51. Luka dan obat

142K 17.3K 14.4K
                                    

Hai, bubu!😜❤️ Ada yang kangen Kenzo ga?

TINGKATIN LAGI VOTMENTNYA!

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN YAA!

FOLLOW WATTPAD: yesimrnss

AKU BAKAL SPOILER DULUAN DI:
INSTAGRAM : @yesimrnss @wp.yesimrnss
TIKTOK : @yesimrnss
PAKE TAGAR #kenzoalgazza #lionageandra

JANGAN LUPA FOLLOW DAN CEK YA😜

***

Liona tidak bisa tidur malam ini. Ia menegakkan tubuhnya. Ia menyalakan ponselnya, sejak kemarin ia mematikan ponselnya. Banyak pesan dan panggilan tak terjawab dari Kenzo.

Toktoktok

Ketokan dari jendela kamarnya membuat perempuan itu menoleh. Siapa? Bukankah dinding tembok ini tinggi. Ia menyibak selimutnya untuk memastikan siapa yang mengetok jendelanya.

Liona membuka tirai jendela. Ia terkejut saat melihat lelaki itu berdiri didepannya. Lelaki itu memanjat dinding setinggi ini?

Sudut bibir Kenzo tertarik dua centi keatas. "Na?" sapanya.

"Ngapain?"

"Kangen," lirihnya. Liona memalingkan wajahnya mendengar itu.

"Biasanya jam segini lo nungguin gue pulang, Na."

"Pulang, Na. Gue butuh lo," ujar Kenzo dengan tatapan sayu.

Liona masih sangat marah dengan lelaki ini. "Gak. Waktu gue ada buat lo, lo kemana aja?"

Kenzo menghembuskan napasnya pelan. "Maaf. Kasih gue kesempatan buat perbaiki semuanya."

"Gak ada yang perlu di perbaiki. Harusnya dari awal gak ada kita. Kita gak ada."

"Seperti kata lo. Gue terlalu serius buat perjodohan yang sebercanda ini. Status kita gak ada wujudnya. Dari awal kita cuma sama-sama terpaksa."

"Gue tau gue salah, Na." Suara lelaki itu melemah.

"G-gue...gue nyesel."

"Gue minta maaf, Liona."

Liona menelan ludahnya dengan kasar. "Ya. Gue udah maafin lo. Tapi gue gak bisa lupain apa yang udah lo lakuin ke gue."

"Na, gue-"

"Ken, stop!" Perempuan itu meninggikan suaranya. "Mau lo bujuk gue pake cara apapun. Keputusan gue gak bakal berubah."

"Gue sayang lo, Liona!"

***

Hari ini Kenzo meninggalkan jam pelajaran. Buat apa ia dikelas jika pikirannya saja tidak tenang? Ia menyandarkan tubuhnya ditembok gudang belakang sekolah. Ia memejamkan matanya. Mengingat seberapa banyak ia menyakiti Liona.

Gue gak peduli.

Gak usah urusin urusan gue.

Lo mati sekalipun. Gue gak bakal sudi nganter ke pemakaman.

Lo gak ada bedanya sama cewek murahan yang ngerendahin harga dirinya.

Kenzo mengepalkan tangannya kuat mengingat mulut kotornya yang sudah menyakiti hati Liona. Ia meninju dinding tembok itu. Ia sangat menyesal.

KENZO [SUDAH TERBIT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt