BAB 24 : HETAIROI (1)

930 247 86
                                    

Ruangan gelap terasa begitu menenangkan bagi mereka berdua. Jarak pandang seolah tak terganggu oleh lautan gulita yang menghitam, justru semua hal sampai ke sudut terkecil pun terlihat jelas oleh kornea mata.

Beruntung, jendela kamar dibuka lebar hingga lampu-lampu dari jalan bisa meresap ke setiap ruangan kamar apartemen yang lampunya digelapkan. Pendingin AC sengaja tak dinyalakan, terganti oleh semilir angin yang alami dan menyejukkan.

Khail duduk di ujung jendela kamar, menyerong hingga jarak pandangnya berada di antara dalam kamar dan suasana halaman apartemen yang sepi. Asyik membaca novel, sama sekali tak menghiraukan tamunya yang berkunjung selarut ini.

"Selamat, Hetairoi berhasil memperluas wilayah kekuasaan," laki-laki asing yang mengenakan jaket hitam serta celana jeans warna senada berdiri di depan Khail, kehadiran dan bentuk wajahnya tak terlihat lantaran ditelan oleh kegelapan.

Khail membalik halaman novel, melirik sekilas laki-laki yang menjadi tamu ilegalnya. Sebab sebenarnya apartemen Imperium School memiliki jam kunjung dari orang luar hanya sampai jam sembilan malam. Sedangkan si tamu ini masih berada di kamarnya bahkan ketika sudah melewati angka sembilan pada perputaran waktu Indonesia bagian barat.

"Lo berniat menginvasi semua sekolah SMA yang ada di Indonesia?" tanya si tamu ilegal.

Khail mengumbar senyum. "Ide yang menarik," tuturnya tanpa makna yang jelas.

Si tamu ilegal tertawa, menyambut gembira respons dari Khail. "Khail, bukannya ini waktu yang pas buat angkat Zenna jadi ACE? Aneh, sebesar Hetairoi nggak ada yang nempatin posisi ACE. Zenna juga selalu bantu lo dalam banyak hal, kan?"

"Kenapa Themis kayak lo harus ikut campur masalah bangku kosong ACE Hetairoi? Malam ini banyak diadain battle, kan? Lo terlalu nganggur sebagai Themis," Khail memberikan sarkas keras, sekaligus pengusiran yang tersirat dalam kalimatnya.

Meski tetap bersikap tenang dalam keadaan apapun, bukan berarti hatinya benar-benar tenang. Ada ketersinggungan ketika si tamu ilegal mengungkit bangku kosong ACE di dalam kekuasaan Hetairoi.

"Tenang, cuma beberapa battle dan udah ditanganin sama Themis lain. Jadi, iya, gue nganggur. Dan tertarik buat dengar jawaban dari lo tentang bangku kosong ACE di Hetairoi." Di tengah gelapnya kamar yang menghapus keberadaan si tamu ilegal, terlihat samar senyum dari bibirnya.

"Nggak ada bangku kosong di Hetairoi. Begitupun bangku ACE." Khail mengumbar senyum manis pada si tamu ilegal, lagi.

Si tamu ilegal jelas tertawa, begitu menggelikan mendengar jawaban dari Khail. Bertanya bukan berarti tidak mengetahui apapun, terkadang bertanya untuk memancing sesuatu atau untuk dijadikan bahan ejekan bagi pihak yang ditanya.

Si tamu ilegal menunduk, video The Wild Battle berputar jelas di layar ponselnya. Ia tersenyum menyaksikan battle divideokan melalui beberapa drone yang berkeliaran di langit ketika battle berlangsung. Drone-drone yang tersebar di langit tersambung langsung ke ponsel para Themis.

"Menang pertempuran tanpa bertarung," ujar si tamu ilegal. Ia meluruskan pandangan ke arah Khail yang masih asyik membaca. "Lo pasti suka banget novel The Art Of War," tebak si tamu ilegal seraya terkekeh.

Khail menutup novel yang dibacanya, lalu memutar tubuh menghadap si tamu ilegal dengan kedua kaki menjulang ngambang di dinding jendela. "Kapan lo pergi dari kamar apartemen gue?"

"Khail, lo jangan terlalu dingin. Niat gue baik kok. Mau nobar battle sama lo. Biar lo nggak kesepian," si tamu ilegal begitu tidak tahu malunya berkata demikian.

"Makasih niat baik lo." Khail tersenyum.

"Khail, ini junior-junior lo? Mereka ngapain ada di tempat battle?" Si tamu ilegal tertawa, seolah sangat terhibur melihat informasi yang ia dapati—jika murid kelas 10 Imperium School berada di tempat battle. "Jangan bilang ada konflik internal di Imperium? Terus mereka berniat jadi mata-mata, berusaha cari kelemahan rajanya?" tebak si tamu ilegal. "Menarik!" Tawa lepas tak terbendung dari si tamu ilegal, menertawakan dua pasukan di satu kerajaan yang bermusuhan dan saling menjatuhkan.

The King : Battle of Imperium SchoolWhere stories live. Discover now