BAB 14 : THE RESULT (2)

943 269 50
                                    

Hari ini, di pagi yang cerah tidak ada upacara bendera di hari Senin. Semua murid langsung masuk ke kelas masing-masing. Kecuali anak kelas 10 yang berbaris di koridor lantai dua. Barisan dibagi antara perempuan dan laki-laki. Berbaris sesuai ruangan ujian mereka.

Ujian penentuan kelas diadakan selama tiga hari, dengan setiap kelas berisi dua puluh murid. Nataraja dan Naomi berada di kelas yang sama. Sedangkan Hiro di kelas yang berbeda. Hanya mereka bertiga yang mengikuti ujian penentu kelas di hari pertama.

Dua orang guru, laki-laki dan perempuan berdiri di setiap depan pintu kelas. Sebelum diperbolehkan masuk, semua murid diperiksa oleh kedua guru tersebut. Mereka benar-benar digeledah demi mencegah terjadinya kecurangan dalam ujian. Jika dikatakan aman dan bersih, baru mereka diperbolehkan masuk ke kelas.

Tidak diatur di mana murid harus duduk sesuai absen. Mereka diperbolehkan duduk di manapun, sesuai keinginan masing-masing. Empat meja berderet ke samping, setiap deret ada lima baris ke belakang. Di ruang 01, Nataraja mengambil bangku paling depan bagian ujung kiri dekat pintu, Naomi duduk di baris kedua paling belakang. Sedangkan di ruang 05, Hiro mengambil meja kedua dari belakang, baris keempat.

Dua pengawas ujian masuk ke dalam kelas. Empat CCTV di setiap sudut kelas mulai bergerak merekam setiap murid. Tidak ada suara atau pergerakan yang sia-sia diantara para murid. Mereka duduk rapi dan tenang di bangku mereka, menunggu dibagikan kertas soal dan jawaban.

Hiro memainkan pensil, memutarnya seperti stick drum. Memandangi papan tulis putih di depan yang kotor, terdapat gambar karakter salah satu tokoh kartun dan coretan-coretan lain. Sepertinya kelas ini tidak ditempati dalam jangka waktu tertentu. Dan penjaga sekolah atau cleaning school tidak bertugas mengurusi setiap kelas. Pasti setiap kebersihannya dipegang oleh murid kelas itu sendiri. Karena kelas ini adalah kelas 10 yang belum memiliki penghuni maka tidak ada yang merawat. Hiro melirik ke atas, mengamati setiap CCTV. Bergerak setiap sepuluh detik sekali.

Sebelum kertas dibagikan, salah seorang pengawas memimpin doa. Kemudian barulah kedua pengawas berkeliling membagikan kertas ujian, kertas jawaban serta kertas buram.

"Terima kasih," ucap Hiro disambut senyuman ramah pengawas ketika membagikan kertas-kertas itu.

Hiro memandangi kertas soal, ada seratus soal dari beberapa pelajaran. Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia, Biologi, dan pengetahuan umum. Ia mendapat paket dua.

"Waktunya dua jam. Kerjakan dengan benar, teliti, dan jujur." Salah seorang pengawas laki-laki yang berdiri di depan kelas, menatap semua murid di depannya.

Ujian penentu kelas hari pertama pun dimulai.

Semuanya menunduk. Tangan kanan bergerak memegang pensil, mencoret-coret rumus lalu menyilang kertas jawaban. Tidak ada suara, semua murid sedang mempertaruhkan diri menguras kecerdasan demi sampai ke kelas yang mereka idamkan.

Berada di kelas akhir adalah aib bagi mereka yang mengusung harga diri tinggi.

Keadaan setiap kelas tetap kondusif. Bahkan sampai ujian hari pertama selesai.

Di hari kedua, Arjuna dan Floella menjalani ujian bersama di ruang 04. Tentu saja dengan soal paket yang berbeda. Arjuna mendapat soal ujian paket empat dan Floella mendapat soal ujian paket tiga.

Floella duduk di meja depan paling kanan. Sedangkan Arjuna di sisi sebaliknya, meja depan kiri dekat pintu. Keduanya sibuk mencoret-coret kertas demi mencari jawaban. 

Kaki kanan Floella bergerak dihentakan ke lantai tanpa suara. Beberapa kali tanpa sadar ia menggigiti kukunya. Wajahnya pucat pasi, jantungnya berdebar sangat kencang. Ragu-ragu ia melihat sekeliling, mengamati bagaimana ekspresi teman-temannya yang lain. Ternyata mereka semua sama seperti dirinya. Gugup, kebingungan, dan sulit bernapas.

The King : Battle of Imperium SchoolWhere stories live. Discover now