24. Bentakan

121K 12.3K 7.9K
                                    

3K KOMEN+2K VOTE=UP!

Hai, bubu!😜❤️ Apa kabar? Semangat ya<3

Jaga kesehatan ya, tetap patuhi prokesnya. Stay safe stay healthy!

MAU CEPET UP? GAMPANG, TINGGAL SPAMKOMEN SETIAP PARAGRAF!

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN YAA!

FOLLOW WATTPAD: yesimrnss

AKU BAKAL SPOILER DULUAN DI:
INSTAGRAM : @yesimrnss
TIKTOK : @yesimrnss
PAKE TAGAR #kenzoalgazza #lionageandra

JANGAN LUPA FOLLOW DAN CEK YA😜❤️

JANGAN LUPA FOLLOW DAN CEK YA😜❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ken, lo bisa jemput gue?"

"Gue lagi sama Bia. Maaf."

***

"Ken, lo gak pulang malem ini?"

"Maaf, Na. Bia gak mau ditinggal."

***

"Gue dirumah bunda. Jemput gue bisa kan?"

"Bia dirumah sendirian. Lo pulang sendiri aja."

***

"Ken...please pulang, gue takut petir."

"Bia juga takut petir. Maaf, Na."

***

Perempuan itu semakin terbiasa dengan lelaki itu. Maaf yang selalu keluar dari mulut lelaki itu seperti tidak ada artinya lagi. Lelaki itu yang bilang jika ingin membagi waktu yang adil, tapi nyatanya?

Liona selesai menyiapkan sarapan pagi ini. Perempuan itu tersenyum tipis setelah melihat Kenzo keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi.

"Gue udah buatin sarapan buat lo," ujar Liona.

"Udah jam segini. Gue mau jemput Bia, gue sarapan disana aja," balas Kenzo.

Liona diam. Lalu membuka suaranya, "Ya udah kalo gitu."

Kenzo merogoh dompetnya. Ia menyodorkan uang berwarna merah dimeja. "Pake taksi nanti."

Perempuan itu mengangguk. "Makasih."

"Gue duluan."

Liona menghembuskan napasnya pelan. Ia sudah rela bangun pagi untuk membuat sarapan, tapi makanan itu tidak disentuh sama sekali. Nafsu makannya sudah tidak ada. Ia memilih untuk pergi ke sekolah.

KENZO [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now