20° - Defenders 🌔

39 13 0
                                    

"dia harus tau" ucap seonghwa yang berdiri di antara pintu penjaga. Berbalik menampakkan punggung lebar nya di balik jeruji yang mengunci San.

Jika Yui tau, entah apa yang akan terjadi selanjutnya. San merasa gusar terhadap dirinya sendiri, ia ingin berteriak tidak dengan sangat keras. Ingin membela diri bahwa dia hanyalah korban malapraktik orang tuanya. Ingin terus selalu terlihat baik di mata Yui, walau dengan kebohongan yang selama ini melilit relung jantung nya.

Mata itu berbinar-binar, satu bola lampu menyala dengan sinarnya yang perlahan mulai redup. Gemericik hujan dari atas membuat tanah yang ia tempati terasa lebih lembab. Darah mulai berhenti mengalir, tak sepenuhnya kering. Bernoda hitam dan ungu di tempat yang sama. Terhias rapi menandakan dia sedang tidak baik-baik saja.

"Wooyoung, pergilah ke Yui... Aku akan mengurus sisa nya.. apapun yang terjadi tetaplah bungkam, jangan gegabah"

Atas perintahnya, Wooyoung perlahan pergi menjauh. Melewati tubuh tegap Seonghwa, tanpa sebuah perpisahan pasti dengan sahabatnya San. Karena hanya senyuman kecut yang lelaki manis itu berikan kepada San.

Lelaki itu melewati sel demi sel tahanan, menuju lift yang akan membawanya ke atas.  Beberapa kali mengecek jam di saku cadang Coat nya. Cukup lama ia berkunjung, berharap Yui masih ada di ruangan Seonghwa. Gawat jika ada yang mengetahui keberadaan nya. Yui telah lama di beritakan mati, terdengar tidak mungkin jika sosok itu bangkit dari kubur lalu menginjakkan kaki di Pandora.

Langkahnya tak beraturan, namun masih dengan langkah yang panjang, membekas di lantai bersih Pandora. Penjara ruang bawah tanah itu memang terbentuk menjadi sangat kotor, sangat berbeda dari bangunan Pandora sendiri yang berdiri dengan megah di atasnya. Itulah mengapa jarak nya bisa di bilang cukup jauh, melewati puluhan sel, menaiki lift sebanyak tiga kali. Dan sampailah Wooyoung disini.

Ketika pintu tinggi itu ia buka, tak ada satu pun insan yang berdiri di ruangan yang sama dengannya. Ruangan Seonghwa tak sebesar itu, hanya saja terlalu banyak ruas dan beberapa lemari-lemari kayu. Wooyoung  mulai masuk lebih dalam, tanpa menyebut namanya. Siapa tau ada orang lain di dalam ruangan ini yang tidak tau tentang keberadaan Yui, apalagi gadis itu masih hidup setelah di isukan mati.

Yui tertidur di tumpukan bantal, beberapa menimpanya tak karuan. Gadis itu tertidur dengan wajah yang bertabrakan dengan cahaya yang mulai redup di balik ruas jendela. Terlihat menawan, dengan baju se murah itu. Tanpa di sadari, walaupun Yui tak pernah ingin memakai kain-kain mahal. Ia sudah terlihat mewah bahkan dengan baju pengemis sekalipun.

"Hey bangun"

Wooyoung menepuk pelan pundak Yui hingga gadis itu terbangun dengan mata Hazel yang menyala. Mengusap ke dua matanya, mencoba mengenal siapa empu yang berani membangunkan dirinya.

"Wooyoung? Kenapa.."

"Stt.. pertama kita harus pergi" ucapan Yui ia potong. Dengan sekali tarikan Wooyoung membawa Yui, sesekali mengecek kanan dan kiri. Tak ada orang lain selain mereka. Bahkan di lorong depan. Membuatnya semakin mudah mengantarkan Gadis ini ke tempat Aira.

Sedikit aneh, Wooyoung merasa ada yang janggal. Bukankah seharusnya Alex mengirim beberapa penjaga nya untuk langsung membunuh gadis yang tengah ia gandeng tangannya saat ini. Saat itu adalah waktu yang paling tepat bagi Alex untuk langsung membunuh Han Yui anak gadis nya sendiri yang selalu ia benci. Tapi lihatlah, tak ada hal-hal berbahaya yang Yui dapatkan dari awal pertemuan mereka.

Ketika Yui melihat spot Hitam di depan matanya, ia langsung berhenti di anak tangga ke tiga. Wajah nya berkeringat.

"Ada apa?" Tanya Wooyoung

"Terlalu gelap" jawabnya ragu,

Kegelapan adalah ketakutannya yang paling berbahaya, bahkan Yui bisa menjadi sangat-sangat gila jika kau tinggalkan gadis itu di tengah ruangan yang sempit dan gelap.

THE MISTWhere stories live. Discover now