39. Kepergian Bia

122K 13.9K 10.3K
                                    

5,8K KOMEN+3,4K VOTE= UP!

Hai, bubu!😜❤️ Up-nya cepet bgt deh

HARUS RAME KAYA CHAPTER KEMARIN😤

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN YAA!

FOLLOW WATTPAD: yesimrnss

AKU BAKAL SPOILER DULUAN DI:
INSTAGRAM : @yesimrnss @wp.yesimrnss
TIKTOK : @yesimrnss
PAKE TAGAR #kenzoalgazza #lionageandra

JANGAN LUPA FOLLOW DAN CEK YA😜

Kenzo, Liona, Darren, dan Arlan berdiri melihat orang tua Bia yang sedang didekat gundukan tanah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenzo, Liona, Darren, dan Arlan berdiri melihat orang tua Bia yang sedang didekat gundukan tanah itu. Mereka menatap gundukan tanah itu penuh luka, mereka hancur ditinggalkan gadis itu secepat ini.

"Maafin mami ya sayang..." Abas mengusap lembut punggung istrinya.

"Mami belum bisa jadi mami yang baik buat Bia."

Beberapa detik kemudian Marga tersenyum. "Kamu udah gak ngerasain sakit lagi ya sayang?"

"Princess? Kamu tenang ya disana. Papi janji bakal ngejagain mami," ujar Abas. "Papi bakal sering-sering jenguk kamu."

"Ayo, mi. Kita pulang ya. Kamu perlu istirahat," ajak Abas. Ia membantu istrinya untuk berdiri.

"Syalom, princess." Marga mengecup nama Sabia diatas gundukan tanah berbentuk salib.

"T-tante." Liona melangkah mendekati Marga. Ia sujud dikaki wanita itu. Marga kaget saat sahabat dari putrinya seperti ini.

"Liona, jangan gini cantik. Ayo berdiri." Marga membantu Liona untuk berdiri. Tapi perempuan itu menolak.

"Maafin liona, tante. Ini salah Lio, Lio yang apus pesan Bia. Coba waktu itu Lio gak egois, pasti Ken dateng lebih cepet. Pasti Bia masih ada disini," ujar Liona menangis dikaki Marga.

Kenzo, Darren, dan Arlan tidak kuat menahan air matanya. Jika waktu bisa diputar. Pasti mereka ingin menghabiskan waktunya dengan gadis itu.

Marga mengangkat tubuh Liona agar berdiri. Ia mengusap pipi Liona yang basah. "Liona, gak ada yang salah disini. Semua udah takdir. Tuhan lebih sayang Bia. Bia udah gak ngerasain sakit lagi sekarang."

Liona menangis. "Lio jahat tante. Lio egois tante. Lio udah jadi penghianat. Liona jahat tante...."

"Ssstt... Jangan nangis. Bia gak suka loh liat sahabatnya nangis. Nanti dia ikut sedih disana." Marga memang tidak ingin kehilangan putrinya. Tapi ini semua sudah takdir.

Pandangan Liona teralih kepada Abas. Ia meraih tangan pria itu. "Om...maafin liona om, maafin liona." Perempuan itu benar-benar merasa bersalah.

Abas melepaskan tangannya dari genggaman Liona. "Ayo kita pulang, Mi."

KENZO [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang