46. Ini bukan dia

122K 15K 9.3K
                                    

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA☺️🙏🏻

Hai, bubu!😜❤️ Ss bagian yang kalian suka. Tag di instagram yaa

TINGKATIN VOTE+KOMENNYA YAA!

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN YAA!

FOLLOW WATTPAD: yesimrnss

AKU BAKAL SPOILER DULUAN DI:
INSTAGRAM : @yesimrnss @wp.yesimrnss
TIKTOK @yesimrnss
PAKE TAGAR #kenzoalgazza #lionageandra

JANGAN LUPA FOLLOW DAN CEK YA😜

***

Lagi-lagi Kenzo pulang tengah malam dengan keadaan mabuk. Liona bingung harus menghadapi lelaki itu bagaimana. Ia menghela napasnya panjang.

Bahkan, perempuan itu tidak bisa kembali tidur. Ia gelisah, pikirannya entah kemana, otaknya berisik. Liona hanya duduk di sofa kamarnya. Melihat lelaki itu yang sedang tidur tenang disana.

Andai lo tau. Seberapa sayangnya gue sama lo, Ken.

Ia mengambil boneka gurita, lili. Barang pertama yang pernah lelaki itu berikan. Dengan senyum manis yang terbit dibibir lelaki itu, menggenggam tangannya untuk masuk kedalam toko, menghiburnya dengan boneka itu.

Liona yakin, sangat yakin. Lelaki itu akan kembali seperti dulu. Tapi kapan? Lelaki itu pernah mengatakan. Sejauh apapun gue pergi, lo rumah buat gue pulang, Na.

Ia tidak akan lupa dengan kalimat itu. Ia harus sabar menghadapi lelaki yang sekarang menjadi dingin. Semoga lelaki itu kunjung sadar.

Semoga.

***

"SELAMAT PAGI SEKOLAHKU TERCINTA. I'M COMING."

"BUSET. BANGGA BANGET GUE DATENG SEBELUM JAM TUJUH." Arlan berucap bangga pada dirinya sendiri.

"Berisik lo!" sentak Darren dengan suara yang tidak bersahabat.

Arlan yang sudah siap membalas perkataan sahabatnya itu terhenti. Matanya binar melihat Tere yang akan berjalan melewatinya.

"Duh, my pujaan heart." Lelaki itu menatap Tere.

"Eh, eh! Gue udah cakep belum?" tanyanya pada Darren sambil merapikan rambutnya.

"Gue kan udah bilang. Mau lo mandi tujuh hari tujuh malam pake kembang tujuh rupa juga gak bakal ngerubah muka lo."

"Sialan," umpat Arlan.

Arlan berdeham. "Ehem...Tere...."

"Apaan sih lo! Masih pagi jangan buat emosi." Darren menahan tawanya melihat temannya ditolak mentah-mentah.

"Keknya lo setiap ngobrol sama gue selalu emosi. Emang gue salah apaan sama lo?" tanya Arlan dengan ekspresi wajah mengsedih.

Tere melihat Arlan dengan tatapan tajam. "Pake nanya lagi salahnya apa."

"Lo lupa? Lo ngedate sama gue malah chatan sama cewek-cewek lo di telegram?"

KENZO [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang