BAB 23 : THE WILD BATTLE (2)

957 249 57
                                    

a/n

Mengingatkan, kalau baca jangan diskip-skip ya gengs. Tolong baca keseluruhan, dari bab awal sampai akhir termasuk narasinya. Jadi kalian nggak bakal nethink atau nanya-nanya ini ceritanya mirip ini, mirip itu. Ikutin juga aturan yang udah aku sama Kak palupiii07 buat ya, ini udah kita tulis di bab awal.

Cerita ini banyak terinspirasi dari beberapa anime, nggak keseluruhan, cuma beberapa tema dan keseluruhan beda. Dan ini udah kita akui dari awal sebelum BAB Prolog. Kalau menurut kalian plagiat, tolong tegur kita🙏

Dan buat yang belum tau, cerita ini projek collab aku sama Kak palupiii07.




👑👑👑




"Kanya, lo yakin mau ikut?" tanya Mahesa. "Lo juga kalau ketahuan mampus di tangan Nata. Dua kali lipat.”

Kanyasa yang berjalan di depan menoleh ke belakang, menyeringai pada Mahesa. "Aman. Gue nggak bawa hp. Pasti Nata pikir gue ada di apartemen."

"Good girl," sahut Arjuna, entah memuji atau bahkan mengejek.

Hiro yang sedari tadi menyimak obrolan ketiga temannya mengamati sekitar, jalanan gelap hanya diterangi lampu remang-remang yang jaraknya tiap sepuluh meter, itu pun ada beberapa yang mati. Tiap sisi jalan terdapat pohon dan jalanan ini benar-benar kosong. Tapi untuk jaga-jaga, mereka berjalan di tepi jalan, bersembunyi di antara semak dan pepohonan.

"Lo yakin di sini tempatnya?" Mahesa bertanya kembali, memecah keheningan.

Sekitar dua puluh menit sudah mereka keluar dari Imperium, tapi mereka belum menemukan hal yang Arjuna katakan soal battle yang akan terjadi di sekitar sini.

"Yakin. Gue udah denger suara-suara," jawab Arjuna yang memandu jalan di depan, menajamkan pendengaran.

"Gue baru tau cara ngerebut Bidak King bisa pake cara kayak gini," celetuk Kanyasa mengeluarkan isi pikirannya.

"Dengan cara apapun," sahut Hiro. Membuat Kanyasa yang sedang berpikir meluruskan kepala ke arah Hiro yang berjalan di depannya.

"Tumben lo nyaut. Biasanya—" perkataan Kanyasa terpotong oleh suara lain.

"SIALAN LO ANJING!"

Mereka berempat otomatis langsung merendahkan tubuh, berjalan cepat bersembunyi di balik semak-semak. Mereka sampai, tak jauh dari mereka dua kubu saling berhadapan. Dengan benda tumpul seperti balok bambu dan tongkat baseball berada di tangan mereka membuat Kanyasa bergidik sendiri.

"Kata lo, anak-anak Hatairoi pake jaket abu, kan?" tanya Mahesa kembali memastikan.

Semuanya sama memakai topeng, yang membedakan setiap kubu ada ciri khas dari mereka. Pasukan yang berada di arah barat mengenakan kaus pendek hitam sedangkan di arah timur memakai jaket abu.

"Iya. Gue liat anak-anak Hetairoi dua hari lalu di parkiran sekolah, tiga dari mereka pakai jaket abu-abu. Sama kayak pasukan di arah timur." Arjuna menjelaskan seraya menunjuk.

Untuk kesekian kalinya dibuat terkejut, empat orang itu menyaksikan bagaimana sengitnya pertarungan Hetairoi dengan sekolah lain demi Bidak King. Ternyata benar apa yang dikatakan Arjuna, Hetairoi benar-benar melakukannya. Pertarungan liar benar-benar di mulai, di depan mata mereka.

Kedua kubu saling serang. Melayangkan benda tumpul yang mereka bawa ke sembarang arah, yang penting benda itu mengenai lawan. Pertarungan tangan kosong juga terjadi. Saling pukul, saling tendang. Segala teknik bela diri dikeluarkan. Ada pula penyerangan secara pengeroyokan melawan satu orang. Terkesan curang, tetapi dalam pertempuran liar tidak ada peraturan yang terlalu mengikat. Kemenangan diutamakan, bagaimana pun caranya.

The King : Battle of Imperium SchoolWhere stories live. Discover now