4° - Tooth Fairy🌔

153 45 16
                                    

Rumah Yui termasuk tempat mewah yang luas, sekaligus ramai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rumah Yui termasuk tempat mewah yang luas, sekaligus ramai. 3 Kepala keluarga berada disana. Dan ayah Yui yang memimpin semua aset, ia adalah pria yang tegas, berwibawa dan bertanggung jawab. Tampang nya masih rupawan di usia yang sudah menginjak kepala 4, membuatnya sering berselingkuh, seperti memesan beberapa wanita di beberapa bar sudut kota. Yui tau, dan ia tak pernah memberitahukan ke siapa pun. Bahkan ibunya, atau mungkin ibunya tau. Tapi dia terlalu sayang kepada ayahnya, ah mungkin uang ayahnya. Cerai, adalah satu kata yang pasti di hindari nyonya Han, karena ia akan kehilangan segala kemewahan yang selalu dirinya banggakan.

Ramai, hangat, penuh keceriaan. Semua tergambar jelas, semua akan tampak lebih jelas ketika kau memandang keluarga Han. Mereka saling mendukung, saling bergandengan tangan apalagi mencakup urusan harta dan kekuasaan. Yui sangat muak akan hal itu, membuatnya di pandang berbeda. Atau mungkin ada hal lain, sesuatu yang belum ia ketahui.

Yui selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, terkecuali kasih sayang. Bahkan ayahnya seperti enggan menatap manik Yui, sejak kecil bayangan ayah nya hanyalah sebuah kiasan yang hanya bisa ia pijak di tanah. Sedangkan Ibunya adalah wanita anggun, selalu mengangkat dagunya, menatap semua kaum hawa, seperti memberitahu kalau ia adalah madam besar di kota ini. Tak ada hal yang spesial Dimata Yui tentang ibunya, ia selalu merasa tak pernah sedikitpun terhubung dengan wanita itu. Membuatnya ragu apakah  ia benar-benar dilahirkan olehnya. Sejatinya hanya kakak perempuan nya lah yang selalu ibunya banggakan, sedangkan Yui adalah bagian lain dari keluarga Han yang berusaha untuk di tutupi.

Jendela kamar nya terdengar lebih berisik, badai sedang berlangsung di luar. Beberapa dari salju  menghantam jendelanya, membuat bising yang amat keras. Yui sedang bergelut di selimut kuningnya, menatap langit-langit dengan tatapan kosong. Hingga pintu kamar terbuka, pria itu sedang berdiri dengan cambuk merah di tangan kanan.

"ah kumohon tidak lagi" ucap Yui dalam hati

Pria itu datang dan langsung melempar kan satu cambukan ke lengan kanannya, tak ada ampun. Ia masih saja melemparkan satu demi satu cambukan, tanpa satu kata pun, dengan muka datar dan beberapa keringat merembes dari punggung lebarnya.

Yui meringkuk lemah, memandangi beberapa darah mengalir dari punggungnya. Yui sakit, tidak.. bukan punggung. Tapi hatinya. Ia mencoba kuat, mencoba menahan semua tangisan agar tidak berteriak, hanya isakan kecil sudah membuatnya lega. 

"Aku ingatkan lagi kepadamu, aku benar-benar tak peduli... Mau kau bodoh atau pintar! Tapi bisakah kau menghargai biaya yang ku keluarkan untuk sekolah mu! Pikirkan pandangan orang-orang! Tentang si bungsu Han yang selalu pergi di jam-jam sekolah! Camkan itu! Ini peringatan terakhir!"

Bisik Pria itu. Ia berdiri, melemparkan pecut merah di lantai.

"Malam ini, tidurlah di luar. Sebagai hukuman mu"

THE MISTWhere stories live. Discover now