12

32 4 0
                                    

Bahkan gunung es paling beku sekalipun
Akan mencair karena matahari yang tak lelah untuk selalu terbit dari Timur.

***

"Dasar gadis naif, kau pikir aku benar-benar menginginkanmu, hah! Mana mungkin, yang benar saja," pria metroseksual itu berkata untuk menyakiti harga diri seorang Cherry Yustanagara.
Aroma alkohol menguar kuat dari hembusan nafasnya. Harusnya dia sudah pingsan dengan minuman keras sebanyak itu masuk kedalam tenggorokannya.
Entah sekuat apa toleransi tubuhnya terhadap alkohol, mungkin sebagian cairan yang mengalir di tubuhnya bukanlah darah melainkan anggur merah.

Sambil berjalan terseok pria itu, Alan Pramoedya, mendekat dan memangkas jarak menuju Cherry. Dengan raut wajah meremehkan,  ia meraih dagu wanita muda yang memamerkan wajah angkuh di hadapannya itu.

Saat jarak wajah keduanya hanya beberapa inci, embusan nafas beraroma alkohol pekat meliputi indera penciuman. Pria itu mengeratkan pegangan tangannya di dagu si wanita, lalu mengucapkan kata pamungkasnya, "Aku memegang kartu AS Aliman Yustanagara, Ayahmu. Aku tahu, kau takkan pernah bisa melawan pria tua licik itu," ia mengecup singkat bibir wanita yang dilingkupi oleh rasa benci yang menguar.

*
Cherry menatap wajah tirus wanita yang telah melahirkannya tersebut dengan tatapan nanar.
Wanita yang telah mendidiknya dengan kelembutan dan ketegasan itu kini terlelap setelah menerima obat penahan sakit dengan dosis tinggi.

Bertahun-tahun wanita itu menyimpan penyakitnya sendiri, demi mendampingi suami dan putri satu-satunya yang mampu ia miliki.

Cherry memandang wanita itu dalam diam, ia yang dahulu memiliki segalanya. Kecantikan, kekayaan dari orang tuanya, suami yang begitu memujanya, serta seorang putri yang begitu cantik. Seakan kebahagian dari seluruhnya dunia memayungi setiap hembusan nafasnya. Tapi kini, ia berjuang sendiri melawan penyakit yang disembunyikannya selama ini. Hanya putri semata wayangnya yang mau menghabiskan waktu senggang bersama dirinya.

Cherry yang dahulu tergila-gila pada cerita cinta kedua orang tuanya, kini menjadi sosok yang apatis dengan kata cinta. Setelah penghianatan demi penghianatan yang dilakukan oleh Aliman kepada ibunya.

Apalagi saat Aliman mengambil keputusan menjodohkan Cherry dengan Alan Pramoedya. Hanya demi kesepakatan semata. Semakin rusaklah cinta di hadapan Cherry. Itulah saat penghianatan Aliman melukai Cherry begitu dalam.

Cherry tak habis pikir dengan ibunya, mengapa begitu bodoh sehingga mau tetap bertahan dengan kelakuan Aliman. Jika cinta begitu kuat mengikat hati, mengapa tega menghianati. Wanita yang telah menerima segala kekurangan dan semua keburukannya.
Cherry bersumpah tak akan pernah tunduk dengan kata cinta.

Kehadiran Alan menjadi satu lagi mimpi buruk bagi Cherry. Tentu saja, lelaki yang di jodohkan dengannya itu terkenal sebagai playboy berdasi yang bermain dengan wanita-wanita kelas atas. Sudah menjadi rahasia umum, jika lelaki pemilik Allow manajemen itu adalah pria yang berganti-ganti pasangan hampir setiap harinya.
Bagi Cherry, entah lelaki itu memiliki aroma feromon yang sangat kuat atau para wanita-wanita itu yang terlalu dungu, hingga mau saja menjadi bagian dari koleksi kekasih satu malam lelaki sialan itu.

Mungkin tak semua pria seperti itu, tapi sialnya, semua pria yang ada di hidup Cherry adalah pria berjenis sialan yang memiliki satu kesamaan. Yaitu suka merendahkan wanita.
Cherry yang berjiwa pemberontak, tak segan menampakkan penolakannya terhadap keputusan Aliman yang menjodohkannya.

Jika bukan karena bujukan dan permohonan ibunya, Cherry tak segan mengacaukan acara pesta pertunangannya saat itu. Ia bukanlah tipe wanita yang akan menerima begitu saja keputusan sewenang-wenang yang berhubungan dengan dirinya. Walau ia terlihat begitu polos dan penurut, namun di dalam dirinya terdapat satu jiwa yang penuh pemberontakan. Cherry adalah tipe wanita yang berani berspekulasi dengan pilihan. Ia tak segan melakukan hal-hal yang menurut sebagian orang adalah hal yang di luar nalar. Saat berkuliah di luar negeri Cherry pernah sengaja bertolak ke Belanda hanya untuk menguji adrenalin dengan memanjat Excalibur, yaitu arena panjat tebing dengan tinggi 36,8 meter.

Di balik tampilan polos dan periang nya, Cherry adalah wanita yang senang menaklukkan ketegangan adrenalin.

Cherry tak segan menyiram wajah tunangannya, seminggu setelah acara pertunangan mereka. Itu ia lakukan karena saat makan malam berdua, Alan tanpa malu flirting dengan wanita yang duduk bersebrangan meja dengan mereka di hadapan Cherry tanpa rasa bersalah. Cherry yang sangat membenci penghianatan tak bisa mentolerir sikap Alan. Walaupun pertunangan mereka dilaksanakan  tanpa perasaan, namun bagi Cherry, ia dan Alan berkewajiban menjaga nama baik keluarga mereka. Bukan untuk Alan ataupun Aliman. Cherry bertahan akan perjodohan itu karena ibunya yang sakit, memintanya untuk menurut pada keputusan Aliman.

Dalam benak Cherry, hampir setiap hari ribuan kali ia memikirkan cara membunuh pria sialan yang menjadi tunangannya itu.

*

Tanpa diduga, Alan dikabarkan meninggal saat sedang berenang-senang di sebuah pub.
Tak terkejut, Cherry hanya tersenyum sinis saat menerima kabar itu.

Saat semua spekulasi tentang kematian Alan bertebaran di luaran, Cherry malah sibuk memanjakan dirinya dengan segala macam perawatan kecantikan dan tubuh.

*****

Panggilan sebagai saksi pun di terima oleh Cherry. Dengan muka tegas, ia memenuhi panggilan kantor penyidik untuk kasus kematian Alan, tunangan sialan-nya.

Saat itulah, ia kembali bertemu dengan seseorang yang pernah menjadi cerita indahnya di masa putih abu-abu. Saat Cherry masih begitu mengagumi kisah cinta.

Adrian, pria yang saat ini tengah menginterogasinya. Kini telah berubah di mata Cherry, dari pria lucu, periang  dan humoris telah bertransformasi menjadikannya sosok yang sangat tegas dan tanpa basa basi . Walau sejenak ia seperti terkagum terhadap kehadiran Cherry di pesta tersebut.

*

Sejak pertemuan itu, Cherry tanpa sadar membuat jarak antara ia dan Adrian semakin menipis. Pertemuan-pertemuan di luar jam kerja terjadi begitu saja.
Seakan tak mempedulikan apapun respon dari sekitarnya, mereka beberapa kali bertemu untuk sekedar minum kopi sederhana.

Perlahan Cherry yang membekukan hatinya untuk semua kaum lelaki, akhirnya mulai mencair. Tanpa sadar ia sudah mulai kembali menjadi seorang Cherry Yustanagara, yang periang seperti dahulu. Saat sebelum menerima penghianatan-penghianatan dari Aliman.

*

Pikiran Cherry terbagi setelah mengetahui bahwa Alisha Rose, salah satu daftar wanita satu malam milik Alan. Adalah kakak kandung dari Adrian, lelaki yang saat itu sedang dekat dengannya. Alisha yang menolak untuk membenarkan tentang kebenaran dari hubungan nya dengan Alan, berbeda dengan wanita-wanita lainnya. Yang tanpa malu mengakui hubungan mereka sebagai penghangat kasur milik Alan.

Dan kini wanita itu pun terseret dalam kasus kematian Alan.

"Dasar lelaki sialan, bahkan sejenak setelah kematiannya. Ia tetap menyusahkan ketenangan ku," Cherry merapikan make up nya. "Kenapa si bodoh itu harus meninggalkan semua pernak-pernik pasca kematian, yang pada akhirnya hanya menyusahkan saja."

"Alisha, maafkan aku atas yang akan kau lalui nanti," Cherry berbisik seakan pesan itu akan menjadi sebuah permintaan yang tersampaikan kepada orang yang di maksud.

*****

😌😌😌 1020 akhirnya.
Soulmate Puingpahing maafkan daku baru update sekarang.

CIRCLE OF LOVE Where stories live. Discover now