24 ° - The Chairman 🌘

28 4 2
                                    

bukan kah mengerikan ketika orang yang terus mengatakan tentang kehidupan kepadamu ternyata merenggut kehidupan manusia lain? bahkan sahabat mu sendiri.

mata nya terpejam di antara bisikan liar yang terus saja berputar sebuah kemunafikan datang dari ujung bibir, haruskah Yui percaya semua yang di katakan para penjaga penjara? tentang Choi San adalah seorang pembunuh bayaran. perasaan itu mulai timbul dan sekarang ia kembali ragu, sekali lagi ia mengingat perkataan San di kala Grace terendam di dasar danau, itu pilihan dia.

"aku tidak boleh pergi katanya? lucu sekali" Yui sudah sepenuh nya sadar ketika San menangis di samping ranjang, dia hanya ingin terpejam sambil mencoba berpikir jika semua dugaan itu adalah kebohongan.

sial, kenapa aku terlalu menyukainya batin nya setiap saat mencoba menolak perasaan itu. bahkan ketika ia mencoba untuk berhenti memikirkan nya, Yui akan kembali berfantasi tentang kehidupan nya di masa depan dengan tuan Choi. sedikit gila tapi tidak apa-apa.

aroma hangus tercium dari atap rumah yang tak sepenuhnya tertutup rapat, suara gagak di hutan kabut tiba-tiba menghilang bahkan di tengah gerimis kecil aroma api masih belum bisa hilang, perlahan ia merasa takut. matanya terbuka, pupil itu menciut terpantul remang-remang cahaya kamar. berjejer jutaan gagak dari luar jendela menukik saling bertabrakan satu sama lain, pemandangan paling mengerikan yang tak pernah Yui bayangkan. di antara pepohonan yang pernah ia singgahi sekarang telah termakan api, ia tak tau tentang apa yang akan terjadi di esok hari tapi Yui yakin esok adalah ending yang tak akan pernah di inginkan para pembaca. terlalu mengerikan jika di jelaskan.

Yui mencoba untuk berdiri dengan sanggahan tangan di ujung ranjang, dengan satu tarikan nafas tubuh nya mulai berdiri. walau hanya satu langkah rasanya sangat berat, tumit kaki terasa mati rasa. ketika ia berjalan dan mulai bergerak selangkah demi selangkah Wooyoung datang dari arah pintu, berpapasan dengan nya. pria itu terkejut tak kala seorang gadis dengan rambut acak-acakan berdiri di depan nya, jangan lupa dengan kantung mata itu yang sangat sudah sangat menghitam.

"astaga! kau mengagetkan ku" ucap Wooyoung dengan suara lembutnya, namun setelahnya pria itu memeluk Yui dengan erat. Seperti bersyukur ternyata mereka tidak terlambat.

"Mau makan bersama? Tapi apakah kau baik-baik saja?" Tanya Wooyoung

"aku ikut" jawab Yui dengan singkat

Pria Jung itu menuntun nya dengan pelan lalu merengkuh tubuh kurus itu dari belakang,

mencoba menata anak rambut Yui yang berantakan. setelah beberapa langkah kecil yang melelahkan keduanya sampai di meja makan yang tersusun rapi berbagai macam hidangan malam.

tatapan mata San adalah yang pertama mengawasinya bahkan ketika Yui duduk di depan nya, mata itu seperti tak ingin pergi. Choi San tersenyum manis dan merasa lega, Gadis di depan nya kini telah kembali ia tatap dengan keadaan lebih hidup dari sebelumnya.

Wooyoung pergi menuju dapur menyusul Aira dengan botol wine dan beberapa gelas wine.

"jangan minum terlalu banyak.. anggap saja ini kesenangan kita.. kuharap akan ada hari esok" ucap Wooyoung sambil merengkuh punggung tangan wanita nya.

semua berpegangan tangan, mengucap segala syukur dan jika ini malam terakhir, mereka berharap malam ini haruslah menjadi malam terindah.

Wooyoung menuang semua gelas dengan wine, tak terkecuali Yui. sudah sejak lama ia sangat penasaran akan rasa ini, kenapa semua orang sangatlah tergila-gila akan nya, namun ia masih ingin menjadi anak yang baik. Han Yui masih di bawah umur, tentu saja ia hanya memandangi gelas itu, bahkan menyentuh nya saja ia tak mau. Wooyoung terkekeh melihat kelakuan nya, pria itu meletakan satu roti bakar di atas piring putih Yui.

"tidak apa-apa, kau akan selalu menjadi anak yang baik, karena kau anak baik Yui.. lagian aku dan San sudah minum Alkohol sejak di Sekolah Dasar.. iya kan?" ucap Wooyoung dengan kedipan mata untuk Choi San.

sedangkan San hanya berdecih lalu tersenyum menunjukan sebuah cekungan kecil yang mengapit di antara pipi nya. dengan Sweater hitam dan rambut yang basah itu, Yui sangat terpesona akan lelaki di depan nya. sebuah mahakarya terpahat indah, Yui rasa Tuhan sedang dalam perasaan bahagia ketika ia menciptakan Choi satu ini.

ke empat gelas wine berdenting, lalu mereka meneguk nya dengan perlahan. pisau dan garpu membuat irama di atas piring, sepotong daging mereka koyak dan makan dengan kunyahan yang bertahap. tersirat sedikit rasa takut di antara nya namun masing-masing memilih diam dan mencoba menikmati hidangan itu.

~Th£ MiSt~

Ketua Seonghwa berjalan menuju sebuah desa kecil di perbatasan hutan kabut, bersama rombongan nya ia masuk dan di sambut beberapa penduduk yang masih hidup kemudian memilih mengungsi di tempat ini.

Seorang prajurit datang menghampiri nya dengan wajah yang penuh akan emosi yang bercampur, ia menatap Seonghwa dengan air mata yang masih mengalir.

"Setelah nya kita harus apa ketua!?" Tanya nya dengan tegas

"Kumpulkan semua prajurit yang ada, kita akan menghancurkan tembok pembatas, semua sisi pulau harus tertutup kabut... hanya itu yang saat ini bisa kita lalukan" ucap seonghwa kepadanya

Pria tua itu nampak bingung akan perintah ketua nya, namun dengan sigap ia mengumpulkan semua prajurit yang tersisa. Semua Menghadap ke arah Seonghwa, jumlah nya tidak terlalu sedikit dari apa yang ia kira, tidak sia-sia Seonghwa melatih mereka dengan sangat keras.

"HINGGA FAJAR ESOK, SEMUA GERBANG PEMBATAS HARUS HANCUR! KITA HARUS MENUTUPI SELURUH PULAU DENGAN KABUT! INI ADALAH PERINTAH!!" teriak Seonghwa dengan lantang, urat di leher nya tidak pernah berbohong. Kuasa akan teriakan keras itu bisa menggetarkan ribuan prajurit nya.

Tapi semua nampak bingung seperti bertanya kenapa harus dihancurkan? Sudah sangat lama The Village mengangsingkan diri dari daerah yang lain, biaya pembangunan gerbang tidak lah sedikit. Apa harus di hancurkan?

"MAAF KETUA JIKA SAYA LANCANG! TAPI BERI TAU KAMI ALASAN YANG PASTI! KENAPA HARUS KITA HANCURKAN!?" Pertanyaan yang dari tadi ingin di ucap setiap prajurit, diwakilkan oleh salah satunya dengan lantang

"TERLALU PANJANG JIKA DI JELASKAN! KABUT AKAN MELINDUNGI KALIAN DARI WABAH, LALU MENCEGAH WABAH ITU MENULAR BAHKAN JIKA KITA BERDEKATAN DENGAN WARGA YANG TERJANGKIT... HANYA ITU YANG BISA KU SAMPAIKAN, LAKSANAKAN PERINTAH SEKARANG!!"

"SIAP KETUA!!!" teriakan keras dari ribuan prajurit nya yang terkuat menandai jika mereka siap mati malam ini.

Beberapa di antara nya telah siap berbaris di belakang Seonghwa, dengan kuda-kuda yang menahan beban para prajurit. Tak ada kata lelah dalam benak Seonghwa, tidak tidur bukan lah apa-apa baginya bahkan rasa lapar dan haus ia abaikan, karena Seonghwa tau jika penduduk telah memberikan seluruh kepercayaan dan ia harus kepercayaan itu.

"SEMUA MAJU!!!" Teriak nya dengan lantang, hingga ribuan prajurit berkuda mengikuti jejak kuda nya yang melaju kencang menerobos kabut.


Ekspedisi Gerbang 1 dimulai...

THE MISTWhere stories live. Discover now