2

109 11 2
                                    


Kopi sempurna karena rasa pahitnya
Demikian pula kehidupan
Tak ada salahnya secangkir kopi di pagi hari

***
Acara penyerahan dan pengesahan SK jabatan berjalan lancar, kini Adrian sudah resmi menyandang lencana tugas penyidik. Setelah tiga tahun bekerja keras sebagai penyidik pembantu akhirnya hari ini.

Acara resmi telah selesai, jas dan pakaian formal sudah ditanggalkan. Kini semua orang ikut merayakan keberhasilan Adrian dan beberapa rekan sejawatnya dalam suka cita. Ada beberapa Kepala Divisi yang masih bercengkrama dan berbagi cerita, serta mentransfer ilmunya kepada para penyidik muda yang baru diangkat itu.

"Selamat, Adrian." Kombes Romy Kepala Divisi humas Kepolisian menepuk bahu Adrian sebagai tanda bangga atas pencapaiannya saat ini. "Jangan cepat puas dan berbangga diri, apalagi sampai memiliki sikap sombong." Tambahnya lagi.

"Siap. Laksanakan," sahut Adrian tegas.
Sejak awal memasuki dunia kepolisian, khususnya tim penyidik, Adrian sudah memasang target untuk bisa mencapai posisi sebagai penyidik.

Segala saran dan masukan dari para senior selalu menjadi bahan acuan bagi Adrian untuk mencapai apa yang susah ia target kan. Dan Komisaris Besar Tomy adalah satu orang yang banyak memberi masukan kepada Adrian, hingga kini ia bisa mencapai posisi ini.

Saat sedang membahas hal-hal yang berkaitan dengan tingkat tindakan kriminal yang semakin meningkat, dengan Kombes Tomy dan beberapa petinggi lainnya, seseorang menyentuh perlahan pundak Adrian.
Refleks Adrian menoleh, Suhendi, rekan penyidik pembantu yang akan bekerja di bawah tim pimpinan Adrian menyita atensinya.

Tentu ada hal serius yang terjadi, hingga Suhendi mengambil keputusan menarik Adrian dari perbincangan bersama para petinggi tersebut.

Paham akan urgensi dari maksud Suhendi, Adrian memohon izin kepada Kombes Tomy dan yang lainnya, untuk undur diri dari kelompok diskusi tersebut.

Sebelum Adrian benar-benar undur diri, Kombes Burhan yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Adrian dan Suhendi, menahan gerakan Adrian dengan memegang bahunya.

"Pesta penyambutan yang sesungguhnya baru dimulai, anak muda," ucapnya tegas sambil tersenyum pada beberapa rekannya yang lain.

"Siap. Laksanakan," ucap Adrian tak kalah tegas dari sang atasan, karena ia sudah paham akan makna sesungguhnya dari pesta yang dimaksudkan.
Dengan langkah tegas Adrian meninggalkan ruang perjamuan, diikuti oleh beberapa temannya yang sepertinya juga mendapatkan informasi yang sama dengannya.

***

Begitu sampai di ruangan lain, Adrian dan beberapa rekannya yang juga hadir hampir bersamaan  akhirnya duduk mengelilingi meja berbentuk persegi panjang dengan papan putih proyektor yang terletak di depan salah satu ujung meja tersebut.

Begitu semua posisi sudah terisi, Suhendi maju kedepan dan menyampaikan informasi yang baru saja ia terima dari tim lapangan.

"Lapor, Komandan." Suara Suhendi terdengar lantang di ujung meja menyampaikan laporan.

"Dua puluh lima menit yang lalu, saya menerima laporan dari tim patroli lapangan daerah Halimun Raya, bahwa telah terjadi tindak pidana kriminal yang menyebabkan kematian.
Tempat kejadian  adalah tempat hiburan malam bernama Lotus Pub and Cafe.
Dari informasi awal yang saya terima, berdasarkan kartu identitas yang di temukan pada korban, bisa dipastikan korban bernama Alan Pramoedya.
Usia tiga puluh tujuh tahun.
Penyebab kematian, untuk sementara sebelum diadakan penyelidikan lebih lanjut adalah kehabisan darah akibat tusukan dari pecahan botol minuman keras.
Alamat sesuai kartu identitas adalah Jl. Perintisan, komplek A1-D jalur 5, No. 23. Kota Tua Brawijaya."

CIRCLE OF LOVE Where stories live. Discover now