanya tersenyum maklum, paham jika kami hanyalah sepasang muda mudi yang mabuk cinta.

"I'm glad that you finally meet her, Sir." Ujar Mr Dornan dengan suara seseksi David Beckham. Kalau aku belum bertemu dengan Sehun, mungkin harga diriku sudah aku turunkan sampai taraf jongkok untuk merayunya. "I'm glad that you're looking this happy."

"Thanks, Uncle Jam. It's good to see you again."

Aku melihat lirikan mata Mr Dornan dari kaca spion. Matanya berwarna abu-abu terang, dengan rahang tegas yang dipenuhi sisa jambang hasil bercukurnya.

The Sugar Baby (Completed - Sequel)Where stories live. Discover now