1° - mist 🌑

650 62 10
                                    

Note : di sarankan memakai background hitam

sepenggal cerita dari seseorang yang tak pernah percaya apa itu sebuah rasa dari kepercayaan, cinta. hingga akhirnya rasa kehilangan lah yang membuatnya percaya.

kasih nya baru terasa ketika ia sudah menghilang dan pergi, Han Yui memang terlambat untuk di akui. rasa itu pernah hadir dalam benak lelakinya namun ia menolak untuk mengaku.

hingga di penghujung hari ketika ingatan-ingatan itu memasuki jiwa nya lagi. seseorang yang telah pergi menghilang tak akan pernah ia rasakan lagi hangat tangannya.

San merasakan patah hati untuk kesekian kalinya, tapi ini bukanlah perasaan yang dibalas tepukan sebelah tangan, bukan juga sebuah penolakan. patah hati keduanya adalah ketika dirinya tak sempat mengucapkan kalau ia juga mencintainya.

~Th£ miSt~


hari itu beberapa kejadian kurang mengenakan di alami nona muda ini, dari dirinya yang tak kebagian kelompok, atau bekal makan siangnya terpaksa jatuh karena ulah para pembully, bahkan jaket tebal yang ia pakai telah habis di koyak mereka menjadi dua bagian.

sebegitu di bencikah dirinya?

terkadang ia tak mengerti akan konsep kehidupan dunia ini. dimana sang Seniman akan di pandang rendah jika di sandingkan dengan mereka sang pengagum bilangan. ini bukanlah soal kepintaran, bahkan Albert Einstain pernah berkata

"semua orang itu jenius, tetapi jika anda menilai ikan dari cara ia memanjat pohon,percayalah itu bodoh"

dan para guru itu bodoh karena menganggapnya sebagai anak konglomerat yang tak berguna, hanya karena sebuah angka dari nama yang di sebut peringkat kelas.

hari ini di pertengahan bulan Desember, ketika salju turun dengan lebatnya. tekanan udaranya tak terlalu kuat seperti hari-hari kemarin, udara hari ini jauh lebih manusiawi.

tak banyak orang memperhatikan sekelilingnya lebih dari yang Yui lihat, ia hanya unik, ia terlahir di lingkungan yang salah. kejeniusannya dianggap bodoh dan tak berguna untuk semua orang.

dari deru nafas mu saja Yui tau kau itu seorang pendusta atau penurut yang bodoh. ia sangat suka memperhatikan sesuatu yang menurut beberapa orang itu tak penting. sekali lagi, Yui hanya terlahir berbeda.

di penghujung jalan menuju distrik 9, sebuah telaga besar membeku di antara dua pohon pinus yang mengapitnya. beberapa orang sibuk berselancar, beberapa pasangan saling menggandeng tangan mencoba saling menghangatkan.

"hmm kenapa banyak sekali manusia hari ini"

gadis itu adalah manusia pasif yang memilih untuk membeku di tengah hutan daripada harus bergabung dengan belasan orang di pemandian air panas yang sama.

ia sangat membenci para manusia, walaupun dirinya sendiri adalah spesies yang sama dengan mereka. Yui adalah beruang kutub yang berdiri menjauh dari kawanan anjing laut, ia selalu merasa paling tinggi namun tetap saja keramaian masih menjadi musuh terbesarnya.

belum lama ini ada satu tempat yang selalu ia singgahi, tempat
terpencil seperti sengaja memisahkan diri dari riuh-riuh kota. sebuah hutan dengan intensitas kabut yang bisa membutakan mu kapan saja, tempat itu terlupakan dan terasingkan.

desas-desus dari beberapa orang membuat banyak cerita menyeramkan yang akan selalu membuat buluk kudung mu merinding, sebuah cerita dan dongeng untuk menakuti para anak-anak di kota ini.

ia sangat berterimakasih atas semua orang yang ikut andil serta menyebarkan cerita-cerita bohong itu. Yui menganggap itu bohong, ia teramat sering singgah disini, dan lihat tak ada satupun bagian tubuhnya yang menghilang

orang-orang terkadang suka terlalu berlebihan.

salah satu pagar pembatas rusak, sebuah sela di antara pagar besi yang menjulang 10 meter keatas, seperti membuka jalan untuknya.

jatuh cinta, itulah pandangan pertama yang Yui rasakan ketika berhasil menapakkan satu kaki di tanah ini. ia menyukai udaranya, atmosfer nya, dan yang paling terpenting disini sangatlah hening.

tak ada kegiatan pasti yang ia lakukan, hanya mengagumi karya seni dari sang pencipta. renguhnya pelan, sebuah desiran asing merasuki sela-sela leher. angin disini bersahabat baik dengannya, sambutan mereka cukup sopan dan Yui sangat menyukai hal itu.

sejatinya ia mempunyai kegiatan wajib yang pastinya semua murid harus lakukan, bersekolah. katakanlah Yui di cap anak pemalas, ia memilih menjadi bodoh dari pada harus memaksakan diri di antara orang-orang pintar itu.

keluarganya memilih menyekolahkannya di kawasan elite dengan pendidikan yang memumpuni, sebuah sekolah hukum dan bisnis.

bagaimana mungkin ia harus ke sekolah kalau suasana ini sangat illegal untuk di lewatkan, beberapa kelinci putih melompat membuat sebuah lingkaran.

lucu batinya, mundukkan badan berusaha menggapai tubuh putih yang berbulu itu. sial, kelinci memang hewan hyperaktif lompatan mereka terasa lebih cepat, salju-salju tak menghalanginya untuk terus melompat membentuk kubangan kosong.

gadis itu menyerah, pikirnya percuma. dia antara salju tebal ini, kaki yang ia miliki tak akan pernah bisa segesit mereka.

sebuah lolongan terdengar cukup keras di antara dahan-dahan, beberapa angin menerobos pohon keruing. jika bukan musim dingin, semua yang berada disini terlihat lebih suram. tak ada pohon yang sepenuhnya terlihat sehat. semua pohon terlihat mati, tapi entah mengapa ia merasa merekalah yang memberikan aura kehidupan di hutan yang suram ini.

hanya 20 meter jarak yang berani ia tempuh. Yui mungkin bodoh, tapi gila namanya kalau memilih terus masuk kedalam hutan, bisa-bisa ia kembali menyatu dengan angin sedangkan raganya tertinggal di dalam.

tawanya pecah mengikuti arah kelinci-kelinci itu. hingga sosok hitam muncul tepat di depan dengan tiba-tiba, tubuh nya tersungkur kebelakang. mencoba menjauh dari tangan berlapis kain merah yang berusaha meraihnya.

"aaaaa mau apa kau!!? k-ka-kau ma-mau apa" teriaknya dengan keras

tak ada yang mendengarnya,percuma. hanya mereka yang Nampak di dataran kabut ini, belum sempat teriakan kedua ia lantunkan.

tangan itu berhasil menangkup mulut kecilnya, mencengkram hampir setengah dari wajahnya. mata tajam itu mendekat, deru nafas kasarnya terdengar jelas.

bernada naik turun dengan tempo cepat, terhalang masker hitam yang menutupi setengah dari wajah itu. cengkraman nya turun menuju leher Yui, menyentuhnya dengan intens. dan kembali mencengkram nya lagi, nafas Yui terhalang.

suaranya terputus-putus mencoba menawar harga dengan cara pengampunan, air matanya mulai turun. apakah ini hukuman dari sang pencipta untuknya? atau memang permohonan sang Ibu yang ingin dirinya untuk cepat mati, akan segera terkabul?

yang ia ingat, langit mulai gelap. dan tatapan dari mata tajam itu terlihat seperti tersenyum menunjukan sebuah kemenangan.


















THE MISTWhere stories live. Discover now